Kurikulum Prototipe, Mencegah Learning Loss

Joni Iskandar Guru SMPN 1 Bandar Lampung, Ketua MGMP IPA Bandar Lampung PANDEMI Covid-19 yang berlangsung hampir dua tahun telah memberi hantaman yang berat bagi hampir semua lini kehidupan, tidak terkecuali dunia pendidikan. Menyikapi situasi pandemi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengeluarkan kebijakan penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilaksanakan sejak Maret 2020 sebagai alternatif solusi untuk keberlangsungan proses pembelajaran. Seiring berjalannya waktu, pelaksanaan PJJ memunculkan kekhawatiran dari berbagai pihak akan terjadinya learning loss. Learning loss (kehilangan pembelajaran) adalah sebuah kondisi hilangnya sebagian kecil atau sebagian besar pengetahuan dan keterampilan dalam perkembangan akademis yang biasanya diakibatkan oleh terhentinya proses pembelajaran dalam dunia pendidikan. Dalam kaitannya dengan pandemi Covid-19, banyak anak-anak kehilangan kesempatan mendapatkan pengetahuan hingga keterampilan untuk pengembangan sumber daya manusia karena berubahnya proses pembelajaran dari pembelajaran tatap muka (PTM) menjadi PJJ (dari luring menjadi daring). Sistem pembelajaran daring terpaksa dilakukan walaupun banyak sekolah yang belum siap sehingga yang terjadi adalah baru sekadar memindahkan kelas dari yang tadinya tatap muka menjadi daring dengan bantuan berbagai aplikasi, seperti zoom meeting, google meeting, dan google classroom. Adapun pola pengajaran masih konvensional, hanya sekarang bicaranya di depan komputer atau telepon pintar. Padahal, sejatinya pembelajaran daring yang benar tidak sesederhana itu. Pembelajaran daring harus didukung oleh sarana yang memadai, guru yang kompeten, modul dan bahan ajar yang mudah diakses, serta tentu saja tersedianya internet yang kuat (cepat dan kuota tak terbatas). Namun, untuk internet saja, masih menjadi kendala di sejumlah daerah di Indonesia sehingga menjadi wajar jika terjadi learning loss akibat PJJ. Upaya Mitigasi Semenjak pandemi Covid-19 melanda, Kemendikbudristek melakukan berbagai upaya dalam rangka meminimalisasi dampak negatif pandemi terhadap dunia pendidikan. Diawali dengan penutupan sekolah dan pemberlakukan pembelajaran jarak jauh di awal-awal pandemi, hingga pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Kemendikbudristek menyatakan pandemi Covid-19 telah mengakibatkan learning loss yang signifikan pada kompetensi literasi dan numerasi sehingga perlu upaya yang serius untuk segera melakukan pemulihan pembelajaran. Sebagai upaya pencegahan, sekolah diberikan dua opsi, yaitu menggunakan kurikulum 2013 secara penuh atau menggunakan kurikulum darurat, yang merupakan kurikulum 2013 yang disederhanakan. Kurikulum darurat diberlakukan agar pembelajaran di masa pandemi berfokus pada penguatan karakter dan kompetensi mendasar. Ternyata, siswa pengguna kurikulum darurat mendapat capaian belajar yang lebih baik dari pada pengguna kurikulum 2013 secara penuh. Memasuki tahun ajaran 2021/2022, Kemendikbudristek memperkenalkan Kurikulum Prototipe sebagai opsi tambahan bagi sekolah untuk melakukan pemulihan pembelajaran. Untuk sementara, Kurikulum Prototipe ini baru diterapkan di sekolah-sekolah yang mengikuti program sekolah penggerak dan SMK Program Keunggulan (SMK PK). Selanjutnya, mulai tahun ajaran 2022 hingga 2024 semua sekolah diberikan tiga opsi dalam kurikulum nasional, yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan Kurikulum Prototipe. Mengapa Kurikulum Prototipe masih dijadikan opsi dan tidak langsung diterapkan untuk semua sekolah? Terkait hal tersebut, menurut Kepala BSKAP Kemendikbudristek Anindito Aditomo, ada dua tujuan utama; pertama, menegaskan bahwa sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan serta konteksnya. Sebab, tugas pemerintah menetapkan kerangkanya dan bukan menetapkan kurikulum yang sudah operasional, sedangkan menyusun kurikulum yang sudah operasional adalah tugas sekolah. Kedua, agar proses perubahan kurikulum nasional terjadi secara lancar dan bertahap. Tahapan perubahan kurikulum nasional dimulai dari evaluasi Kurikulum 2013, penyusunan Kurikulum Prototipe, uji coba terbatas Kurikulum Prototipe, dan perbaikan lebih lanjut. Kurikulum Prototipe merupakan kelanjutan dari kurikulum darurat yang diberlakukan agar PJJ di masa pandemi dapat berfokus pada penguatan karakter dan kompetensi yang esensial. Kurikulum ini dianggap efektif meningkatkan kemampuan siswa dibanding Kurikulum 2013 secara penuh. Sebab, kurikulum pendahulunya yakni kurikulum darurat selama penerapan PJJ telah memberikan hasil yang optimal. Sehingga, Kurikulum Prototipe sebagai kelanjutannya diharapkan memberi ruang yang lebih luas bagi pengembangan karakter dan kompetensi dasar siswa, seperti literasi dan numerasi. Keunggulan Beberapa keunggulan dari Kurikulum Prototipe yang diyakini akan lebih optimal dibanding kurikulum yang lain adalah; pertama, terdapat dua kegiatan utama yaitu pembelajaran reguler/intrakurikuler dan kegiatan proyek (penguatan profil pelajar Pancasila). Kedua, kurikulum ini dikhususkan pada pengembangan kemampuan nonteknis (soft skills) dan karakter siswa. Ketiga tersedianya waktu yang cukup untuk pembelajaran kompetensi literasi dan numerasi karena fokus pada materi esensial. Keempat, guru bebas melakukan pembelajaran sesuai kemampuan siswanya dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. Kelima, adanya penyederhanaan administrasi perangkat pembelajaran bagi guru. Banyak kalangan menyatakan Kurikulum Prototipe ini sebagai Kurikulum 2022 sehingga menguatkan ungkapan selama ini, yakni “ganti menteri ganti kurikulum”, tetapi Mendikbudristek telah membantahnya. Menurut Mas Menteri, kurikulum ini merupakan kurikulum yang akan dimengerti oleh guru. Fleksibel ketika guru boleh mengadopsi sesuai karakter muridnya serta memberi kesempatan guru untuk berkreasi dan berinovasi sehingga dengan yakin Mendikbudristek menyatakan Kurikulum Prototipe adalah kurikulum yang memerdekakan pembelajaran. Meski demikian, kurikulum ini masih bersifat opsional, yakni sekolah boleh menerapkannya atau tidak. Seandainya sekolah belum ingin menerapkannya, terdapat dua pilihan kurikulum lain, yaitu Kurikulum 2013 dan kurikulum darurat, asalkan tetap mengacu pada standar nasional pendidikan. Dengan demikian, sekolah akan diberikan waktu yang cukup untuk mempelajari dan memahami konsep Kurikulum Prototipe sebelum memutuskan untuk menerapkannya. Akhirnya segala upaya dari Kemendikbudristek untuk mencegah learning loss dengan membuka sekolah kembali (melaksanakan PTM) dan penerapan kurikulum prototipe harus diikuti dengan upaya pemulihan kemampuan belajar. Upaya pemulihan ini dibutuhkan agar siswa mampu mengejar kemajuannya akibat terlalu lama belajar dalam kondisi darurat. Dan, yang terpenting adalah upaya ini harus didukung oleh semua pihak yang berkepentingan dalam dunia pendidikan, mulai dari Pemerintah Pusat (Kemendikbudristek), DPR, pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota), seluruh warga sekolah, orang tua siswa, serta masyarakat. Dengan adanya dukungan dan kerja sama dari semua pihak, niscaya upaya pencegahan learning loss akan dapat berjalan dengan baik. (*)

Kurikulum Prototipe, Mencegah Learning Loss

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengeluarkan kebijakan penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Perhiasan 50.000 Tahun

Bridget Jones

ricky marly

Bridget Jones

Tegas Memberantas Curanmor

BPBD Tanggamus Tunggu Surat Resmi Kepolisian

Dua Maling Motor Kepergok Warga di Kebun Sawit

Siswa SMP Tenggelam Saat Bermain di Bendungan

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 02 Oktober 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 30 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 27 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 29 September 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi