ADA hikmah di balik setiap musibah. Sepenggal kalimat itu untuk menggambarkan para penyintas Covid-19. Musibah membuat mereka semakin mendekatkan diri dengan Allah SWT, Sang Maha Pencipta.
Demikian yang dilakukan Dokter Muallim Hawari, MMR, penyintas Covid-19 yang mampu sembuh setelah diisolasi di Pesantren Covid-19 yang dikelola RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
“Ini membuat kami yang terkena Covid-19 mampu mendekatkan diri kepada Allah, merenung kepada Allah, merenung apa yang sudah kita lakukan selama ini, sudah cukup atau belum, bersyukur atau tidak. Fisik kuat, psikis kuat, spiritual juga harus kuat,” katanya, Rabu (21/10).
Ia mengungkapkan di tempatnya bekerja, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menyediakan tempat isolasi mandiri yang dinamai Pesantren Covid-19.
Manajer Pelayanan Medis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta itu mengatakan pemilihan kata Pesantren Covid-19 memiliki dampak psikologis yang baik. Kata tersebut merupakan antitesis dari penyebutan ruang isolasi yang kesannya mengerikan bagi banyak orang.
Pesantren Covid-19, kata dia, berbeda dengan tempat isolasi mandiri di tempat lain yang mengesankan sebagai ruang yang dikunci atau ditutup aksesnya dari dunia luar.
“Konsepnya itu memanusiakan dan memperlakukan mereka yang terpapar. Itu semangat buat kami,” tuturnya.
Di pesantren tersebut, kata dia, memiliki kegiatan yang murni secara medis dengan diberikan obat dan vitamin. Sementara aktivitasnya adalah berolahraga teratur, termasuk mengonsumsi pangan bergizi dan istirahat yang cukup.
“Ada kegiatan di tempat aktivitas terbuka, olahraga, senam. Kami yang tadinya jarang, setiap hari justru selama di Pesantren Covid-19 bisa olahraga dua kali, dan ibadah menjadi lebih intensif,” katanya.
Alim mengungkapkan dirinya diisolasi di Pesantren Covid-19 bersama tenaga kesehatan lainnya yang total berjumlah 23 orang. Para tenaga kesehatan itu bercampur bersama masyarakat umum yang juga terinfeksi corona sehingga total 70 orang.
“Ternyata di situ mengubah banyak kebiasaan, hidupnya teratur, makan tertib, banyak protein sayur dan buah. Aktivitas sekarang dokter itu berapa kali sehari, seminggu, sebulan, menyempatkan waktu olahraga,” kata dia. (ANT/S1)