INDONESIA kembali mendatangkan 21,2 juta vaksin dalam bentuk bahan baku (bulk). Upaya yang diinisasi pemerintah itu diharapkan mampu mendorong pencapaian kekebalan komunal (herd immunity) di akhir 2021.
Sejauh ini total vaksin yang diterima Indonesia tercatat sebanyak 173,1 juta dosis, terdiri dari vaksin jadi Sinovax 3 juta dosis, Astra Zaneca 14,9 juta dosis, Sinopharm 6 juta dosis, Moderna 4,5 juta dosis, dan vaksin bulk Sinovac 144,7 juta dosis.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Selasa (27/7) menuturkan, pemerintah selalu memastikan keamanan (safety), mutu (quality), dan khasiat (efficacy) untuk seluruh jenis vaksin yang diperoleh.
Vaksin yang disediakan di Indonesia melalui proses evaluasi oleh Badan POM dan rekomendasi dari ITAGI, WHO, dan para ahli. “Warga tidak perlu ada ragu atau khawatir untuk menerima vaksin,” tuturnya dalam Konferensi Pers Kedatangan Vaksin Covid-19 Tahap 30.
Selain itu, Airlangga menyatakan, Presiden Joko Widodo telah menekankan kepentingan vaksinasi covid-19 sebagai game changer atau salah satu langkah krusial yang menentukan kesuksesan Indonesia keluar dari pandemi ini.
“Untuk mencapai kekebalan kelompok dibutuhkan sekitar 208,2 juta penduduk Indonesia yang sudah divaksinasi. Jumlah ini meningkat setelah ditambahkan kelompok anak berusia 12-17 tahun. Sekarang 718 ribu anak telah mendapat dosis pertama. Semakin cepat, semakin baik,” ungkapnya.
Setelah melakukan vaksinasi pada tenaga kesehatan, petugas publik dan penduduk lanjut usia, saat ini proses vaksinasi juga telah menjangkau masyarakat umum dan rentan. Hingga 26 Juli 2021, telah dilakukan vaksinasi sejumlah 64,13 juta dosis atau suntikan, yang terdiri dari 45,5 juta dosis pertama dan 18,6 juta dosis kedua.
Di sisi lain, Airlangga mengingatkan, vaksinasi hanyalah salah satu strategi pemerintah dalam menangani pandemi covid-19. Sebab vaksinasi dan kedisiplinan masyarakat harus berjalan beriringan.
“Pemerintah akan terus mendorong peningkatan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan). Pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas 3T (testing, tracing, dan treatment). Selain itu juga, kami mengambil kebijakan untuk memperpanjang PPKM hingga 2 Agustus 2021 mendatang,” ujarnya.
PPKM Level IV diterapkan pada 95 Kabupaten/Kota di 7 Provinsi di Jawa-Bali dan 45 Kabupaten/Kota di 21 Provinsi di Luar Jawa-Bali. Sedangkan, PPKM Level III diterapkan pada 33 Kabupaten/Kota di 7 Provinsi di Jawa-Bali dan 276 Kabupaten/Kota di 21 Provinsi di Luar Jawa-Bali. Serta, PPKM Level II diterapkan pada 65 Kabupaten/Kota di 17 Provinsi di Luar Jawa-Bali.
“Semoga kerja sama yang baik dari semua pihak dalam penanggulangan pandemi covid-19 khususnya program vaksinasi dapat terus dikembangkan sehingga rakyat sehat dan ekonomi bangkit kembali,” jelas Airlangga. (MI/S1)