INSTITUT Teknologi Sumatra (Itera) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian RI membangun kebun buah di lahan 20 hektare di kawasan kampus Itera. Kebun buah Itera tersebut telah ditanami aneka pohon, mulai dari jambu, alpukat, mangga, pisang, nanas, durian, jeruk, manggis, dan buah naga.
“Luas lahan Itera ini ada 275 ha. Dari luas lahan itu, untuk kebun raya Itera seluas 75 ha, dan untuk kebun buah Itera sekitar 20 ha,” kata Ketua Tim Kebun Buah Itera Endo Pebri Dani Putra (28) kepada Lampung Post saat meninjau kebun buah Itera, Lampung Selatan, Rabu, 29 September 2021.
Di kebun buah yang berada di belakang kampus Itera, yang mengarah ke Selatan tersebut, sampai saat ini sudah ditanami ribuan aneka pohon buah. “Ada 5.000-an pohon jeruk, manggis 250 batang, pisang 470 pohon, jambu biji dan kristal ada 500 batang, dan buah naga ada 250 batang. Dari 20 hektare luas kebun buah ini, seluas 13 hektare ditanami pohon jeruk,” kata dosen Program Studi Teknologi Industri Pertanian itu.
Berdasarkan peninjauan langsung di lokasi kebun buah Itera, ada sejumlah pohon yang sudah terlihat buahnya, seperti jambu kristal. “Semuanya belum ada yang dipanen, tetapi sudah ada yang mulai belajar berbuah, seperti jambu kristal, buah naga, dan nanas baru keluar bunganya. Kemudian, kami juga sedang mengembangkan buah anggur karena budi daya anggur belum banyak di Indonesia,” ujarnya.
Menurut dia, memang saat ini belum melakukan pemanenan buah di kebun buah tersebut, walaupun sudah ada pohon yang mulai belajar berbuah. Selain itu, keberadaan kebun buah ini pun masih terbilang baru.
Ia menerangkan inisiasi keberadaan kebun buah ini baru muncul di akhir 2020, seperti perencanaan, konsep, pengadaan bibit, dan menyiapkan tenaga kerja. Kemudian, di awal 2021 mulai dilakukan penanaman.
“Jadi dari awal tahun sampai sekarang, kebun buah ini masih dalam tahap pemeliharaan. Namun, sudah ada yang belajar berbuah, tetapi belum bisa dibilang panen, bisa dibilang buah perdana,” kata dia.
Dalam segi pemeliharaan, terutama pembibitan sebagian besar dibantu oleh balai benih yang ada di Kementerian Pertanian. Pada akhir 2020, mendapat bantuan bibit durian, jeruk, dan mangga dari balai benih. Kemudian, di awal 2021, mendapat bantuan bibit jeruk dan manggis dari Kementerian Pertanian melalui Dirjen Hortikultura dan Direktorat Pemasaran Hasil Pertanian melalui program Gerakan Tanam.
“Dapat bantuan 5.000 bibit jeruk dan 250 manggis, makanya kenapa lahan jeruk kita luas karena ada bantuan itu tadi,” ujar dia.
Kemudian sisanya, pihaknya melakukan pembelian bibit buah di pusat benih di Pekalongan, Lampung Timur. Selanjutnya mengenai pemupukan, kebun buah Itera sebagian besar menggunakan pupuk organik. Namun, ada juga yang menggunakan pestisida dalam jumlah kecil untuk mengurangi kerusakan lingkungan.
“Kemudian, tenaga kerja semua dari Itera yang dibiayai oleh Itera, dan tenaga kerja dari masyarakat sekitar, kita memberdayakan masyarakat sekitar,” ujarnya.
“Dalam hal pemeliharaan, kita juga bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung, seperti penanganan hama dan teknik budi daya yang bagus,” kata dia.
Agroeduwisata
Walaupun keberadaan kebun buah ini masih dalam tahap pemeliharaan dan belum bisa dipanen secara besar-besaran, ke depan keberadaan kebun buah ini menjadi agroeduwisata. Endo menjelaskan keberadaan kebun buah ini harapannya bisa digunakan untuk penelitian dan pendidikan bagi beberapa program studi, seperti teknologi industri pertanian, teknologi pangan, farmasi, dan biologi.
Selain sebagai ajang pendidikan dan penelitian, kebun buah ini pun bisa dijadikan agroeduwisata, yakni wilayah pertanian yang bisa dijadikan sebagai tempat wisata dan juga sarana edukasi atau pendidikan. “Agroeduwisata, jadi pertanian yang kami manfaatkan sebagai sarana edukasi dan wisata, di kebun buah ini. Ini (agroeduwisata) yang kami harapkan di masa depan walaupun saat ini belum terealisasi,” kata dosen lulusan Universitas Andalas Padang itu.
Ia menambahkan kebun buah Itera ini dibagi menjadi dua kawasan, yaitu kawasan edukasi dan kawasan produksi. Kawasan edukasi terdapat beberapa jenis buah dengan berbagai komoditas atau varietas. Misalnya, edukasi mengenai buah mangga yang ada beberapa varietas, seperti mangga harum-manis. Selain itu, sebagai sarana pendidikan dan penelitian bagi dosen, mahasiswa, ataupun pihak luar.
“Nanti ada tanaman-tanaman unggulan Sumatra, itu rencananya. Ketika orang datang ke Itera, ternyata buah unggulan Sumatra ada di Itera, di situ edukasinya. Ketika orang datang ke Lampung, buah dari Sumatra Barat ada di Itera, buah dari Sumatra Utara ada di Itera. Arah edukasi itu ke depannya,” ujar dia.
Adapun kawasan produksi adalah kawasan yang memang difokuskan untuk lahan produksi atau penanaman. “Kawasan produksi, kami tanam, kami harapkan berproduksi dan mempunyai nilai ekonomis,” kata dia.
Kebun buah yang tengah dikembangkan oleh Itera akan dijadikan proyek percontohan pengembangan agroeduwisata oleh Kementerian Pertanian.
Endo menjelaskan saat pendirian kebun buah Itera ini, pihaknya langsung berkoordinasi ke Kementerian Pertanian bahkan ke Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian. “Supaya berjalan baik, kami bergandengan bersama antara Itera, Kementerian Pertanian, dan DPR RI,” ujarnya.
Forest Campus
Selain menjadi kawasan agroeduwisata, kebun buah ini juga mendukung visi Itera menjadi forest campus atau kampus berwawasan hutan. Menurut Endo, Itera memiliki tagline “Smart, Friendly, dan Forest Campus.”
“Forest campus ini adalah untuk penghijauan, kami mendukung terjadinya forest campus di Itera dengan adanya hutan buah (kebun buah),” kata Endo, yang sudah empat tahun menjadi dosen di Itera.
Wakil Rektor Nonakademik Itera, Sukrasno, mengapresiasi adanya kebun buah yang bisa menciptakan forest campus di Itera. Menurut dia, keberadaan tumbuhan, termasuk sejumlah pohon atau batang buah yang ada di kebun buah Itera, sangat bermanfaat bagi lingkungan. “Tumbuhan menghasilkan oksigen yang bisa bermanfaat bagi makhluk hidup. Kalau kita perhatian, Lampung ini panas, jadi makin banyak tumbuhan bisa dingin,” ujar dia.
Berkaitan dengan kebun buah Itera sebagai agroeduwisata, hal ini bisa dijadikan oleh Itera sebagai daya tarik bagi masyarakat untuk berwisata di kebun buah tersebut nantinya. Keberadaan kebun buah ini pun banyak manfaatnya dalam hal penelitian bagi mahasiswa sesuai program terkait atau bukan. Kemudian, bisa membudidayakan tanaman buah dan bisa sebagai wirausaha. “Jadi, ini peran pendidikan tinggi, tidak hanya menanam, tetapi bisa juga riset,” kata dia.
Ia pun mengapresiasi kunjungan Kementerian Pertanian dan Komisi IV DPR RI yang sudah melihat keberadaan kebun buah milik Itera tersebut. (RICKY P MARLY)