KERUMUNAN massa dinilai bisa mendongkrak angka kasus konfirmasi virus corona baru atau Covid-19. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan terjadinya kerumunan itu dan menyerukan kasus serupa tidak terulang.
Wasekjen MUI Nadjamuddin Ramly mengatakan peristiwa kerumunan tidak ubahnya seperti hendak menghancurkan kerja keras semua pihak dalam 10 bulan terakhir dalam menanggulangi pandemi. “Kita sangat menyesalkan, kerja keras sepuluh bulan dihancurkan kegiatan-kegiatan kerumunan dalam satu pekan terakhir,” ujarnya dalam rapat virtual Satgas Penanganan Covid-19 yang diikuti lebih dari 500 peserta, Minggu (22/11) malam.
Selain diikuti unsur Satgas berbagai daerah, BPBD, unsur TNI/Polri dan Dinas Kesehatan, utamanya yang ada di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, rapat rutin itu dipimpin Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo. Rapat juga menghadirkan para tokoh agama. Selain unsur pimpinan MUI, juga hadir perwakilan dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, organisasi keagamaan Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Seperti dalam rilis yang dikirim ke Lampung Post, Ramly mengatakan MUI terus mendukung dan meminta satgas mengedepankan aksi penyelamatan jiwa manusia. “Umat Islam tahu betul, untuk dan atas nama penyelamatan jiwa manusia, yang wajib pun bisa diringankan. Wajib salat jumat di masjid bisa dilakukan di rumah. Idulfitri di lapangan, bisa di rumah. Wajib merapatkan saf saat salat berjemaah, bisa diatur menjadi berjarak. Itu semua atas nama dan demi penyelamatan manusia. Dalilnya pun jelas, baik dalil naqli maupun dalil aqli. Baik yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis maupun pemikiran ulama,” ujarnya.
Mencermati kondisi psikis masyarakat yang berada pada tingkat kelelahan akut menjalani kehidupan sulit di masa pandemi, diperlukan strategi pendekatan yang diperbarui. Dengan begitu, bentuk komunikasi dan cara-cara sosialisasi tidak monoton.
“Bila perlu, disesuaikan dengan kearifan lokal. Pesan-pesan protokol kesehatan, lebih baik jika dibuat berbeda antara satu bulan dan bulan yang lain. Bentuk, cara, dan strateginya berbeda, tetapi tujuannya sama,” kata Makky. (IKZ/R4)