UMAR ROBANI
MASYARAKAT baru saja melewati libur panjang cuti bersama akhir Oktober lalu. Namun, hingga H+9 usai masa tersebut belum terjadi perlonjakan kasus Covid-19. Upaya, Satgas Covid-19 memperketat prokol kesehatan saat liburan berhasil.
Hal itu diungkapkan oleh Koordinator Tim Pakar dan Jubir Penanganan Covid-19 untuk pemerintah Prof Wiku Adisasmito dalam Talkshow Virtual Satgas Covid-19, Senin (9/11).
Meski begitu, Satgas masih waspada akan terjadinya peningkatan kasus. Berdasarkan pengalaman peningkatan kasus biasanya terjadi pada 10-14 hari usai masa liburan.
“Selama liburan kita sudah antisipasi dengan memperketat protokol kesehatan, jika tidak ada peningkatan yang signifikan artinya upaya pencegahan sudah optimal,” kata dia.
Selain itu, pihaknya juga tengah mewaspadai terkait adanya peningkatan kasus di sejumlah negara. Hal itu dilakukan dengan mengawasi tenaga migran dan jemaah umroh.
“Pengawasan ketat ini dilakukan untuk menghindari kasus imported yang bisa memicu peningkatan kasus di Indonesia,” jelas Wiku.
Kuartal III Naik
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartato mengungkapkan bila kondisi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III mencapai 3,49 naik 5,05 persen dari sebelumnya.
“Jika dipertahankan ini bisa membaik pada kuartal 4 dan bisa masuk jalur positif,” ungkapnya.
Pertumbuhan ekonomi di 2021 diperkirakan akan naik sebanyak 5 persen. Hal itu dilihat dari pertumbuhan di sektor pertanian yang selalu positif, perindustrian mulai mengalami kenaikan.
“Program pemerintah untuk pemulihan ekonomi masyarakat juga akan terus dilakukan di 2021 untuk menjaga daya beli baik melalui pra kerja atau pun KUR,” kata Airlangga.
Sementara Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan terjadi surplus perdagangan di Indonesia. Neraca perdagangan periode Januari – September surplus 13,5 milyar Dolar AS melebihi 2017 dan capaian tertinggi sejak 2012.
Neraca perdagangan itu naik atas kenaikan di empat sektor perdagangan antara lain komoditas besi dan baja, lemak dan minyak hewan nabati, kendaraan dan part, mesin dan perlengkapan elektrik, plastik dan barang plastik.
“Pangsa ekspor 34,02 persen ekspor mencatat peningkatan kumulatif mencapai 2,7 Dollar AS. Peningkatan itu karena ada peningkatan permintaan dari sejumlah negara di asia,” ujarnya.
Selain perdagangan produksi, pada bidang pertanian pun mengalami kenaikan. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bila produksi beras mengalami surplus hingga 6,7 juta ton, yakni sebanyak 31 juta ton.
Ia mengatakan ekspor bidang pertanian Januari-Agustus mencapai Rp251 triliun. Permintaan ekspor juga cukup besar dari sejumlah negara.
“Harapannya ada persiapan ketersediaan pangan ke depannya dengan menyiapkan sejumlah lokasi-lokasi pertanian,” ujarnya.
Kemudian, Menteri Perekonomian Agus Kumiwang menjelaskan terjadi peningkatan investasi di Indonesia selama pandemi. Kenaikan tersebut mencapai 37 persen dibanding tahun 2019 dan menyerap investasi sebesar Rp 201,9 triliun.
“Ini kunci mencegah PHK dan menciptakan lapangan kerja baru di masyarakat,” jelasnya. (IKZ/S1)
umar@lampungpost.co.id