Arogansi Geng Motor

Effran Kurniawan Wartawan Lampung Post Crows Zero dan High and Low merupakan dua di antara judul film gangster Jepang yang ditonton banyak orang. Pertarungan antargeng menjadi aksi yang menegangkan yang dipertontonkan. Walaupun kelompok itu memiliki banyak anggota, mereka tidak mengganggu warga di sekitarnya. Sama dengan gangster terkenal Jepang, Lampung juga kini mulai merebak kelompok-kelompok layaknya gangster. Bisa jadi, remaja-remaja itu pernah menonton film tersebut. Namun, perilakunya lebih arogan dari geng-geng di Jepang. Dengan sekelompok temannya, para geng di Lampung berkeliling kota dan memamerkan senjata tajam yang dihunuskan dan diputar-putar ke langit. Lebih parahnya, hal itu diarahkan ke semua orang yang berkendara dengan niatan melukai. Selain itu, mereka pula kerap mengajak warga sekitar sebagai lawan tawurannya. Secara tiba-tiba menimpukkan batu ke warga. Hal itu pernah disaksikan langsung saat sepulang kerja malam. Melihat itu, terpaksa para pengendara pun berhenti menghindari aksi tawuran itu. Terbaru, sekelompok pemuda mengendarai enam motor tiba-tiba juga menyerang warung nasi uduk di sekitar Kedaton, Bandar Lampung, pada waktu dini hari. Kelompok itu membawa golok dan celurit, merusak warung kecil di pinggir jalan milik ibu-ibu dan seorang anaknya. Warung itu pun akhirnya rusak dilempari batu dan dihantam celurit yang ditenteng. Ditarik waktu ke belakang, masih banyak aksi serupa yang dilakukan geng bermotor itu. Hal itu jelas sangat meresahkan masyarakat. Dengan kondisi itu, seharusnya petugas dari kepolisian bisa lebih mencegahnya. Dengan masih sering terjadinya aksi tawuran dan penyerangan menandakan pengawasan lewat patroli petugas belum maksimal. Patroli 24 jam selayaknya dapat dilaksanakan di setiap sudut daerah. Mengingat jumlah personel kepolisian yang sangat banyak. Walaupun pelaku geng motor itu masih di bawah umur, tetap harus ada tindakan tegas yang berefek jera. Contohnya, remaja geng motor yang pernah tertangkap dibina secara maksimal dan wajib lapor bersama orang tuanya ke kantor polisi dalam waktu tertentu. Sebab, ketika pelaku itu tidak diberikan pembinaan dan hanya dikembalikan ke orang tua agar pembinaan dalam keluarga, bisa dinilai kurang efektif. Artinya, perlu ada tindakan hukum yang menimbulkan efek kapok sesuai porsi usia pelaku yang masih di bawah umur itu.

MU Bertekad Tularkan Momentum Positif ke Eropa

Putri Candrawathi versus Baiq Nuril, Vanessa Angel, Angelina Sondakh, dan Nikita Mirzani

Delima Natalia Napitupulu

Putri Candrawathi versus Baiq Nuril, Vanessa Angel, Angelina Sondakh, dan Nikita Mirzani

Sudahi Aksi Koboi Polisi

Wujudkan Reformasi Birokrasi secara Total

Petugas SPBU Tidak Bisa Deteksi Kendaraan Modifikasi

Dampak Penaikan BBM kian Terasa

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 02 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 03 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 01 Juli 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda