Astri Prehtin Noviana
Kasi KPPN Bandar Lampung
SUMBER daya terpenting yang dimiliki suatu organisasi adalah sumber daya manusia (SDM). Manusia selalu dominan dan berperan aktif pada setiap kegiatan organisasi, karena manusia yang menjadi perencana, penentu dan pelaku suatu sistem dalam sebuah organisasi. Manusia adalah elemen dasar yang melaksanakan dan menggerakkan seluruh aktivitas organisasi.
SDM mempunyai peran penting guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan mendayagunakan bermacam sumber yang dimiliki dalam diri manusia seperti pengetahuan, keahlian, dan kemampuan. Dalam suatu organisasi orang-orang akan memberikan tenaga, kreativitas, bakat serta usaha mereka kepada organisasi. Organisasi secara manajemen akan gagal mencapai tujuannya tanpa adanya orang-orang yang cakap. Bahkan, ada yang menyatakan manajemen SDM didefinisikan sebagai suatu cara yang sistematis yang berkaitan dengan pengembangan kualitas pegawai. Kehidupan suatu organisasi memiliki beberapa ancaman baik dari pihak internal dan pihak eksternal dari segala sumber daya yang dimiliki, bahkan aset organisasi yang paling penting adalah sumber daya manusia. Setiap organisasi bukan saja mengharapkan memiliki pegawai yang berkualitas seperti mampu, cakap, dan terampil, melainkan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, dan memberikan dampak dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai.
Harus Menjadi Dasar
Prinsip the right man on the right place harus menjadi dasar bagi bagian yang menangani SDM guna menempatkan pegawai dalam organisasi, sehingga apa yang menjadi tuntutan organisasi dapat terealisasikan. Tidak semua kebijakan dapat diterima berbagai pihak, dan kegagalan dalam bekerja dapat berdampak buruk bagi organisasi. Saat memberikan tugas, seseorang harus melihat faktor kunci seperti legitimasi dan efisiensi yang mengacu pada spesifikasi pekerjaan dan deskripsi pekerjaan, yaitu menempatkan orang yang tepat untuk posisi tersebut dan hampir seluruh manusia berusaha menciptakan prestasi kerja dalam pekerjaan atau hal yang sedang dilakukannya.
Prestasi kerja adalah suatu keberhasilan yang dicapai seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya serta didasarkan pada pengalaman, kesungguhan, kecakapan serta ketepatan waktu. Prestasi kerja pegawai diharapkan organisasi dengan nilai atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Adanya penilaian terhadap prestasi kerja pegawai yang diterapkan organisasi secara umum untuk memperhatikan, menghargai, dan memperluas kesempatan pegawai tersebut untuk dipindahtugaskan ataupun mendapatkan pengembangan karier. Upaya yang dilakukan dari hasil penilaian prestasi kerja pegawai adalah salah satunya dengan melakukan rotasi.
Adanya mutasi atau rotasi pekerjaan ini dianggap sebagai alat yang efektif untuk keberhasilan implementasi strategi SDM. Saat ada mutasi diharapkan hal tersebut dapat memberikan solusi kepada pegawai dan organisasi untuk mendapatkan suasana baru, tempat baru serta memperlihatkan hasil dari prestasi pegawai (apabila mutasi dalam promosi).
Dengan lingkungan yang sangat kompetitif sekarang ini, mutasi karena promosi merupakan hal prestasi yang dapat dicapai oleh pegawai. Adanya mutasi atau rotasi pekerjaan akan mendorong, meningkatkan kemampuan dan perilaku untuk berorientasi serta menerima hal baru.
Penempatan yang tepat membutuhkan penyesuaian terhadap beberapa hal, seperti pengalaman, kemampuan akademik, dan kesehatan fisik dan mental. Dengan memperhatikan beberapa hal tersebut, akan timbul gairah kerja dan meningkatkan kinerja pegawai.
Pada aparatur sipil negara (ASN), sistem kelembagaan merupakan bagian integral dari reformasi birokrasi pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean governance) dan pemerintahan yang baik (good governance). Bertahun-tahun pemerintah berupaya mewujudkan clean governance pada organisasi-organisasi pemerintahan terkait SDM. Filosofi dari aspek reformasi organisasi bahwa semua lapisan dan tingkatan secara fundamental berfungsi sebagai layanan publik. Dengan demikian, tata laksana dan organisasi harus didesain secara tepat supaya mampu adaptif dan mampu merespons kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Sementara semua organisasi berlomba-lomba untuk memiliki konsep yang lugas dan kaya akan fungsi, konsep tersebut menjadi alternatif saat ini dan dianggap tepat untuk mengurangi struktur organisasi. Di balik sistem birokrasi pemerintahan, seseorang yang menjadi pejabat harus memahami seorang pejabat melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien jika posisinya dalam organisasi diketahui dengan jelas. Penempatan pegawai merupakan bagian dari perencanaan strategis dari organisasi, serta merupakan bagian dari keputusan untuk melihat keefektifan dari seorang pegawai.
Budaya Organisasi
Mutasi pegawai menjadi salah satu bentuk dari budaya organisasi. Budaya organisasi sendiri memiliki fungsi membentuk pedoman dalam berpikir dan bertindak serta mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Budaya organisasi yang dipelihara dan dibentuk dengan baik akan memacu organisasi ke arah perkembangan yang lebih baik.
Keadaan pegawai rentan mengalami fluktuasi, hal tersebut dapat disebabkan karena terlalu lama seseorang bekerja pada satu tempat dan lokasi pekerjaan, role-overload, konflik peran dan burnout juga memengaruhi kinerja pegawai. Kejenuhan dan kebosanan tidak dapat dihindari apabila hal tersebut dialami seorang pegawai. Untuk menghindari hal tersebut organisasi menerapkan mutasi pegawai secara teratur dengan tujuan agar rotasi kerja tersebut dapat meningkatkan kinerja dan motivasi pegawai dengan memperhatikan kedepannya.
Budaya organisasi suatu hal yang esensial bagi suatu organisasi, hal tersebut karena adanya hubungan antara kehidupan dalam organisasi tersebut. Budaya organisasi merupakan filosofi, nilai, ide, keyakinan, harapan, sikap dan prinsip yang umum relevan yang mengikat dalam suatu komunitas tertentu seperti yang ditulis Robbins pada bukunya yang berjudul Manajemen pada 2006.
Budaya organisasi yang baik tak lepas dari gaya kepemimpinan, pelayanan dan karakteristik organisasi itu sendiri. Pentingnya budaya organisasi karena bentuk dari kebiasaan yang terjadi berulang kali dalam suatu hierarki organisasi. Pegawai yang produktif merupakan salah satu tujuan adanya budaya organisasi, seperti adanya peningkatan kepatuhan, norma, dan kedisiplinan, terciptanya komunikasi yang baik dan terciptanya sinergi di setiap tingkatan dan kegiatan.
Tugas seorang pegawai tidak hanya mengerjakan sesuatu dengan karena alasan agar atasan senang atau agar posisi “aman”, tetapi lebih kepada aktualisasi diri untuk berkembang dengan tujuan kemajuan organisasi. Berjalannya waktu, pengetahuan merupakan salah satu aspek dalam keberhasilan pekerjaan yang dilakukan seorang pegawai.
Seperti contoh apabila pendidikan tidak tinggi tetapi pegawai tersebut memiliki pengetahuan serta pekerjaan yang baik, maka berhak berkesempatan untuk suatu jabatan tertentu. Betapapun sempurnanya suatu teknologi, sumber daya manusia tetaplah aset yang terpenting, karena dapat menciptakan semangat, karya dan kreativitas, dan tujuan organisasi tidak akan tercapai tanpa aspek manusia (the man behind the gun). Sehingga penting sebuah pertimbangan dalam menempatkan pegawai dengan menggunakan prinsip the right man on the right job. (*)