Diksi

Diah Meutia Harum Peneliti Kantor Bahasa Lampung SEMUA orang dapat menulis. Entah itu tulisan ringan, semacam buku harian, atau yang lebih berat berupa tulisan ilmiah. Dalam menulis dibutuhkan keahlian khusus agar tulisan enak dibaca. Selain itu, tentu penulis ingin pesan dalam tulisannya tersampaikan kepada pembaca. Oleh karena itu, dalam menulis diperlukan kecermatan dalam menggunakan diksi atau pilihan kata. Pilihan kata bergantung pada genre tulisan. Pilihan kata dalam tulisan jurnalistik akan berbeda dengan pilihan kata (diksi) dalam tulisan ilmiah. Bahasa di kalangan akademisi tentulah berbeda dengan bahasa remaja. Diksi merupakan perangkat bahasa yang menandakan gaya bagi seorang penulis. Pilihan kata atau bagaimana kata diterapkan dikenal sebagai diksi. Ada berbagai bentuk diksi yang digunakan penulis sebagai sarana dalam menulis. Bentuk itu berkaitan dengan hal yang ingin disampaikan dan emosi (marah, bahagia, atau sedih). Genre sebuah tulisan bergantung pada topik, tujuan, dan segmen pembaca. Topik biasanya menentukan seberapa detail pilihan kata (diksi) yang digunakan. Sekadar contoh dalam artikel pembahasan tentang komputer dan internet, biasanya akan berisi bahasa khusus, seperti e-mail, e-shopping, web, interface, dan lain-lain. Beragam topik akan menghasilkan kosakata khusus. Kosakata khusus itu akan berkaitan dengan makna yang akan disampaikan. Tujuan penulis—apakah untuk mengaitkan pendapat, menghibur, atau memberi informasi—akan berkaitan dengan pilihan kata. Hal itu untuk memberikan gambaran pada pembaca yang akan mencerminkan tujuan penulis. Apabila tujuan pengarang adalah untuk memberikan informasi, akan lebih baik bila pembaca disuguhi dengan pilihan kata yang jelas, lugas, dan tidak ambigu untuk mengindari kesalahan informasi. Lain halnya jika tujuan penulis adalah tulisan yang menghibur, pilihan kata yang digunakan mengandung unsur-unsur yang menyenangkan, atau bahkan yang tidak terduga. Demikian pula, sasaran pembaca bergantung pada segmentasi pembaca. Diksi formal biasanya digunakan untuk penulisan ilmiah ataupun teks-teks yang sifatnya serius. Diksi informal sering digunakan dalam esai naratif dan editorial surat kabar. Ada pula diksi yang berasal dari bahasa gaul. Diksi seperti ini biasanya digunakan untuk menangkap bahasa dari budaya dalam kerangka waktu tertentu. Pada akhirnya, jenis diksi yang digunakan penulis tergantung pada audiens pembaca. Seorang penulis yang menggunakan diksi canggih akan menyadari bahwa dia menulis untuk audiensi yang cerdas. Seorang penulis membuat diksi yang lebih informal menyadari bahwa dia menulis untuk audiensi dengan beragam kecerdasan. Diksi merupakan kata-kata yang dipilih untuk menyampaikan makna tertentu. Ketika mencari pilihan kata, sebaiknya gunakan pilihan kata yang memiliki makna yang kuat. Pilihan kata yang efektif dibentuk kata-kata yang jelas, konkret, dan tepat. Ketika menulis, sebaiknya hindari kata-kata yang terlalu umum, misalnya saja kata baik, buruk. Hal ini disebabkan pilihan kata ini tidak cukup terperinci dan menggambarkan sesuatu. Yang paling baik, ketika menulis munculkanlah kata-kata yang menimbulkan efek tertentu pada pembacanya agar pembaca terbawa dalam peristiwa yang sedang digambarkan, misalnya dalam kalimat “pakaian pengemis tua itu buruk”, pembaca tidak dijelaskan mengenai definisi buruk, pembaca tidak mendapatkan informasi yang cukup hanya dengan kata buruk. Lain halnya dengan kalimat “pakaian pengemis tua itu compang-camping”. Dalam diksi compang-camping terkandung makna ‘pakaian yang digunakan sudah robek-robek, tua dan lusuh’. Pilihan kata yang digunakan penulis menentukan ketersampaian pesan pada pembaca. Diksi bukan hanya diterapkan dalam penulisan, melainkan juga diterapkan dalam berbicara. Ketepatan menulis dan berbicara bergantung pada sejumlah faktor. Pertama, pilihan kata harus benar dan akurat. Kedua, kata-kata harus sesuai dengan konteks penggunaannya. Terakhir, pilihan kata harus sedemikian rupa sehingga pendengar atau pembaca mudah mengerti karena kita perlu mempertimbangkan budaya, konteks, dan tingkat intelektual audiens, dan kata-kata mana yang paling menarik bagi pembaca. Sebaiknya, penulis menyusun kalimat dengan menggunakan nada, suara, dan gaya yang sesuai. Lalu bagaimana pemilihan kata dalam menulis karya sastra? Diksi menjadi salah satu elemen sastra yang sangat penting, karena penulis menggunakan kata-kata untuk menyampaikan tindakan, mengungkapkan karakter, menyiratkan sikap, mengidentifikasi tema, dan menyarankan nilai-nilai. Dalam penulisan karya sastra, biasanya penulis memilih kata-kata untuk menciptakan dan menyampaikan suasana hati, nada, dan suasana yang khas kepada pembaca mereka. Dalam puisi dikenal diksi yang unik, yang memisahkannya dari prosa. Biasanya, diksi puitis ditandai dengan penggunaan kiasan, kata-kata berima, dan perangkat bahasa puisi lainnya.

Diksi

Mewaspadai Jihadis Post-Truth

Merindukan Kembali Ramadan

Chairil Anwar

Merindukan Kembali Ramadan

Wangi Gitaswara Meretas Imaji

Sibron Aziz Divonis 2 Tahun 3 Bulan

Arinal Didorong Bentuk Zona Integritas

Cegah Hama Wereng, Dinas akan Lakukan Penyemprotan Massal

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Kondisi PSM Makassar Belum Ideal Jelang Laga Kedua

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 12 Agustus 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 13 Agustus 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda