Poco-poco Dikenalkan sebagai Warisan Budaya

DELIMA NATALIA NAPITUPULU SEBANYAK 65 ribu orang menari poco-poco bersama di sejumlah titik di Jakarta pada Minggu (5/8). Kegiatan yang sukses memecahkan rekor dunia di Guinness World Record itu menunjukkan dan memantapkan poco-poco milik Indonesia. Senam poco-poco massal yang terpusat di Silang Monas, Jakarta Pusat, itu berlangsung sekitar 10 menit. Pejabat negara, seperti Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta istri, turut menari poco-poco. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan sejumlah menteri kabinet kerja turut hadir dalam senam poco-poco massal itu. Tari poco-ponco yang merupakan tari khas dari Indonesia kini dicatat. "Selamat berpoco-poco. Semoga rakyat kita sehat, negara kita kuat," kata Jokowi saat membuka senam poco-poco massal di Silang Monas, Jakarta Pusat, kemarin. Menpora Imam Nahrawi menyatakan kegiatan itu juga dalam rangka melestarikan budaya asli Tanah Air. Indonesia ingin mengenalkan poco-poco sebagai warisan budaya kepada dunia. "Setelah poco-poco, kita harap nanti berbagai tari-tarian kemudian gerakan-gerakan olahraga itu bisa ditaruh di rekor dunia, bukan hanya rekor nasional melainkan rekor dunia," ujar Imam. Anies menilai kegiatan ini dapat menunjukkan adanya keserasian dan semangat dalam menyambut Asian Games 2018 yang sudah di depan mata. Pemecahan rekor ini juga, kata dia, buah kerja keras beberapa pekan terakhir. "Tari poco-ponco yang merupakan tari khas dari Indonesia kini dicatat dan kita semua yang ada di sini menjadi bagian dari catatan itu," kata Anies. Dua Bulan Salah satu peserta tari poco-poco ialah Nurmaini. Ia menjelaskan persiapan dilakukan selama dua bulan. "Sejak mulai libur sekolah kami sudah latihan," kata perempuan yang berprofesi sebagai guru itu. Nurmaini susah payah latihan di sela-sela kesibukannya sebagai pengajar. Waktu latihan makin sulit ketika sudah mulai masuk masa sekolah. "Kalau pas libur enggak masalah, cuma pas mulai masuk sekolah kita harus pintar bagi waktu," ujarnya. Namun, dia semangat latihan agar bisa ikut menyukseskan pemecahan rekor dunia poco-poco. Cita-citanya pun terwujud. Peserta lainnya, Dadan Nasution (17), menjelaskan tidak mudah untuk bisa ikut tim pemecahan rekor dunia poco-poco itu. "Ada seleksinya. Jadi, hanya siswa terpilih," kata siswa SMA itu. Dadan dan teman-teman satu sekolahnya sudah latihan selama dua bulan. Senada dengan Nurmaini, ia mau bergabung dalam senam poco-poco karena cinta terhadap negara. Ia mengaku bangga bisa berpartisipasi menorehkan capaian internasional bagi Indonesia. "Mungkin ini jalan untuk berjasa bagi negara," kata Dadan. (MI/S1) delima@lampungpost.co.id

Poco-poco Dikenalkan sebagai Warisan Budaya

Kegiatan yang sukses memecahkan rekor dunia di Guinness World Record itu menunjukkan dan memantapkan poco-poco milik Indonesia.

Satu Motor Ringsek akibat Melawan Arus

AIMI Lampung Peringati Pekan ASI Sedunia

Delima Natalia Napitupulu

AIMI Lampung Peringati Pekan ASI Sedunia

Lumineux Raih Penghargaan UKM Terbaik

Deklarasi Cawapres Jokowi Pekan ini

Lima Calon KPU Tambahan Tes Wawancara Senin ini

Putusan Money Politics di Tanggamus, Tidak Pengaruhi Putusan MK

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

Pendaftar Jalur SNBP Itera dan Unila Terus Bertambah

Perhotelan Turun hingga 50 Persen Akibat Efisiensi Anggaran

Panitia Universitas Tak Bisa Tangani Kasus Gagal PDSS

Efisiensi Anggaran ke Daerah Berlaku untuk DAK dan DAU

Eva Dwiana Resmikan JPO Milenial

Optimalkan Ekonomi Biru dan Hijau untuk Tingkatkan Kebijakan Fiskal

Penanganan Korupsi Berlanjut

Awasi Kebijakan Harga Singkong di Lapangan

Capaian Pengamanan Lampung dan Sinergi Pusat-Daerah

POPULAR POST

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 23 Mei 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 28 Mei 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Weekend, 25 Mei 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda