JUMLAH pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit umum Alimuddin Umar Liwa hingga Kamis siang (9/9) menurun signifikan. Saat ini hanya delapan pasien Covid-19 yang dirawat.
Direktur RSU Alimuddin Umar Liwa, menjelaskan dari delapan pasien Covid-19 yang dirawat, dua diantaranya merupakan pasien rujukan dari Pesisir Barat dan Sp.Sender, OKU. Rinciannya empat menjalani isolasi tekanan negatif dan empat menjalani isolasi transisi.
“Sampai siang ini pasien yang sedang dirawat karena covid-19 di rumah sakit Liwa sebanyak 8 orang dengan rincian 4 pasien isolasi masa transisi dan 4 lagi menjalani isolasi tekanan negatif,” kata Iman Hendarman.
Ia mengaku, jumlah pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit ini pada sehari sebelumnya ada 9 orang. Satu pasien berasal dari Pekon Sukabumi, Batubrak yaitu Ny.R (50) masuk pukul 20:30 rujukan dari Puskesmas Rabu (8/9).
Namun Kamis pagi pukul 07:15 pasien tersebut meninggal yang disebabkan adanya penyakit penyerta yaitu deabet dan penurunan kesadaran serta sesak nafas.
“Saat masuk ke rumah sakit kondisinya memang sudah cukup berat. Kini jenazah pasien itu telah dimakamkan secara Prokes di pekon asalnya,” kata Iman.
Ia menjelaskan, kondisi pasien terkofirmasi covid-19 yang masuk ke rumah sakit pada awal September sejak beberapa hari ini terus mengalami penurunan. Pada awal September lalu, jumlahnya masih 20-an. Kemudian terus berkurang dan sampai saat ini tinggal delapan orang lagi.
Demikian juga untuk kasus kematian akibat wabah covid ini juga sudah sangat berkurang. Selama dua pekan ini kasus meninggal yang terjadi hanya satu pasien asal Batubrak hari ini. mudah-mudahan kedepan sudah tidak ada lagi.
“Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan dan pengobatan jika merasakan ada gejala juga sudah semakin meningkat,” kata Iman.
Ia mengaku, saat ini sepertinya masyarakat sudah semakin menyadari pentingnya penanganan sejak dini sehingga ketika mengalami gejala mereka langsung berupaya untuk berobat.
Berbeda pada kejadian di bulan Juli lalu, dimana saat itu angka kematian cukup tinggi dikarenakan saat mengalami gejala mereka menahan diri dengan alasan takut. Setelah kondisinya semakin parah baru datang ke dokter. Hal ini tentu sangat berbahaya untuk mereka yang memiliki riwayat penyakit penyerta sehingga banyak yang meninggal.
“Sebenarnya serangan Covid-19 jika pasiennya tidak mengalami penyakit penyerta atau komorbid, itu memang cukup ditangani dengan cara isolasi mandiri. Namun untuk yang komorbid perlu ditangani secara intensif, dan kebanyakan yang sampai dirawat di rumah sakit adalah yang memiliki riwayat komorbid” kata dia. (ELI/S1)