SELURUH elemen bersinergi mengejar target 70% vaksinasi untuk menciptakan kekebalan komunal. Salah satunya TNI/Polri yang bersinergi kalangan Nahdliyin untuk melakukan kegiatan serbuan vaksin.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau langsung kegiatan serbuan vaksinasi yang diselenggaran oleh TNI-Polri bersama dengan PCNU, Banyuwangi, di RSNU Mangir, Kamis (14/10). Sigit mengungkapkan sinergisitas yang dilakukan dengan PCNU Banyuwangi dan stakeholder lainnya ini untuk mengejar target vaksinasi sebesar 70% yang dicanangkan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo.
“Dan kemudian terkait vaksinasi harus kami tingkatkan dan percepat. Sehingga kemudian seluruh masyarakat Indonesia yang diharapkan Bapak Presiden minimal 70% bisa tercapai,” kata Sigit dalam keterangan resminya, kemarin.
Mantan Kapolda Banten ini menekankan guna mencapai target tersebut harus dilakukan suntikan vaksin sehari 2 juta dosis. Untuk mencapai angka itu, Sigit menyebut perlu adanya sinergisitas dengan seluruh pihak untuk bersatu padu menciptakan kekebalan komunal.
“Jadi target kami bagaimana dalam satu hari bisa dilaksanakan dua juta untuk seluruh rakyat Indonesia. Dan ini perlu kerja keras kita semua, gabungan dari seluruh tenaga vaksinator untuk bersama-sama bersinergi, bersatu padu, sehingga target pencapaian ini bisa tercapai dan ini tentunya harapan kita semua,” ujar eks Kabareskrim Polri ini.
Ketika aktivitas masyarakat mulai kembali normal, tentunya kita harus menjaga angka Covid-19 jangan naik kembali. Bagaimana caranya, mau tidak mau kita harus melaksanakan prokes yang ketat
Akselerasi vaksinasi, kata Sigit, perlu dilakukan lantaran saat ini, pemerintah telah memberikan kelonggaran terhadap aktivitas masyarakat. Tentunya, kata Sigit, pelonggaran yang ada harus diiringi dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) serta akselerasi vaksinasi.
Dengan begitu, menurut Sigit, potensi laju pertumbuhan Covid-19 tidak terjadi di tengah kelonggaran yang ada. Indonesia sempat mengalami lonjakan kasus harian virus corona yang cukup tinggi, namun saat ini telah mengalami penurunan drastis, sehingga diperlukan upaya yang maksimal untuk menghindari adanya lonjakan kembali terjadi.
Sigit menyebut penanganan dan pengendalian Covid-19 Indonesia berada di peringkat pertama untuk kawasan Asia Tenggara. Sebab itu, tren positif tersebut harus dipertahankan dengan kerja sama dan komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat bersama dengan pemerintah.
“Alhamdulilah Indonesia yang sempat berada di bawah saat ini ada di angka tertinggi. Tentunya ini harus dipertahankan. Beberala penurunan level tentunya ada pelonggaran, sehingga masyarakat bisa beraktivitas. Ketika aktivitas masyarakat mulai kembali normal, tentunya kita harus menjaga angka Covid-19 jangan naik kembali. Bagaimana caranya, mau tidak mau kita harus melaksanakan prokes yang ketat,” kata Sigit. (MI/R3)