CHAIRIL ANWAR
HINGGA saat ini pemerintah masih melarang sekolah di zona oranye dan merah untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Hal itu membuat orang tua harus menyisihkan waktu untuk mendidik anak di rumah.
Kepala BP PAUD dan Dikmas Lampung Khairullah menyampaikan, ada empat hal penting yang mesti dilakukan orang tua selama mendidik anak di rumah.
Hal itu disampaikannya dalam Focus Group Discussion Online bertajuk Adaptasi 3M bagi Anak Usia Dini yang diadakan oleh Lampung Post, Rabu (14/10).
Selain Khairullah, FGD ini juga menghadirkan narasumber Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Lampung Renyep Proborini dan Kepala TKIT Baitul Jannah Islamic School Ani Sahanah.
Khairullah menjelaskan, hal yang mesti disadari oleh orang tua adalah anak tidak bisa mengerti penjelasan secara langsung. Orang tua harus memberikan contoh langsung kepada anak tentang kebiasaan 3M.
“Memberikan contoh oleh orang tua ini harus dilakukan secara konsisten agar anak memiliki ingatan dan membentuk kebiasaannya,” ungkapnya.
Kemudian, metode memberikan contoh kepada anak harus dengan cara yang menyenangkan. Hal itu karena anak akan bosan dan cenderung tak memperhatikan dengan hal-hal disampaikan secara serius.
Selanjutnya, Khairullah mengatakan, anak juga mesti diberikan kesempatan untuk mempraktikkan kebiasaan 3M secara mandiri. Hal itu dilakukan agar anak terbiasa dan menjadi prilakunya.
“Dan yang terakhir beri mereka pujian, dengan diberi pujian maka anak akan merasa senang dan tidak merasa tertekan untuk melakukan yang dicontohkan oleh orang tua,” tuturnya.
Sementara Kepala TKIT Baitul Jannah Ani Sahanah menyampaikan, sekitar 30 persen walimurid di sekolahnya mengaku jenuh dengan penerapan pembelajaran tatap muka. Bahkan ada sejumlah walimurid yang menyampaikan keluhan itu langsung ke sekolah.
Ia mengatakan, dalam masa pandemi orangtua memiliki peran penting dalam mendidik anak di rumah. Untuk itu orang tua mesti kreatif dalam mendampingi anak-anak belajar di rumah khusus tentang adaptasi kebiasaan baru.
Alat Peraga
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Lampung Renyep Proborini menjelaskan dalam mengajarkan anak akan bahaya Covid-19 perlu bantuan alat peraga.
“Bahaya itu adalah konsep abstrak yang sulit dipahami oleh anak, karena anak PAUD butuh bukti nyata,” ujarnya.
Psikolog itu menambahkan anak akan belajar dari sebab yang dirasakan oleh tubuh. Untuk itu, dia menyarankan orang tua dan guru tidak perlu menjelaskan hal yang tak terlihat secara detail kepada anak karena keterbatasan kemampuan berpikir anak.
“Tapi, harus membutuhkan alat peraga. Misalnya, untuk memberikan pemahaman kepada anak bahwa virus ini berbahaya, sehingga perlu dicegah dengan 3M, bisa menjelaskan droplet lewat bantuan kaca,” ujarnya.
Untuk menerangkan apa itu droplet, kata Renyep, orang tua bisa menggunakan kaca. Orang tua mempraktikkan bernapas di depan kaca sehingga terlihat embun.
“Embun inilah yang bisa dilihat langsung oleh anak, untuk kemudian dijelaskan bahwa jika embun ini tidak ditutup masker, akan menyebar kepada orang lain,” kata dia.
Kampanye edukasi kepada anak itu, lanjutnya, harus dilakukan secara konsisten agar tertanam dalam diri anak. (CR1/S1)
chairil@lampungpost.co.id