UMAR ROBANI
PRESIDEN Joko Widodo mengajak seluruh masyarakat untuk tetap optimistis dalam menghadapi wabah Covid-19. Presiden meminta seluruh pihak untuk tidak kehilangan harapan dan tetap menjaga keyakinan Indonesia dapat segera melalui tantangan besar ini.
Hal itu disampaikan melalui pernyataan video yang diunggah Sekretariat Presiden, Sabtu (3/10) malam. Presiden menyatakan pemerintah terus memprioritaskan kesehatan sekaligus juga tidak mengorbankan ekonomi demi menjaga keseimbangan.
“Wabah ini jangan diremehkan, ini realita. Namun, jangan membuat kita pesimistis. Tujuh bulan ini Indonesia membuktikan mampu mengatasi masalah. Belum sempurna? Ya, tetapi bisa kita perbaiki bersama-sama,” ujar Presiden.
Jokowi menyebutkan pemerintah melakukan banyak hal untuk tetap melindungi dan meringankan beban masyarakat. Presiden menyatakan kunci mengatasi pandemi saat ini ialah kerja bersama seluruh pihak dan menghindari polemik yang bisa kontra produktif.
“Mengatasi pandemi ini memang sulit memerlukan kerja keras bersama dan saya yakin kita akan dapat melakukannya. Yang penting dalam situasi seperti ini jangan ada yang berpolemik dan jangan ada yang membuat kegaduhan-kegaduhan,” ujar dia.
Selama tujuh bulan pandemi ini, Presiden menyatakan pemerintah terus menyesuaikan penanganannya. Pasalnya, wabah virus corona yang hingga kini terus berkembang menuntut penanganan dan kebijakan yang adaptif disertai penyesuaian terhadap karakteristik masyarakat.
“Misalnya, pembatasan sosial. Saya kira harus kita sesuaikan. Untuk itu, saya menekankan pentingnya pembatasan sosial berskala mikro. Kita buat lebih terarah, spesifik, tajam, dan fokus mengatasi masalah Covid-19, tetapi tidak membunuh ekonomi dan kehidupan masyarakat,” kata Presiden.
Menurut dia, solusi terbaik untuk menangani pandemi ini harus terus dikembangkan dan dicari. Apa yang dinilai sebagai solusi terbaik yang sudah diterapkan di suatu negara belum tentu dapat diterapkan persis di negara-negara lain oleh karena perbedaan kondisi di tiap-tiap negara.
“Ini harus kita ambil hikmahnya agar juga tetap optimistis dan tidak kehilangan harapan. Sekali lagi saya tegaskan, kita harus optimistis,” ujarnya.
Presiden menepis anggapan penanganan pandemi di Indonesia berjalan buruk. Indonesia kerap dibandingkan secara tidak pas dengan negara-negara berpenduduk kecil yang tidak menggambarkan kondisi sebenarnya. Dia menyebut penanganan wabah di Indonesia justru cukup baik dibandingkan dengan negara-negara lain yang juga memiliki populasi besar.
“Saya bisa mengatakan penanganan Covid-19 Indonesia tidak buruk bahkan cukup baik. Saya hanya bicara fakta. Dalam jumlah kasus dan jumlah kematian Indonesia jauh lebih baik ketimbang negara-negara lain dengan jumlah penduduk yang besar,” ujar dia.
Dibandingkan dengan negara-negara berpenduduk besar, kasus penyebaran dan tingkat kematian akibat Covid-19 di Indonesia masih lebih baik. Berdasar data per 2 Oktober, Indonesia berada pada posisi 23 di tingkat kasus positif Covid-19 dari semua negara-negara di dunia dengan jumlah 295.499 kasus.
Di atas Indonesia, terdapat sejumlah negara yang juga berpenduduk besar dengan jumlah kasus yang terpaut jauh bila dibandingkan negara Indonesia. Presiden menyebut ada Amerika Serikat di peringkat pertama dengan 7.495.136 kasus, disusul India (6.397.896), Brasil (4.849.229), dan Rusia (1.194.643).
Pemulihan Ekonomi
Terkait ekonomi, Presiden menegaskan pemerintah terus berupaya melakukan pemulihan. Pemerintah menjaga keseimbangan aspek kesehatan dam ekonomi.
Presiden menyatakan di kawasan Asia Tenggara, pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal II 2020 yang mencatat pertumbuhan negatif 5,3% masih lebih terjaga dibanding negara-negara tetangga. Malaysia misalnya, mengalami minus 17,1%, Filipina minus 16,5%, Singapura minus 13,2%, hingga Thailand dengan minus 12,12%.
Adapun di tingkat global, juga banyak negara yang mengalami pertumbuhan negatif dengan angka yang jauh lebih besar, seperti India yang bertumbuh negatif 23,9% hingga Amerika Serikat dengan pertumbuhan negatif 9,5%.
“Dalam hal ekonomi, pencapaian kita juga tidak jelek. Ekonomi kita menurun, betul. Ini fakta. Namun, mana ada negara yang tidak menurun ekonominya (dalam situasi ini). Bahkan, ada banyak negara lain yang harus memikul beban ekonomi lebih parah,” ujar Kepala Negara. (MI/S1)