“Puteri”

Bandung Mawardi PUTERI Indonesia 2020 bernama Raden Roro Ayu Maulida Putri. Di rumah dan kampus, dia biasa dipanggil Ayu. Kita mengandaikan dia dipanggil Putri. Panggilan untuk keakraban. Putri berhasil mengalahkan 39 finalis dalam pemilihan Puteri Indonesia 2020 di Jakarta Convention Center, 6 Maret 2020. Putri meraih kemenangan sebagai Puteri Indonesia 2020. Kita dapat membaca sosok Putri sebagai Puteri Indonesia 2020 di Nyata edisi Maret 2020. “Putri” dan “puteri”. Pemenang mendapat gelar Puteri Indonesia, bukan Putri Indonesia. Yayasan Puteri Indonesia memang belum berubah nama menjadi Yayasan Putri Indonesia dalam memberikan gelar bagi perempuan cantik, menarik, dan baik. Para menteri sebagai juri dan penonton mungkin menganggap penulisan gelar “puteri” itu tak bermasalah. “Putri” atau “puteri” dianggap sama saja. Kita sengaja ingin menjadikan itu masalah sebelum Puteri Indonesia 2020 maju dalam pemilihan Miss Universe 2020. Selama puluhan tahun, penulisan “putri” atau “puteri” kadang memunculkan keraguan bagi kita bila membuka buku dan majalah lama. Kebingungan menulis “putri” atau “puteri” sama dengan saat kita menulis “isteri” atau “istri”. Kita mencari contoh penulisan “puteri” di majalah-majalah lama. Haryati Soebadio dalam cerita berjudul Hubungan Keluarga yang Rumit dimuat di Femina , 20 Januari 1976, menulis “isteri” dan “puteri”. “Raja Dharma mempunyai isteri yang sepatutnyalah bernama Candrawati, karena cantiknya seperti Candra, dewi bulan. Anak mereka sudah dapat diharapkan merupakan gadis yang cantik molek tiada taranya. Nama puteri ini pendek saja, Ratna Mutiara, namun tepat sekali.” Penulisan “isteri” dan “puteri” mengingatkan kita pada cerita-cerita lama. Kita juga mendapati penulisan itu dalam terjemahan dongeng-dongeng asal Eropa dan Amerika Serikat. Contoh lain, yaitu pengumuman di majalah Femina , 31 Januari 1978. “Satu hal mungkin sudah lama memenuhi angan-angan para remaja puteri, yaitu terlibat langsung dalam Pemilihan Puteri Remaja Indonesia. Sebagai peserta, sebagai semifinalis, sebagai finalis atau kalau mungkin salah seorang pemenang. Sebagai si Puteri Remaja? Mengapa tidak, kalau ia memang memenuhi segala persyaratannya?” Lagi-lagi kita menemukan penulisan kata “puteri”. Pembaca lantas meyakini penulisan kata yang benar adalah“puteri” bukan “putri”. Kita lanjutkan dengan membaca iklan di majalah Kartini , 18—31 Agustus 1980: “Majalah khusus untuk putra-putri tersayang. Fokus remaja masa kini, untuk turut berpartisipasi, aktif meraih prestasi dan bertanggung jawab sebagai generasi muda. Bacaan yang padat menawan hanya di Variasi Putra Indonesia .” Iklan ini menggunakan sebutan “putra” dan “putri”. Perubahan penulisan kata “putra” dan “putri” ternyata telah terjadi pada tahun 1980-an. Keinginan membiasakan orang-orang menulis “putri” tetap sulit pada masa itu. Peran koran dan majalah belum berpengaruh banyak kepada publik karena sering mendapati pengumuman atau acara-acara menggunakan diksi “puteri”. Di sekolah atau universitas, pembiasaan menulis “putri” lebih mudah diaplikasikan melalui pembelajaran atau ajakan penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan ejaan dan tata bahasa. Pada 2020, kita justru masih bermasalah dengan “puteri” dan “putri”. Kita masih menyaksikan acara yang sudah diselenggarakan lama tersebut tetap menulis gelar pemenangnya sebagai “puteri”. Oleh sebab itu, kita membutuhkan kamus untuk meyakinkan penulisan yangbenar. Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1952) mengartikan puteri: “anak perempuan radja”, “anak perempuan atau isteri radja”, “(kata kehormatan) anak perempuan, (kaum) wanita”. Sutan Mohamad Zain dalam Kamus Moderen Bahasa Indonesia (1954) memberi keterangan “puteri” sebagai kata yang berasal dari bahasa Sanskerta. Puteri berarti “anak perempuan radja” dan “zaman sekarang anak perempuan orang baik-baik djuga, meskipun bukan keturunan radja”. Sutan Mohammad Zain memberi contoh penamaan organisasi pada masa lalu, Puteri Sadar: “nama perkumpulan gadis-gadis terpeladjar”. Perubahan penulisan “puteri” menjadi “putri” kita temukan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976) susunan Poerwadarminta yang diolah kembali oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Entri “puteri” diarahkan ke “putri”. Arti tetap sama. Kamus itu menandai penulisan berubah, “puteri” menjadi “putri”. Para pengguna bahasa Indonesia diharapkan menulis “putri”, bukan “puteri”. Lantas kita teringat kembali pada Haryati Soebadio pada 1976 yang masih menulis “puteri”. Pengarang itu mungkin belum mengetahui ada perubahan penulisan “puteri” menjadi “putri”. Penulisan “puteri” atau “putri” masih membingungkan murid-murid SD dan SMP. Mereka sering ragu menggunakan atau menghilangkan huruf “e” pada kata tersebut. Pada tahun 2003, terbit Kamus Bahasa Indonesia Sekolah Dasar yang disusun oleh Pusat Bahasa. Murid-murid SD dianjurkan menulis “putri” dengan arti “anak perempuan raja”, “anak perempuan”, dan “khusus untuk wanita”. Kamus ini tak lagi memuat entri “puteri”. Kamus itu membantu meyakinkan anak memilih penulisan “putri” meski mengetahui gelar pemenang pemilihan perempuan cantik, menarik, dan baik di Indonesia masih ditulis dengan kata “puteri”. Begitu.

Sampah Limbah B3 dan Masker Harus Ditangani Khusus

Lampung Dukung Ekspor Benur Dilegalkan

Delima Natalia Napitupulu

Lampung Dukung Ekspor Benur Dilegalkan

Terdakwa Kasus Diksar Maut Dituntut 3 Tahun Penjara

Perampok Tembak Kepala Korban hingga Tewas

Laki-laki Paruh Baya Cabuli Balita

Tiga Tahanan Pesta Narkoba di LP

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 09 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 10 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 08 September 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi