UMAR ROBBANI
KEMAMPUAN puskesmas mencegah dan mengendalikan penyakit infeksi terbilang minim. Hal itu berdasar pada survei yang dilakukan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) pada Agustus—September terhadap 765 responden dari 647 puskesmas di Indonesia.
Survei menunjukkan masih banyak puskesmas yang belum mendapatkan pelatihan mengenai pengendalian dan pencegahan infeksi, memiliki keterbatasan fasilitas, serta penerapan protokol kesehatan.
Tanpa persyaratan minimum tersebut, puskesmas berpotensi menjadi sumber penularan Covid-19. “Survei menunjukkan 45,4% puskesmas belum mendapatkan pelatihan tentang pengendalian dan pencegahan infeksi untuk layanan di masa pandemi,” kata Direktur Kebijakan CISDI Olivia Herlinda dalam webinar yang diselenggarakan CISDI, Kamis (5/11).
Sementara itu, puskesmas responden masih mengalami keterbatasan APD untuk melayani pasien dengan gejala mirip Covid-19. Terutama untuk masker N95 (66%), gaun medis (43%), dan masker bedah (40%).
“Bila perlindungan pada tenaga kesehatan tidak optimal, potensi infeksi dan bahkan kematian pada tenaga kesehatan akan meningkat. Hal ini akan melemahkan pilar kesehatan Indonesia, terutama pada masa pandemi,” ujarnya, Kamis (5/11).
Selain itu, 96% puskesmas responden mengaku melakukan penelusuran kontak. Namun dengan transmisi komunitas yang sudah sangat masif, 47% puskesmas responden hanya memiliki pelacak (tracer) di bawah lima orang.
Selain itu, fasilitas cuci tangan dan hand sanitizer pun belum tersedia cukup di 18,5% puskesmas.
Untuk itu, Olivia mengungkapkan perlu pembenahan di bidang manajemen dan pelayanan puskesmas agar puskesmas dapat menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat.
Puskesmas membutuhkan penguatan secara drastis dan komitmen serius pemerintah, juga partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat.
“Prioritas untuk penguatan puskesmas membutuhkan komitmen dan keseriusan level politik tertinggi untuk memobilisasi kebijakan maupun sumber daya dan perangkat politik,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kemenkes Saraswati merespons temuan-temuan pada survei CISDI tersebut. Ia mengakui peran puskesmas untuk melakukan pencegahan penyebaran penyakit masih perlu diperkuat.
“Kita akan terus upayakan agar memperkuat peran puskesmas. Saat ini yang telah dilakukan yakni pelatihan via online, perekrutan sukarelawan, hingga upaya pemenuhan APD,” ujarnya.
Terlaksana Efektif
Dihubungi terpisah, juru bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan Pemerintah Pusat selalu berupaya memberdayakan puskesmas sebaik mungkin agar fungsinya yang strategis ini dapat terlaksana efektif baik dari segi SDM, logistik, dan lain-lain.
Ia juga menegaskan dalam kaitannya dengan penanganan Covid-19, jika terdapat puskesmas yang membutuhkan bantuan untuk mengoptimalisasi operasionalnya, dapat segera melapor ke Dinas Kesehatan setempat.
“Jika dirasa belum cukup, pihak puskesmas dapat menghubungi Pemerintah Pusat termasuk Satgas Covid-19 untuk penanganan pandemi Covid-19 ini,” ujarnya. (MI/S1)