PEMERINTAH akan mulai melaksanakan vaksinasi untuk ibu hamil pada pekan depan. Vaksinasi untuk ibu hamil tersebut pertama-tama akan dilaksanakan di 69 kabupaten/kota yang tersebar di 20 provinsi, berbarengan dengan penyuntikan vaksinasi untuk anak dan ibu menyusui.
“Minggu depan kita mau coba ke ibu hamil. Kemarin saat uji coba vaksinasi dengan bidan di Karawang memang sudah dikerjakan, dan minggu depan akan diperluas,” kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, Jumat (13/8).
Hasto mengungkapkan, dalam vaksinasi untuk ibu hamil memang diperlukan penanganan khusus, yakni harus dilakukan oleh bidan dan dipantau oleh dokter spesialis obgyn.
Untuk itu, BKKBN telah membuat MoU dengan Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) untuk bekerja sama dalam melakukan pemantauan bagi ibu hamil yang telah mendapatkan vaksinasi.
Ia menjabarkan, BKKBN mengajak POGI untuk membangun telemedicine dalam rangka pemantauan KIPI pada ibu hamil. “Untuk ibu hamil ini harus kita kawal betul. Mau gak mau yang mengawasi itu harus bidan dan dokter obgyn,” ujar dia.
“Kita mengajak POGI membangun telemedicine dengan bidan supaya dokter ngelink dengan bidan. Nanti penyuluh KB akan menggerakkan ibu hamil untuk datang ke bidan. Kemudian akhirnya telemedicine itu akan digunakan untuk konsultasi dengan dokter obgyn,” tambah Hasto.
Dalam mempersiapkan bidan untuk vaksinasi ibu hamil, menyusui, dan anak-anak, Hasto mengungkapkan saat ini sebanyak 50 ribu bidan tengah mengikuti pelatihan. Diharapkan, pelatihan tersebut rampung pada pekan depan sehingga vaksinasi bisa segera dijalankan.
“Untuk mengontrol vaksinasi yang dilaksanakan bidan itu tidak sulit, karena data vaksin tercatat betul. Ada berapa vial, kepada siapa disuntuk, masuk datanya dan akan sulit untuk dilakukan penyelewengan,” jelasnya.
Hasto berharap, vaksinasi yang dilakukan oleh bidan dapat berjalan dengan lancar dan ditargetkan dalam satu hari, satu kabupaten dapat menyuntikkan 40 ribu dosis vaksin. (MI/S1)







