
KALAU ingin sukses, janganlah melihat ke belakang. Apalagi meratapi masa lalu! Seperti mengendarai mobil, ingin selalu melihat ke belakang dengan kaca spion ketimbang memandang ke depan. “Kalau ngomong masa lalu, tidak ada habisnya. Ujung-ujungnya nabrak,” kata Pak De kepada Pak Ho, melihat Lampung yang sudah berusia 57 tahun.
Ikon Lampung adalah keberagaman. Di sini saling menghargai sesama anak bangsa dalam membesarkan adat, budaya, dan menghormati antaragama. Apalagi Lampung menyimpan modal besar untuk menyejahterakan rakyat karena banyak hamparan laut, gunung, juga tanah nansubur.
“Jadi, buat apalah membahas yang sudah berlalu. Bangunlah masa depan Lampung ini dengan keceriaan,” tegas Pak Ho bahwa Pak De ternyata jauh berpikir ke depan bagaimana nasib Lampung setelah dilintasi jalan tol trans-Sumatera. Masa lalu itu jadikanlah pengalaman!
Hari jadi Lampung yang sudah setengah abad lebih itu, jatuh pada 18 Maret 2021. Waktu itu untuk lebih banyak berinovasi, berkarya. Karena hari ini, Lampung menjadi lokomotif pertanian Indonesia. Itu pun disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat berada di Lampung, Juni 2020.
Lampung bertengger di peringkat kedua bidang pertanian di Sumatera dan peringkat keenam Indonesia. Lampung memiliki banyak keunggulan yang komparatif, baik secara geostrategis, demografis, maupun kekayaan alam.
Itu dibuktikan dalam kunjungan sehari, ada tiga dan empat menteri memberikan dorongan agar pembangunan Lampung harus lebih masif lagi. Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusbandio (saat itu), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki.
Pada Juli 2020 di Manara Siger, Bakauheni, baik itu Erick, Wishnutama, maupun Budi Karya bersepakat membangun pariwisata terpadu di ujung selatan Sumatera. Jika kawasan itu terwujud, Arinal sebagai gubernur memastikan Lampung bagaikan zamrud, berkilau pada saatnya.
Erick pun merangkul kalangan swasta guna mempercepat mimpi Lampung memiliki pariwisata terintegrasi. Ada tiga BUMN yang disetujui Presiden Jokowi membangun proyek tersebut, yakni PT ASDP Indonesia Ferry, PT Indonesia Tourism Development Coporation (ITDC), dan PT Hutama Karya.
Yang jelas, kawasan wisata itu bukan mimpi belaka. Pekan ini saja, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo sudah mengibarkan bendera bahwa pembangunan segera dimulai dari berdirinya masjid megah di atas bukit. Subhanallah. Menikmati indahnya alam, mengingat Sang Pencipta akan ciptaan dan kekuasaan-Nya.
Pembangunan wisata di Bakauheni ini, selain berpengaruh terhadap perekonomian, juga menciptakan lapangan kerja dan indirect effect bagi rakyat, serta tersedianya ruang bagi kebudayaan untuk berkembang. Selat Sunda beserta isinya, yakni Gunung Anak Krakatau, lalu Teluk Kiluan dengan puluhan lumba-lumba, serta Pantai Tanjung Setia di Pesisir Barat.
Mewujudkan itu semua, tidak hanya berpangku tangan. Namun, memerlukan kekuatan lobi, piawai menggaet investor dengan berbagai tips kemudahan. Apalagi masyarakatnya terbuka menerima pendatang, serta aman dan nyaman menjadi pilihan utama untuk bisa berlama tinggal di Lampung ini.
***
Bukan hayalan, melainkan ada data dan fakta menunjukkan laju kemajuan yang signifikan setelah dilihat dari indikator makro pembangunan. Apa itu? Kata Gubernur Arinal Djunaidi, sehari sebelum peringatan HUT ke-57 Lampung, mengungkapkan hampir seluruh pertumbuhan ekonomi provinsi di negeri ini tahun 2020 mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19.
Namun, untuk Lampung, pertumbuhan ekonomi Bumi Ruwa Jurai mengalami kontraksi menjadi -1,67%. Angka ini relatif lebih baik dari nasional yang mengalami kontraksi lebih dalam menjadi -2,07%. Ini adalah wujud dari keunggulan Lampung sebagai lumbung pangan dan ternak nasional.
Ternyata di tengah pandemi Covid-19, Lampung mampu meningkatkan luas panen padi sebesar 17,2% atau terjadi peningkatan 79.958 ha jika dibandingkan dengan luas panen pada 2019. Selain itu, terjadi peningkatan produksi dari 2,16 juta ton menjadi 2,59 juta ton.
Dalam konferensi pers pada 22 Desember 2020, Arinal menjelaskan meski dalam kondisi pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Lampung lebih baik jika dibandingkan dengan capaian nasional. Perekonomian Lampung pada triwulan III 2020 tumbuh 4,15% jika dibandingkan dengan capaian pada triwulan II yang minus 0,56.
Lampung juga mencatat rekor terbaik untuk keberhasilan bidang investasi. Pemerintah Pusat pantas dan layak memberinya penghargaan KPPU Award berupa juara satu (utama) untuk kategori persaingan usaha dan juara II (madya) untuk kategori kemitraan.
Gubernur juga mengatakan kado terbaik pada 57 tahun ini, ada tren yang membaik terhadap ketimpangan pendapatan antarpenduduk pada 2020 sebesar 0,320. Angka ini lebih baik dari nasional sebesar 0,385. Begitu pun kontribusi produk domestik regional bruto (PDRB) di wilayah Sumatera, ternyata Lampung berkontribusi terbesar ke-4 yakni 10, 52 %.
Adapun tingkat pengangguran terbuka (TPT) Lampung pada Agustus 2020 sebesar 4,67%, atau lebih rendah dari nasional. Ini menjadi capaian terbaik kedua di Sumatera. Sementara pembangunan kualitas sumber daya manusia, Lampung menunjukkan tren yang membaik pula.
Ini pun ditunjukkan pertumbuhan indeks pembangunan manusia (IPM) sebesar 0,9 persen per tahun atau rata-rata pertumbuhan tertinggi se-Sumatera. Namun, angka IPM Lampung masih relatif rendah yaitu 69,69. Capaian itu semua adalah keberhasilan anak-anak bangsa yang memimpin daerah Lampung, guna mewujudkan provinsi berdaya saing tinggi.
Arinal bersama 15 bupati dan wali kota di Lampung bermimpi agar rakyat sejahtera dan sehat. Harus jujur dikatakan, mereka bukan ayam sayur, melainkan ayam aduan karena terbukti mereka adalah putra-putri terbaik hasil pemilihan untuk memimpin. Mereka pilihan rakyat, juga pilihan Tuhan.
Jika mencaci maki mereka—sama saja mencaci maki Tuhan. Mereka adalah khalifah fil ardh— untuk membawa kemaslahatan di Bumi Lampung. Ayam jagoan itu ditunjukkan mereka dengan kerja ikhlas bukan pencitraan. Raihan prestasi di usia 57 tahun, untuk membuat senyum rakyat dari desa ke kota. Dan diingatkan juga, mereka tidak patut menumpuk kekayaan. Namun, lebih hebat lagi jika mereka sudah mewujudkan janji-janji kampanyenya. ***