Habitat Rusak, Populasi Badak Terancam

YUSMART DWI SAPUTRA POPULASI badak sumatera amat minim, kurang dari 100 ekor. Keberadaan badak sumatera saat ini sulit ditemukan di hutan Sumatera. Populasi badak terus berkurang karena habitatnya rusak. "Habitatnya dirusak oleh oknum manusia yang tidak bertanggung jawab," ujar Ketua Pelaksana Pekan Konservasi Sumber Daya Alam (PKSDA) XXII Himpunan Mahasiswa Biologi FMIPA Unila, Bagus Susilo Putra, Senin (7/5). Makanan badak sumatera di antaranya pohon nangka dan ara lebar. Menurut dia, badak lebih sulit ditemui di hutan Sumatera dibanding gajah. Untuk mengantisipasi kepunahan badak sumatera, ia mengimbau masyarakat untuk menjaga dan melestarikan satwa bersama-sama. Salah satunya dengan menanam pakan badak berupa pohon nangka dan ara lebar. “Karena makanan badak sumatera di antaranya pohon nangka dan ara lebar, pada PKSDA XII ini kami menanam jenis tumbuhan itu," kata Bagus. Penanaman dilaksanakan di Taman Nasional Way Kambas pada akhir pekan lalu. Sekretaris Jurusan Biologi, M Kanedi, meminta masyarakat turut menjaga lingkungan dan habitat badak. Melestarikan badak sumatera tidak sekadar memahami tentang teori konservasi. Pelestarian meliputi upaya nyata turut menjaga alam dan lingkungan. "Itulah yang ditanamkan melalui kegiatan ini,” kata dia. Sangat Kritis Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Dahono Adji menyebut populasi badak sangat kritis. Selain habitat yang terganggu, faktor lain pendorong minimnya populasi adalah badak sulit berkembang biak. "Ternyata badak itu tidak mudah melahirkan, seperti harimau. Harimau lebih mudah berkembang biak," ujar Bambang. Ketua Forum Badak Sumatera, Noviar Andayani, mengatakan untuk mengatasi kepunahan badak sumatera perlu ada campur tangan manusia secara aktif, di antaranya dengan pembentukan konsorsium konservasi badak atau tim badak. Noviar berharap masyarakat menjadi bagian dari penyelamatan badak agar tidak punah. Caranya dengan menjamin hutan tropis di Sumatera bisa menjadi rumah yang aman bagi badak sumatera. "Itu harus menjadi misi kita semua. Mengapa harus badak? Sebab kondisi kedua badak baik Jawa maupun Sumatera itu merefleksikan kegagalan kita sebagai manusia dalam melestarikan alam semesta," ujarnya. Jika hal itu gagal, sama dengan manusia tidak berhasil menyelamatkan alam dan kehidupan. Salah satu keistimewaan badak adalah buangannya ampuh menumbuhkan tumbuhan atau pepohonan dengan sendirinya. (MTVN/S2) yusmart@lampungpost.co.id

Habitat Rusak, Populasi Badak Terancam

Selain habitat yang terganggu, faktor lain pendorong minimnya populasi adalah badak sulit berkembang biak.

Melindungi Anak dari Pelecehan Seksual

Kapolda Minta CFD Jangan Dijadikan Ajang Politik

Delima Natalia Napitupulu

Kapolda Minta CFD Jangan Dijadikan Ajang Politik

Bermain Mengembangkan Motorik Anak

Rangga Juara Mewarnai Pemandangan

Hotel Andalas Buka Clary's Cafe

Proteksionisme dan Perang Dagang Ancaman Ekonomi Dunia

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 10 Desember 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 15 Desember 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 11 Desember 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 12 Desember 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi