FERDI IRWANDA
PUSAT jajanan serbaada (pujasera) di Kampung Wargamakmur Jaya, Kecamatan Banjaragung, Tulangbawang, menjadi lokasi objek wisata baru sekaligus roda penggerak ekonomi masyarakat.
Penggagas pujasera, Asnawi, mengatakan ide membuat pusat kuliner tercetus dari rasa keprihatinannya dengan kondisi ekonomi masyarakat yang lesu, akibat dilanda wabah penyakit yang disebabkan Covid-19 dua tahun lebih belakangan ini.
“Karena pandemi Covid-19 banyak ekonomi masyarakat yang jatuh, terus kami evaluasi muncullah gerakan masyarakat bela beli Indonesia dengan tujuan membangkitkan ekonomi,” kata Asnawi, kepada Lampung Post, Senin (31/1).
Melihat terdapat peluang usaha di taman kampung, dia bersama masyarakat setempat secara swadaya memanfaatkan taman yang berada di sisi samping lapangan sepakbola kampung setempat untuk berjualan makanan.
“Kampung kami punya fasilitas taman, nah itulah yang kami maksimalkan sehingga menjadi daya tarik orang datang menikmati makanan dan memberikan pendapatan bagi yang berdagang,” ujar dia.
Asnawi menambahkan meski belum genap satu bulan dibuka, di pujasera kini telah berdiri sekitar 50 lapak dagangan yang menjajakan kuliner tradisional maupun modern dan oleh-oleh hasil kerajinan warga setempat.
“Dibentuk 16 Januari 2022, dibuka setiap Minggu pagi dengan menyediakan aneka kuliner dan oleh-oleh dari para pedagang warga Kampung Wargamakmur Jaya,” katanya.
“Dibuka setiap Minggu pagi dengan menyediakan aneka kuliner dan oleh-oleh dari para pedagang warga Kampung Wargamakmur Jaya.”
Asnawi bilang terdapat berbagai macam olahan makanan tersedia, di antaranya pecel, nasi uduk, gorengan, getuk, cenil, geblek, dan nasi bakar serta lapak dagangan yang menjual oleh-oleh kerajinan tangan, di antaranya bunga akrilik dan tapis Lampung.
“Kalau untuk harga makanan murah meriah dan mengenyangkan, mulai dari harga Rp2.000—Rp15 ribu,” kata Ketua Indonesian Islamic Busines Forum (IIBF) Tulangbawang.
Menarik Pengunjung
Sementara itu, Kepala Kampung Wargamakmur Jaya, Dewi mengatakan demi mendukung keberadaan pujasera, pihaknya menggelar berbagai kegiatan di lokasi tersebut untuk menarik para pengunjung datang.
“Sebagai bentuk sponsor agar warga berdatangan kesana, kami menggelar event tari cilik tradisional Bali, Minggu kemarin. Pernah juga kami adakan senam pagi bersama ibu-ibu dan anak-anak, sehingga lokasi menjadi ramai, dengan begitu dagangan masyarakat bisa habis terjual,” ujar Dewi.
Dia juga mengimbau para pedagang dan pengunjung pujasera selalu menaati dan menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19, sehingga keberadaan pusat jajanan itu tidak menjadi klaster baru dalam penyebaran wabah penyakit.
“Kami pun selalu meminta baik pedagang maupun pengunjung untuk tetap menerapkan prokes, jangan sampai keberadaan pujasera justru tempat menularkan penyakit,” katanya. (D2)