RAEZA HANDANNY AGUSTIRA
KAMPUNG Varia Agung Kecamatan Seputihmataram, Lampung Tengah membangun lapangan futsal, voli, tujuh titik gorong-gorong serta talut sepanjang 1.000 meter bersumber dari Dana Desa (DD) Tahun 2021.
Kepala Kampung Varia Agung, Sudi mengatakan keberadaan lapangan fustsal diharapkan dapat menghasilkan pemasukan bagi pemuda dan kampung setempat, usai dibangun pagar keliling di lapangan setempat.
“Untuk lapangan futsal dan voli menghabiskan anggaran Rp100 juta lebih. Target saya kedepan, ada semacam pemberdayaan dan pendapatan dari sewa lapangan itu. Nantinya akan saya jadikan pemasukan untuk kampung, kalau sudah di pagar keliling akan saya serahkan kepada pemuda supaya dikelola mereka,” kata Sudi kepada Lampung Post, Rabu (9/3).
Selain itu, pihaknya juga membangun gorong-gorong yang ada di dusun lima dan tujuh, serta talut sepanjang 1.000 meter di dusun satu yang diperuntukkan bagi masyarakat yang memelihara sapi, agar lebih memudahkan membuang limbah kotoran sapi.
“Kita juga bangun gorong-gorong dan talut, prioritasnya untuk mengeluarkan hasil pertanian supaya lebih mudah dan lancar, dan untuk talut, karena di dusun satu rata-rata warga disitu sebagai peternak sapi, agar limbahnya tidak mengendap,” ujar dia.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat supaya bisa merawat infrastruktur yang telah dibangun oleh pemerintah kampung, karena memang peruntukannya diprioritaskan bagi masyarakat.
“Saya harap masyarakat juga turut serta merawat hasil pembangunan yang ada di kampung, supaya bisa awet. Karena target pembangunan kami, agar kedepan tidak ada pembangunan yang sama, jadi kualitas kami utamakan juga, supaya pembangunan dapat merata,” katanya.
Bangun Jalan Beton
Sebelumnya diberitakan Lampung Post, Aparatur Kampung Haji Pemanggilan Kecamatan Anak Tuha, Lamteng, membangun satu kilometer jalan rigid beton dan satu kilometer galian siring serta empat titik gorong-gorong melalui alokasi DD dengan total serapan anggaran mencapai Rp 600 juta.
Kepala Kampung Haji Pemanggilan, Jahri Efendi menerangkan bahwa untuk rigid beton sepanjang satu kilometer dengan lebar tiga meter itu dibangun di dusun 1 sampai 11. Hal tersebut dilakukan agar infrastruktur yang dibangun dapat bertahan lama.
“Selama ini, baru kali ini di Kampung Haji Pemanggilan jalannya dibangun rigid. Pertimbangan kami, kalau hanya dibangun lapen menggunakan aspal siram seminggu saja sudah rusak. Kalau rigid beton ini, 10 tahun kedepan belum tentu rusak. Kami utamakan kualitas, di jalan itu sebelumnya hanya onderlag saja,” kata Jahri.
“Target saya kedepan, ada semacam pemberdayaan dan pendapatan dari sewa lapangan itu.”
Selain itu, DD juga digunakan untuk membangun galian siring sepanjang satu kilometer di dusun lima, kampung setempat. Tak hanya itu, empat titik gorong-gorong juga telah terpasang supaya aliran air siring tidak tersumbat.
“Ada juga galian siring, pertimbangan kami supaya pada saat musim hujan seperti sekarang ini, tidak menyulitkan masyarakat. Karena jika tidak dilakukan penggalian, luapan air hujan dapat menggenangi pelataran rumah warga, sehingga dapat menyebabkan DBD. Untuk total semua anggaran yang dalam pembangunan fisik tahun lalu kurang lebih Rp 600 juta,” ujar dia.
Jahri menambahkan, masyarakat kampung setempat diminta untuk dapat menjaga dan merawat fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah kampung, supaya fungsinya dapat terus dirasakan dan bermanfaat. (D2)
raeza@lampungpost.co.id