VIRUS horor yang menggemparkan seisi dunia dalam dua minggu terakhir ini membuat ketakutan manusia. Hampir di seluruh ruang publik, apakah itu bandara, terminal, juga pusat-pusat keramaian, masyarakat memakai masker agar terhindar dari penyakit menular yang mematikan.
Wabah yang mengerikan itu disebabkan oleh virus corona tipe baru (2019-Novel coronavirus/nCoV). Penyakit ini sebuah peringatan manusia. Atau juga bisa dikatakan azab atau kutukan bagi penduduk bumi yang sudah melupakan Tuhan dan cara-cara bagaimana hidup sehat.
Virus itu pertama kali ditemukan pada 8 Desember 2019 di Kota Wuhan, Tiongkok. Warga yang mendiami kota berpenduduk 11 juta jiwa itu dilarang pergi tanpa alasan. Hingga pekan ini, korban tewas sudah mencapai 177 orang dan korban terinfeksi menjadi 7.783 jiwa. Tidak hanya Tiongkok yang dihantui virus corona. Dalam dua bulan virus tersebut sudah menjangkiti 16 negara. Negara paling dekat Indonesia, yakni Singapura dan Malaysia, sudah dirayapinya. Menyusul Jerman, Amerika Serikat, Prancis, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Australia, Nepal, Vietnam, Kanada, Kamboja, juga Sri Lanka.
Bagaimana Indonesia? Negeri ini berpotensi besar terkena sasaran virus corona. Empat ilmuwan Amerika Serikat dan Australia membuat simulasi sebaran virus horor. Hasilnya terungkap bahwa penyebaran begitu masif karena populasi manusia yang melakukan travelling.
Penelitian Lauren Gardner dan Ensheng Dong dari John Hopkins University, Amerika Serikat, serta peneliti Research Centre for Integrated Transport Innovation Sydney, Australia, yakni Aleksa Zlojutro dan David Rey, sangat meyakinkan. “Kami memperkirakan ada sekitar 20 ribu kasus 2019-nCoV di daratan Tiongkok pada 25 Januari, saat itu mendekati 2.000 kasus yang dilaporkan,” kata Gardner seperti dikutip Detik.com.
Dari hasil penelitiannya, terlihat jika Indonesia masuk negara yang berisiko tinggi terkena sebaran virus corona. Indonesia ada di urutan 13 dari 23 negara paling berpeluang kena virus corona.
Empat ilmuwan Amerika Serikat dan Australia membuat simulasi sebaran virus horor.
Peneliti itu juga membuat proyeksi Highest Risk Airports for 2019-nCoV atau bandara-bandara di Tiongkok dan dunia yang berpotensi menjadi titik masuk virus corona. Hasilnya, 50 bandara di Tiongkok dan di dunia yang harus bersiaga. Paling tidak, ada tiga bandara di negeri ini mencegah kemasukan virus horor tersebut.
Tiga bandara itu adalah Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Bandara Juanda Surabaya, dan Bandara Ngurah Rai Bali. Paling berpotensi masuk ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta. Negeri ini harus waspada penuh mencegah virus corona.
Patut menjadi catatan, setiap harinya ada lebih 30 penerbangan dari Tiongkok, baik penerbangan langsung maupun transit tujuan Indonesia. Jumlah penumpang dari Negeri Tirai Bambu tersebut mencapai 4.500 dan 6.000 setiap hari. Indonesia harus berhitung lagi jika tidak ingin kemasukan virus mematikan itu.
Lampung pun tidak mau ketinggalan mencegah virus masuk ke Tanah Lada. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang memfokuskan pencegahan penyebaran di Pelabuhan Panjang. Pelabuhan yang berkelas internasional melayani bongkar muat kontainer kapal yang berasal dari berbagai negara di dunia, terutama Tiongkok.
***
Pemerintah Provinsi Lampung juga tengah melakukan persiapan pencegahan serta menyiapkan rumah sakit untuk menangani pasien yang terjangkit penyakit corona. Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar Lampung, Rumah Sakit Umum Daerah Bob Bazar Kalianda, dan Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Yani Metro, tempat rujukan.
Percaya atau tidak, virus ini berawal dari skandal pencurian virus oleh ilmuwan Tiongkok di Kanada yang terjadi pada 2019. Di dunia maya yang lagi viral postingan blog dan tweet mengutip berita Canada Broadcasting Centre (CBC) tentang skandal pencurian tersebut. Kasus ini masih diselidiki polisi Kanada dan Tiongkok.
Yang jelas bagi Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Xi Jinping, menyebut virus corona adalah makhluk iblis. Sebab, sudah menewaskan rakyatnya. “Epidemi ini iblis,” kata Xi saat bertemu Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom di Beijing, Rabu (29/1).
Xi berjanji transparan serta bertanggung jawab mengendalikan virus itu, serta tidak membiarkan iblis tersebut bersembunyi di negerinya. Hingga kini Tiongkok sudahmengisolasi 13 kota dan 41 juta penduduk. Bangsa kulit putih itu dijaga ketat pasukan berkostum lengkap, baik tim militer maupun medis. Siapa pun dicegah keluar dari area karantina.
Berbagai perayaan Tahun Baru Imlek, 25 Januari lalu,dibatalkan. Beijing menjadi kota terlarang. Wuhan menjadi kota mati. Kebanggaan Tiongkok yakni Disneyland Shanghai dan Tembok Raksasa diumumkan serentak ditutup. Virus corona adalah momok yang sangat menakutkan.
Xi Jinping, menyebut virus corona adalah makhluk iblis.
Negara maju itu dalam dua pekan ke depan membangun rumah sakit yang akan menampung pasien terjangkit corona. Ribuan pekerja dikerahkan siang dan malam agar tempat karantina segera berdiri. Tidak ada yang sanggup menghadang virus yang mengerikan sejagat ini.
Namun, sebagai makhluk yang beriman patutlah menghayati sebuah hadis Rasulullah saw: “Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR Imam Bukhari). Maksud hadis itu adalah setiap penyakit pasti ada obatnya dari sisi Allah swt. Jadi tidak perlu khawatir. Manusia berikhtiar, Allah menentukan.
Termasuk jutaan muslim di Uighur dalam wilayah Tiongkok bertahan hidup, menghadapi virus corona. Kehidupan muslim Uighur menjadi topik hangat bagi dunia selama beberapa tahun terakhir. Sebagai orang beriman meyakini segala musibah dan bencana yang terjadi berasal dari Tuhan.
Musibah itu bisa dimaknai sebagai ujian bagi manusia meningkatkan keimanan terhadap Tuhan. Musibah adalah teguran bagi orang beriman yang sedang lalai dan jauh dari agama. Mereka diminta segera bertobat dan kembali pada menerapkan aturan agama.
Wabah virus corona memberi pelajaran yang sangat berharga bagi orang beriman, serta akan kesigapan bangsa di dunia ini. Negara adidaya seperti Amerika Serikat saja tidak berkuat mengevakuasi warganya yang kini masih terkurung di Tiongkok. Apalagi Indonesia, yang masih gagap menghadapi epidemi penyakit menular pernapasan itu. Hentikan teror virus corona yang sudah membuat ketakutan manusia! ***