DENI ZULNIYADI
DINAS Kesehatan Sumatera Selatan meminta masyarakat waspada terhadap penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selama Januari dan Februari karena termasuk periode puncak kasus.
Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes Sumsel Muyono, Kamis, mengatakan kasus DBD di Sumsel cenderung meningkat pada saat puncak musim hujan yang biasa terjadi di awal tahun seperti data dua tahun terakhir. “Pada 2020 kasus DBD Sumsel periode Januari—Februari terdapat 1.154 kasus dan pada 2019 ada 1.314 kasus, keduanya paling tinggi dari bulan-bulan lain,” kata dia.
Ada pergeseran tren kasus DBD selama Covid-19, biasanya usia anak-anak mendominasi tapi sekarang usia 15—44 tahun lebih dominan.
Menurut dia, kewaspadaan DBD pada Januari—Februari 2021 harus ditingkatkan karena potensi perkembangan nyamuk menjadi lebih banyak akibat musim hujan yang diprediksi lebih basah dari musim hujan sebelumnya.
Masyarakat harus memastikan lingkungan tempat tinggal tidak terdapat benda-benda yang dapat menampung air lalu menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti.
Beri Keuntungan
Namun, di sisi lain kondisi Covid-19 memberikan keuntungan tersendiri karena anak usia 5—14 tahun yang cenderung menyumbang kasus terbanyak saat ini pergerakannya lebih pasif akibat pembatasan kegiatan sekolah. Mobilitas orang juga mempengaruhi kejadian DBD, kata dia. “Ada pergeseran tren kasus DBD selama Covid-19, biasanya usia anak-anak mendominasi tapi sekarang usia 15—44 tahun lebih dominan,” kata dia.
Sementara data kasus DBD di Sumsel pada 2020 mencapai 2.311 kasus dengan tiga kasus meninggal dunia, tercatat turun dibandingkan 2019 dengan 2.799 kasus serta 16 kasus meninggal dunia.
Penurunan kasus disebabkan kondisi pandemi yang meminimalisasi pergerakan orang serta didorong meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), sehingga ia berharap kasus DBD pada 2021 juga menurun. (ANT/D1) deni@lampungpost.co.id