Pandemi Momentum Kebangkitan Pendidikan

MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengatakan kegiatan pembelajaran jarak jauh, khususnya berbasis teknologi, yang dilakukan selama pandemi Covid-19 telah membuka mata masyarakat akan tantangan dan potensi pembelajaran dengan metode tersebut. Menurutnya, meski tidak dapat menggantikan pembelajaran tatap muka, pembelajaran daring juga memberikan manfaat tersendiri. “Oleh karena itu, ke depan kita akan terus mengembangkan sistem pembelajaran dengan teknologi sebagai pelengkap bagi pembelajaran tatap muka setelah pandemi. Negara-negara maju telah melakukan itu dan Indonesia tidak boleh ketinggalan,” kata Nadiem dalam Webinar Nasional Indonesia Bangkit, Rabu (22/7). Nadiem menuturkan pandemi Covid-19 perlu dimanfaatkan dengan baik agar dapat menjadi momentum untuk melakukan lompatan bagi sektor pendidikan di Indonesia. “Pandemi ini ibarat ledakan yang dapat menjadi momentum bagi kebangkitan pendidikan di Indonesia,” ujarnya. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud Iwan Syahril menuturkan setidaknya terdapat empat hal positif yang terjadi selama masa pandemi. Pertama, yakni masyarakat mulai memiliki mental nyaman dengan ketidaknyamanan. Sikap ini dapat melahirkan budaya inovasi, yakni terbiasa mencari solusi di tengah masalah yang dihadapi. “Dalam sebuah budaya inovasi, nyaman dalam ketidaknyamanan adalah satu hal yang penting, adalah syarat untuk bisa menjadikan inovasi sebagai sebuah budaya inovasi artinya bereksperimentasi dengan ide-ide baru secara berkelanjutan,” ujarnya. Selanjutnya, pandemi Covid-19 juga mampu menumbuhkan sikap pembelajar. Hal ini tampak dari besarnya animo masyarakat untuk mengikuti seminar-seminar yang digelar secara daring untuk menambah pengetahuan mereka. “Ini adalah hal yang sangat baik, guru berjejaring dengan komunitas untuk terus belajar dan kemauan adalah hal yang sangat penting. Kita lihat kemauan yang sangat besar dalam ekosistem pendidikan kita. Ini perubahan pola pikir kedua yang terjadi pada masa Covid-19,” ujarnya. Ketiga yakni pembelajaran makin berorientasi pada anak. Pandemi covid-19 membuat para guru harus menghadapi karakteristik dan kondisi yang berbeda-beda pada setiap muridnya, sehingga mereka juga berupaya membuat kegiatan pembelajaran terjangkau dan dapat diterima semua murid. Terakhir, kecemasan terhadap teknologi makin menurun dengan adanya pandemi yang memaksa masyarakat memanfaatkan teknologi dalam kegiatan sehari-hari. (MI/S1)

Pandemi Momentum Kebangkitan Pendidikan

Bikin Gaduh, MUI Minta Aparat Usut Meme Klepon

Menag Minta Umat Patuhi Protokol Kesehatan

Eka Setiawan

Menag Minta Umat Patuhi Protokol Kesehatan

Kas KPU Bandar Lampung Kian Menipis

Dermaga Canti yang Menanti untuk Diperbaiki

Tokoh Masyarakat Minta Tugu Kinetik Ditinjau

Petani Lampura Tidak Terapkan Profesionalisme

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

Pendaftar Jalur SNBP Itera dan Unila Terus Bertambah

Perhotelan Turun hingga 50 Persen Akibat Efisiensi Anggaran

Panitia Universitas Tak Bisa Tangani Kasus Gagal PDSS

Efisiensi Anggaran ke Daerah Berlaku untuk DAK dan DAU

Eva Dwiana Resmikan JPO Milenial

Optimalkan Ekonomi Biru dan Hijau untuk Tingkatkan Kebijakan Fiskal

Penanganan Korupsi Berlanjut

Awasi Kebijakan Harga Singkong di Lapangan

Capaian Pengamanan Lampung dan Sinergi Pusat-Daerah

POPULAR POST

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 30 Mei 2025

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 04 Juni 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 02 Juni 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda