Stok Bahan Pokok Aman

TRIYADI ISWORO PEMERINTAH meminta masyarakat Indonesia untuk tidak ketakutan yang berlebihan terkait kasus corona. Apalagi disebutkan kebutuhan pangan, stok yang tersedia aman, bahkan hingga beberapa bulan ke depan. Untuk virus corona masih negatif. Tapi untuk pemeriksaan lebih lanjut, pasien kami rujuk ke RSUD Sukadana. "Sebelas pangan dasar sampai dengan Mei akan aman. Satgas pangan pun sedang kerja di lapangan untuk mengawasi," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) di Bogor, Selasa (3/3). Dia mengimbau agar masyarakat tidak perlu melakukan tindakan pembelian atau melakukan penimbunan bahan pangan. "Ketakutan itu lebih menjadi momok lebih berbahaya dari penyakitnya itu sendiri, menurut pemikiran saya. Harus dihadapi," ujarnya. Hal yang sama juga dikatakan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. Dia meminta masyarakat Lampung jangan panic buying alias aksi membeli barang dalam jumlah besar sebagai antisipasi masyarakat ketika wabah atau bencana sedang terjadi. "Masyarakat Lampung jangan panik. Insya Allah Lampung aman," kata Arinal. Sementara di Lampung Timur, DPRD setempat meminta dinas terkait untuk memperketat pengawasan terhadap buruh migran atau tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Pengawasan ketat, apalagi terhadap TKI yang akan habis kontrak kerjanya harus dilakukan untuk antisipasi sebelum kepulangannya. Anggota DPRD Lamtim dari Fraksi Partai Demokrat Mursalin menjelaskan warga Kabupaten Lamtim yang bekerja sebagai TKI di luar negeri jumlahnya mencapai 1.144 orang. Dari 1.144 orang TKI tersebut, kata dia, tentu tidak menutup kemungkinan ada yang segera habis kontrak kerjanya dan akan pulang ke Tanah Air. "Misalnya dengan mendapatkan informasi lebih dalam dari pihak berwenang mengenai status kesehatan para TKI yang habis kontrak dan akan segera kembali ke Tanah Air,” kata Mursalin, Rabu (4/3). Tangani Cepat Pada bagian lain, Puskesmas Way Jepara, Lampung Timur, tengah merawat secara intensif Far (21), warga setempat yang baru pulang dari kuliah di Guangzi. Pasalnya, dia mengeluhkan kepada petugas medis bahwa kurang sehat dan menderita batuk. Setelah diuji darah dan didiagnosa, mahasiswa itu menderita penyakit TBC dan gejala demam berdarah (DBD). "Untuk virus corona masih negatif. Tapi untuk pemeriksaan lebih lanjut, pasien kami rujuk ke RSUD Sukadana," ujar Kepala Puskesmas Way Jepara Munawar, kemarin. Direktur RSUD Sukadana Wayan Widyana mengatakan mahasiswa itu menderita TBC dan gejala DBD. Namun, pihaknya mewaspadai serangan corona, sehingga kini sedang koordinasi dengan salah satu rumah sakit di Bandar Lampung. "Untuk mendeteksi apakah pasien terjangkit virus corona atau tidak, kami sedang koordinasi dengan rumah sakit di Bandar Lampung. Karena saat ini kita belum punya alat deteksi virus corona," katanya. (JON/DIN/R4) triyadi@lampungpost.co.id

Pemerintah mengawasi ketat kepulangan buruh migran, terutama dari Tiongkok, terkait kesehatan badannya.

Kenakalan Remaja Berdampak pada Prestasi

Ukuran Huntap Korban Tsunami Mesti Sama

effran

Ukuran Huntap Korban Tsunami Mesti Sama

Chandra-Pemprov Sumbang 300 Kantong Darah

Waspada Hama Wereng di Palas

Gorong-gorong Ambles Ditanam Pisang

Honda Merek Favorit di OLX

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

Pendaftar Jalur SNBP Itera dan Unila Terus Bertambah

Perhotelan Turun hingga 50 Persen Akibat Efisiensi Anggaran

Panitia Universitas Tak Bisa Tangani Kasus Gagal PDSS

Efisiensi Anggaran ke Daerah Berlaku untuk DAK dan DAU

Eva Dwiana Resmikan JPO Milenial

Optimalkan Ekonomi Biru dan Hijau untuk Tingkatkan Kebijakan Fiskal

Penanganan Korupsi Berlanjut

Awasi Kebijakan Harga Singkong di Lapangan

POPULAR POST

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 30 Mei 2025

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 04 Juni 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 05 Juni 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda