EPIDEMIOLOG Universitas Indonesia Tri Yunis Miko mendorong Pemerintah Pusat menerbitkan buku panduan atau buku saku panduan isolasi mandiri di rumah untuk masyarakat luas.
Hal ini disebabkan belum banyak masyarakat yang memahami cara menjalankan isolasi mandiri di rumah dengan baik.
Dampaknya, banyak masyarakat yang asal-asalan dalam menjalankan isolasi mandiri di rumah. Sebagian besar malah menyembunyikan diri dan tidak melapor ke aparat RT dan RW sehingga berpotensi tidak tertangani dan tidak mendapatkan pendampingan.
Hal ini dapat meningkatkan risiko kematian karena terlambat penanganan saat terjadi perburukan gejala.
“Perlu ada buku pedoman isolasi mandiri diberikan kepada RT-RW agar nanti orang yang mengisolasi mandiri bisa isolasi dengan benar, tidak menularkan kepada orang lain,” kata Miko dalam diskusi virtual, Jumat (2/7).
Miko menyebut kesadaran masyarakat terutama di kelas menengah ke bawah soal isolasi mandiri masih rendah. Ia mencontohkan di lingkungan tempat tinggalnya, banyak warga yang belum paham soal isolasi mandiri.
Kemudian, tetangganya tersebut banyak bertanya tentang prosedur isolasi mandiri kepada dirinya yang merupakan pakar kesehatan.
“Akhirnya saya seperti menjadi public relation rumah sakit. Itu baru tetangga. Belum saudara dan kerabat. Nah, saya rasa ini memang perlu,” ujarnya.
Menurutnya, perlu ada komunikasi risiko yang baik kepada masyarakat sehingga mereka dapat tersadarkan bahayanya menjalankan isolasi mandiri yang tidak tepat.
Miko berpendapat banyaknya kasus Covid-19 di tingkat permukiman atau klaster RT sekarang ini juga disebabkan sedikitnya warga yang mau terbuka saat terpapar Covid-19 dan tidak menjalani isolasi mandiri dengan benar. “Ini berpotensi menularkan kepada orang lain di sekitarnya,” ujarnya. (MI/S1)