KETUA IDI Bandar Lampung dr Aditya M. Biomed meminta pemerintah Indonesia mewaspadai masuknya varian MU Covid-19. Jika varian baru itu terdeteksi di Indonesia, maka berpotensi memicu gelombang ketiga wabah Covid-19.
“Pemerintah melalui Kemenkes dan Kemenhub harus melakukan pengawasan untuk melihat potensi masuk varian baru. Semua pintu masuk baik udara dan laut harus diperketat,” kata dia, Senin (20/9).
Selain itu aturan mengenai karantina delapan hingga 14 hari di daerah masing-masing jika terinfeksi corona harus benar-benar ditegakkan. Karena hal itu merupakan kunci dasar mencegah penyebaran virus.
“Kalau karantina saja tidak dijalankan dengan benar SOP-nya, ya kita harus siap dengan orang-orang luar yang masuk Indonesia dan kemungkinan membawa virus itu,” kata dr Aditya.
Selain itu, Aditya mengatakan pemerintah juga harus memastikan adanya monitoring dari pemerintah setempat bagi orang-orang dari perjalanan di negara yang terjangkit covid seperti di India, Jepang, Hong Kong dan lainnya.
Jadi dimulai dari tingkat yang paling kecil, misal kelurahan kalau ada warganya yang baru pulang dari luar negeri harus dimonitor. Kalau ada gejala, laporkan,” ujarnya.
Sementara itu, Epidemiolog Ismen Mukhtar meminta masyarakat tidak lengah atas penyebaran virus MU. Dalam situasi pandemi, masyarakat tidak bisa hanya mengandalkan vaksinasi untuk mengantisipasi terpaparnya Covid-19.
“Pelaksanaan 3T (tracing, testing, treatment) dan protokol kesehatan juga harus tetap dijalani secara serius. Mulai dari penggunaan masker, mencuci tangah, menjaga jarak, menjauhi keramaian dan membatasi mobilitas,” kata dia.
Ismen mengatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga berdampak pada penurunan kasus Covid-19. Menurutnya, PPKM merupakan penjaga gawang selama pandemi yang harus diterapkan.
“Sebenarnya, aktivitas tidak akan terganggu dan tidak mesti ditutup. Tapi pergerakan manusia menjadi keniscayaan masuknya varian baru dan masyarakat harus tetap menerapkan 5M,” ujarnya. (TV2/S1)