KPU Tunggu Aksi Polda Lampung

TRIYADI ISWORO KOMISI Pemilihan Umum (KPU) RI menunggu aksi tidak lanjut dari Kepolisian Daerah Lampung terkait laporan kasus suap calon komisioner KPU di Lampung. Lembaga penyelenggara pemilu itu kini sedang menyoroti dan menindaklanjuti kasus itu. Kasus tersebut adalah dugaan mafia yang terstruktur dan transaksi uang pemulus untuk menjadi komisioner penyelenggara pemilu terpilih periode 2019/2024. Bahkan kasus itu melibatkan anggota KPU Lampung berinisial ENF, peserta calon anggota KPU Pesawaran berinisial LP, dan calon anggota Tulangbawang berinisial VYP. Kamis (14/11), KPU RI meminta klarifikasi dari masing-masing pihak terlibat, termasuk pelapor suap, Budiono, akademisi Unila yang juga panitia seleksi calon anggota KPU Lampung. Hadir juga anggota KPU Lampung, ENF; calon anggota KPU Pesawaran, LP; calon anggota KPU Tulangbawang, VYP; dan suaminya, GS. Adapun rombongan KPU RI terdiri atas Komisioner Evi Novida Ginting Manik, Inspektur Sekretariat Jenderal KPU RI Adiwijaya Bakti, dan Wakaro SDM Wahyu Yudi Wijayanti. Evi mengatakan pihaknya melakukan klarifikasi kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan permasalahan seleksi KPU di Lampung. Mereka ingin mendengarkan langsung bukti-bukti yang perlu disampaikan. "Kami juga mengetahui bahwa proses ini sudah disampaikan kepada DKPP dan Polda Lampung. Kami berharap proses ini berjalan dan hasilnya bisa cepat diketahui. Kami menunggu yang dihasilkan dari pemeriksaan di kepolisian dan DKPP," kata Evi di kantor KPU Lampung, kemarin. Menurut dia, KPU RI sudah pasti memberi perhatian khusus terkait masalah seleksi komisioner di Lampung. Apalagi seleksi di kabupaten/kota se-Lampung adalah yang terakhir untuk seluruh Indonesia. "Kami berharap hasil yang terbaik juga dari seleksi ini untuk mendapatkan penyelenggara pemilu yang mempunyai integritas, profesional, jujur, baik, dan benar," kata dia. GS, sebagai pelapor, mengatakan laporannya termotivasi ingin membuktikan kebenaran seleksi anggota KPU bersih. "KPU adalah lembaga yang berintegritas dan akuntabel. Jangan dirusak dengan oknum atau pihak-pihak tertentu sehingga tercoret," ujarnya. Tidak Tahu Salah salah satu terduga suap yang juga calon anggota KPU Pesawaran, LP, mengaku tidak tahu-menahu mengenai persoalan mafia jual beli kursi jabatan penyelenggara pemilu. Terkait video tersebar dan kuitansi serta bukti-bukti yang mengarah kepadanya, dia juga membantah. "Itukan katanya. Saya enggak tau," kata dia, kemarin. Begitu juga anggota KPU Lampung, ENF, membantah ada transaksi jual beli kursi jabatan di KPU. "Saya menyangkal tuduhan tersebut. Saya mendaftar di KPU provinsi dan kabupaten mengikuti semua prosedur dan peraturan perundangan yang ada," ujarnya. (R4) triyadi@lampungpost.co.id

KPU Tunggu Aksi Polda Lampung

Sistem proses seleksi telah dibangun bebas KKN supaya fair dan jujur serta semua prosesnya terbebas dari persoalan merusak integritas.

Dua Pencuri Pakaian Divonis 10 Bulan Penjara

Mendikbud-Mensos Bahas Sinkronisasi Data KIP

Eka Setiawan

Mendikbud-Mensos Bahas Sinkronisasi Data KIP

Jokowi Ingatkan Hilangkan Ego Sektoral

Dishub Bandar Lampung Diguyur Rp2,3 Miliar

Dana ke Desa Fiktif Bisa Ditarik Lagi

Polisi Tangkap Tiga Tersangka Jaringan Narkoba

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 02 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 03 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 04 Juli 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda