• LAMPOST.CO
  • METROTV LAMPUNG
  • DESAKU
  • SUMA.ID
Senin, Juli 7, 2025
Berlangganan
Konfirmasi
  • Masuk
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Berlangganan
  • E-Paper
  • Indeks
  • Log in
Beranda Kolom

Lockdown Anak!

Sri Agustina Editor Sri Agustina
25 Juni 2021
di dalam Kolom, Refleksi, Weekend
A A
Covid-19 menyerang anak-anak. (DOK)

Covid-19 menyerang anak-anak. (DOK)

Share on FacebookShare on Twitter
Iskandar Zulkarnain, Wartawan Lampung Post

MELIHAT tayangan berbagai televisi sepekan terakhir ini, hanya bisa berdoa semoga negaraku tidak panik menghadapi meningginya angka kematian akibat pandemi Covid-19. Ruang rawat inap di rumah sakit penuh sesak, antrean jenazah yang dimandikan, dan banyak petugas pemakaman kelelahan yang menguburkan puluhan pasien virus corona setiap harinya.

Kalau sudah begini, kapan berakhirnya wabah Covid-19? “Setiap jam, mobil ambulans lalu lalang, meraung-raung bunyi sirine membawa pasien. Ngeri sekali,” kata Najib (53) di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (17/6). Tinggi angka penularan dan kematian itu karena masyarakat ngeyel –bebal dengan bahaya virus. Sudah tahu dilarang mudik. Masih juga tetap mudik!

Ini bisa dilihat dari jutaan warga yang nekat kembali mudik Lebaran di saat transmisi corona varian baru. Tidak itu saja, parahnya lagi aparat tidak tegas dalam menerapkan berbagai peraturan. Warga memilih mudik lebih awal dan kembali lagi setelah peraturan larangan mudik tidak berlaku.

BACA JUGA

Dari Jari-Jari Kecil ke Dunia Teknologi

Mengurai Benang Kusut Banjir di Bandar Lampung

Sepak Bola untuk Persatuan

Jitu Menekan Angka Kejahatan

Di Bakauheni—Merak, contohnya. Dan Bangkalan, Madura. Sudah tahu ada penyekatan agar tidak terjadi menyebarkan virus , tapi warga masih saja menolak bahkan merusak fasilitas pos check point. Ini kan tidak mau diatur. Faktanya, Koalisi Masyarakat Madura Bersatu berunjuk rasa di depan Balai Kota Surabaya. Mereka itu memprotes peraturan Wali Kota, Eri Cahyadi yang melakukan penyekatan di  kawasan Suramadu.

Aksi massa berdesak-desakan dan tidak memakai masker memang sangat kontradiktif. Di tengah-tengah tingginya angka penyebaran Covid-19 di bumi Majapahit itu, pendemo menebar sejumlah poster yang bertuliskan “Hentikan penyekatan yang diskriminatif”. “Wali Kota Surabaya harus minta maaf ke warga Madura”, “Di Madura enggak ada corona, yang ada markona”.

Pendemo mengatasnamakan warga Madura itu juga mendesak pemerintah tidak memberlakukan swab test antigen di Suramadu. Nyali untuk menangani virus sudah tidak ada lagi. Padahal tes swab, salah satu cara memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Jadi sangat wajar jika ada warga di Bangkalan, Madura, banyak yang terpapar virus corona.

Aksi massa berdesak-desakan dan tidak memakai masker memang sangat kontradiktif.

Negara harus hadir menegakkan peraturan! Jangan kalah dengan kelompok mengatasnamakan masyarakat yang mengambil keuntungan sesaat. Hari ini, sejumlah negara asing mengingatkan warganya, dan menolak keras kedatangan pesawat terbang dari Indonesia. Apalagi mereka mengetahui negeri ini tengah menghadapi serangan virus baru corona—varian delta.

Sikap abai dan tidak peduli dan diperparah lagi adanya varian baru  yang cepat menular–membuat panik warga dan tenaga kesehatan di sejumlah fasilitas medis. Jika pada Januari—Februari lalu adalah gelombang pertama puncak pandemi, kini berada di fase kedua virus akan lebih gila lagi.

Para pakar epidemiologi berpendapat wabah Covid-19 selama dua pekan terakhir ini belum mencapai puncak dan fase terburuk. “Prediksi fase kritis akan dialami setelah puncak pada akhir Juli nanti,” kata epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman, pekan ini.

Dia menyoroti angka positivity rate corona sudah di atas 40% menandakan penularan Covid-19 luar biasa tingginya. Jika pemerintah tidak menerapkan lockdown, perlulah pengontrolan ketat bekerja di rumah saja dipatok 75% serta pengetatan PPKM skala mikro dipastikan harus berjalan. Sekali lagi, negeri ini diingatkan harus membuat skenario terburuk.

***

Menghadapi lonjakan pasien yang terpapar Covid-19, kalangan pengamat kesehatan mendesak pemerintah memberlakukan lockdown. Kode keras itu diambil—gawat darurat kesehatan itu setelah kasus corona kian liar sementara cakupan vaksin di daerah masih sangat rendah.

Desakan lockdown itu pun ditanggapi langsung Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Menurut dia, sejatinya apa pun nama kebijakannya, apakah PPKM mikro, PSBB, lockdown, esensi bukan namanya. “Intinya bagaimana  bisa mengurangi mobilitas, dan mengurangi pergerakan,” kata Budi.

Akan tetapi, guru besar bidang sosiologi bencana Universitas Teknologi Nanyang Singapura, Prof Sulfikar Amir, memaklumi pemerintah belum menerapkan lockdown. Karena kondisi keuangan, dan belum maksimalnya PPKM mikro. Itu pun diakui Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Tuntutan lockdown itu sangat beralasan karena Covid-19 sudah bermutasi ke varian baru. Bahkan, sudah menyerang anak-anak. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengingatkan orang tua agar serius menjaga anak-anak termasuk balita. Sebab, situasi wabah hari ini sangat berbeda dengan awal tahun kemarin. Varian baru mudah menular termasuk kepada anak-anak.

Tuntutan lockdown itu sangat beralasan karena Covid-19 sudah bermutasi ke varian baru.

Di Ibu Kota negara tercatat pada Minggu lalu (20/6), sebanyak 5.582 orang positif Covid-19. Dari jumlah itu, sebanyak 655 kasus adalah anak usia 6—18 tahun, 224 kasus adalah usia 0—5 tahun atau balita. Sisanya 4.261 kasus baru di usia 19—59 tahun, dan 442 kasus berusia 60 tahun ke atas.

Dan anak buah Anies, yakni Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan tren kasus positif aktif pada anak di bawah usia 18 tahun terus bertambah. Dari  7.505 pertambahan kasus baru Covid-19, ternyata 15% di antaranya adalah anak-anak. Perinciannya adalah 830 kasus adalah anak usia 6—18 tahun dan 282 kasus adalah anak usia 0—5 tahun.

Sedangkan sisanya yakni 5.775 kasus adalah di usia 19—59 tahun dan 618 kasus berusia 60 tahun ke atas. Melihat kenaikan angka yang menyerang anak-anak, seharusnya orang tua ikut menjaga buah hatinya lebih ketat, dan menghindari keluar rumah dengan membawanya ke mana-mana.

Seperti apa yang disampaikan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) bahwa lonjakan angka pasien anak-anak ini, harus jadi kajian mendalam bagi lembaga pendidikan yang menggelar pembelajaran tata muka (PTM) pada 12 Juli mendatang. Ingat! Anak berpotensi terinfeksi corona. Buatlah skema dengan berbagai batasan sehingga tidak menjadi klaster baru.

Tekad menyelamatkan nyawa generasi penerus harus jadi ikhtiar bersama. Caranya adalah berupaya sekuat tenaga mencegah penyebaran Covid-19 di kalangan anak-anak. Dalam Konvensi Hak Anak (KHA) sudah diatur bahwa hak hidup berada di nomor satu, disusul nomor dua adalah hak sehat, dan di nomor tiganya hak pendidikan. Artinya, paling utama anak-anak itu memiliki hak mendapatkan hidup dan sehat di atas bumi ini. ***

 

 

 

Tags: Lockdown AnakRefleksi
berbagiTweetMengirim
Posting Sebelumnya

Ikan Jadi Komoditas Potensial Lampung

Posting berikutnya

Lemon Pengubah Warna

Sri Agustina

Sri Agustina

Posting berikutnya
Buah lemon mampu mengubah teh menjadi lebih terang. (DOK)

Lemon Pengubah Warna

Pantai Kedu Warna di Lampung Selatan yang indah. (LAMPUNG POST/APRIESTI)

Menikmati Matahari Tenggelam di Pantai Kedu Warna

Aktor Iko Uwais. (DOK)

Iko Uwais Jadi Hard Master di Film Snake Eyes

Aplikasi Datangin bantu UMKM. (LAMPUNGPOST/SETIAJI)

Datangin Jadi Startup Andalan UMKM Lampung

Otak-otak ikan yang lezat. (DOK)

Otak-Otak Lezat Gurih Manis dan Empuk 

BERITA TERBARU

  • Polda Lampung Tangkap Tiga Admin Facebook LGBT 7 Juli 2025
  • PSG Tantang Real Madrid di Semifinal 7 Juli 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 07 Juli 2025 7 Juli 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Weekend, 06 Juli 2025 6 Juli 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 05 Juli 2025 5 Juli 2025

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

  • kantor DPRD lampung Utara

    Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 02 Juli 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 03 Juli 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 01 Juli 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
Facebook Twitter Youtube RSS Instagram

Tentang Kami

 

LampungpostID adalah laman berita resmi Harian Umum Lampung Post. Laman ini berada dalam naungan PT Masa Kini Mandiri, penerbit Koran Lampung Post yang menyajikan informasi berkualitas untuk melengkapi kehadiran koran edisi cetak di masyarakat.

Alamat Kami

PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno – Hatta No. 108, Hajimena, Lampung Selatan

Phone : (0721) 783-693
Fax : (0721) 783-578
Email : redaksi@lampungpost.co.id

Redaksi
Tentang Kami

Iklan & Sirkulasi

Bachtiar Al Amin : 0812-7339-8855
Ja’far Shodiq : 0812-1811-4344
Dat S Ginting 0822-6991-0113
Setiaji B. Pamungkas : 0813-6630-4630

LampungpostID © 2022

Selamat Datang kembali!

Masuk ke akun Anda di bawah ini

Password yang terlupakan?

Ambil kata sandi Anda

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS

LampungpostID © 2022

Open chat
1
Anda butuh bantuan ?
Admin Lampungpost.id
Halo, ada yang bisa kami bantu ?