Sikap Bahasa

BAHASA merupakan alat untuk berkomunikasi antarmanusia. Dalam berkomunikasi perlu mempertimbangkan berterima atau tidaknya tindak tutur bahasa seseorang sehingga seseorang dapat memiliki sikap bahasa, baik positif maupun negatif. Sikap bahasa merupakan suatu tindakan yang dapat diamati melalui tindakan atau tingkah laku seseorang. Hal ini ditegaskan juga oleh pakar bahasa, Kridalaksana (2011), mengatakan sikap bahasa adalah posisi mental atau perasaan terhadap bahasa sendiri atau bahasa orang lain. Menurut Garvin dan Mathiot (1968), sikap positif berbahasa memiliki tiga ciri, yaitu kesetiaan berbahasa ( language loyalty ), kebanggaan berbahasa ( language pride ), dan kesadaran akan norma bahasa ( awareness of language norm ). Jika ketiga ciri tersebut menghilang atau melemah dari penuturnya, akan timbul sikap negatif penutur terhadap bahasanya. Sementara sikap negatif terhadap bahasa dapat juga terjadi apabila seseorang sudah berkurang atau tidak mempunyai rasa bangga terhadap bahasanya dan cenderung mencampur penggunaannya dengan bahasa lain. Beberapa contoh berikut mungkin dapat menjadi refleksi diri kita apakah sudah bangga terhadap bahasa kita sendiri, bahasa Indonesia? Kita harus pride dengan kesuksesan yang telah kita capai. (Seharusnya ditulis: Kita harus bangga dengan kesuksesan yang telah kita capai.) Cobalah berpikir out of the box ! (Cobalah berpikir yang cemerlang!) Jangan narrow minded -lah, cobalah open your mind ! (Jangan berpikiran sempitlah, cobalah buka pikiran Anda!) Papan nama yang sering dijumpai di tempat umum, Welcome seharusnya ditulis selamat datang Out seharusnya ditulis keluar In seharusnya ditulis masuk Penulisan kosakata asing bisa ditulis secara berdampingan dengan bahasa Indonesia dengan ukuran huruf bahasa asing lebih kecil dari bahasa Indonesia. Misalnya, Selamat datang ( welcome ) Masuk (in) Keluar (out) Imbauan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sejalan dengan upaya menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Bangsa yang besar adalah bangsa yang cinta dan bangga akan bahasanya. Sikap positif berbahasa Indonesia dapat juga ditumbuhkan melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pendidikan formal. Marilah kita menumbuhkan sikap positif berbahasa Indonesia dengan menggunakan kosakata bahasa Indonesia tanpa mengabaikan bahasa daerah dan bahasa asing. Keduanya bisa digunakan secara berdampingan dengan bahasa Indonesia tentunya dengan tidak mengabaikan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Oleh Pemerhati bahasa: Achril Zalmansyah

Pandemi Covid-19 Ujian untuk Calon Presiden 2024

Revisi Prolegnas 2021 Hanya Menambah RKUHP dan UU ITE

Firman Luqmanulhakim

Revisi Prolegnas 2021 Hanya Menambah RKUHP dan UU ITE

Dokter Minta Pasien Isoman Waspada Happy Hypoxia

Pendonor Plasma di Pringsewu Dihadiahi Rp250 Ribu

Kebakaran Hutan dan Udara

Pasien Isoman di Pesawaran Dapat Bantuan Rp500 Ribu

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

Pendaftar Jalur SNBP Itera dan Unila Terus Bertambah

Perhotelan Turun hingga 50 Persen Akibat Efisiensi Anggaran

Panitia Universitas Tak Bisa Tangani Kasus Gagal PDSS

Efisiensi Anggaran ke Daerah Berlaku untuk DAK dan DAU

Eva Dwiana Resmikan JPO Milenial

Optimalkan Ekonomi Biru dan Hijau untuk Tingkatkan Kebijakan Fiskal

Penanganan Korupsi Berlanjut

Awasi Kebijakan Harga Singkong di Lapangan

Capaian Pengamanan Lampung dan Sinergi Pusat-Daerah

POPULAR POST

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 23 Mei 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Weekend, 25 Mei 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 28 Mei 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda