UNTUK mengetahui sesorang terpapar Covid-19, biasanya akan dilakukan dengan pemeriksaan medis. Di rumah sakit, dokter akan memeriksa fisik dan menelusuri apakah Anda pernah kontak dengan pasien Covid-19 dalam jangka waktu dua pekan terakhir. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa rapid test dan PCR untuk mendiagnosis Covid-19.
Tes PCR dan rapid test digunakan sebagai cara mendeteksi virus corona di dalam tubuh. Seperti apa tes yang akan dilakukan, seberapa besar akurasinya serta waktu pendeteksiannya, berikut informasinya.
Tes Polymerase Chain Reaction (PCR)
Tes PCR adalah jenis pemeriksaan untuk mendeteksi pola genetik (DNA dan RNA) dari suatu sel, kuman, atau virus, termasuk virus corona (SARS-CoV-2). Hingga saat ini, tes PCR merupakan tes yang direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendiagnosis Covid-19.
Tingkat akurasi tes PCR cukup tinggi, tetapi pemeriksaan ini membutuhkan waktu cukup lama hingga hasilnya keluar, yaitu sekitar 1–7 hari.
Tes PCR umumnya perlu dilakukan pada orang yang mengalami gejala Covid-19, seperti batuk, pilek, demam, terganggunya indra penciuman, serta sesak napas, khususnya jika orang tersebut memiliki riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi Covid-19.
Rapid Test
Selain itu rapid test juga kerap digunakan sebagai pemeriksaan awal atau screening Covid-19. Sesuai dengan namanya, hasil rapid test bisa langsung diketahui dalam waktu yang singkat, biasanya hanya sekitar beberapa menit atau paling lama 1 jam untuk menunggu hasil pemeriksaan keluar.
Hingga saat ini, terdapat dua jenis rapid test yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus corona di dalam tubuh pasien, yaitu:
Rapid test antigen: Antigen merupakan suatu zat atau benda asing, misalnya racun, kuman, atau virus, yang dapat masuk tubuh. Sebagian antigen dapat dianggap berbahaya oleh tubuh, sehingga memicu sistem imunitas untuk membentuk zat kekebalan tubuh (antibodi). Reaksi ini merupakan bentuk pertahanan alami tubuh untuk mencegah terjadinya penyakit.
Virus corona yang masuk tubuh akan terdeteksi sebagai antigen oleh sistem imunitas. Rapid test antigen untuk virus corona dilakukan dengan mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan melalui proses swab. Untuk memberikan hasil yang lebih akurat, pemeriksaan rapid test antigen perlu dilakukan paling lambat lima hari setelah munculnya gejala Covid-19.
Beberapa penelitian menunjukkan pemeriksaan rapid test antigen virus corona memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibanding dengan rapid test antibodi. Akan tetapi, pemeriksaan rapid test antigen dinilai belum seakurat tes PCR untuk mendiagnosis Covid-19.
Rapid Test Antibodi
Antigen, termasuk virus corona yang masuk tubuh dapat terdeteksi sistem imunitas tubuh. Setelah antigen terdeteksi, sistem imun akan memproduksi antibodi untuk memusnahkannya. Keberadaan antibodi untuk membasmi virus corona bisa dideteksi melalui rapid test antibodi.
Jenis rapid test untuk Covid-19 ini merupakan jenis tes yang awal. Sayangnya, tes ini memiliki tingkat akurasi yang rendah dalam mendeteksi keberadaan virus corona di dalam tubuh. Inilah sebabnya rapid test antibodi tidak layak digunakan sebagai metode pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit Covid-19.
Hasil pemeriksaan rapid test antibodi untuk Covid-19 dibaca sebagai reaktif (positif) dan nonreaktif (negatif).
Saat ini, rapid test antigen dan antibodi sudah tersedia di Indonesia. Berdasar pada tingkat ketepatan pemeriksaan, metode pemeriksaan yang dinilai paling akurat untuk mendeteksi keberadaan virus corona di dalam tubuh adalah rapid test antigen dan tes PCR. (CK4/R5)







