Mimpi ASN

[caption id="attachment_12770" align="alignleft" width="108"] Dian Wahyu Kusuma (Wartawan Lampung Post)[/caption] SEKRETARIS Kabupaten (Sekkab) Tanggamus Andi Wijaya pernah mengatakan bahwa pemerintah daerah bukan hanya membuka seluas-luasnya untuk membentuk honor daerah. Ke depannya, anggaran negara yang akan dibebankan untuk mengupah pegawai ASN. Andi menginginkan kebijakan pemerintah daerah lebih pada menarik investor untuk berinvestasi di darah supaya warga daerah bisa mendapat peluang kerja seluas-luasnya. Pada agenda bersih-bersih Air Terjun Way Lalaan awal bulan Oktober lalu, Andi ingin pemerintah daerah menarik investor supaya perhelatan kunjungan wisata yang di sana terbangun sehingga warga memiliki tambahan penghasilan. Air Terjun Way Lalaan menjadi daerah wisata unggulan di Tanggamus. Pedagang di sekitar wisata itu bercerita bahwa pengunjung makin ramai saat akhir pekan. Investasi di daerah memang tampaknya tidak mudah. Investor perlu mengenal budaya masyarakatnya. Pendekatan dengan warga pula perlu dibentuk, bahkan fasilitas infrastruktur perlu ditopang dengan maksimal. Beberapa waktu ke depan akan banyak pemuda kita mendaftarkan diri sebagai calon pegawai negeri sipil. Mimpi menjadi aparatur sipil negara masih kentara sekali, hal itu terlihat dari jumlah pendaftarnya yang begitu membeludak. Sebagai pemimpin daerah, Andi dan yang sekretaris darah lainnya tentu memiliki impian yang sama, yakni tidak ingin anak muda hanya bermimpi menjadi seorang ASN, tetapi juga menjadi pengusaha. Mestinya, pengusaha pada era digital ini mempunyai peluang lebih besar dibandingkan di era masa lampau. Kalau merujuk pada pengalaman negara-negara asing, warga bisa memulai dengan membeli produk buatan dalam negeri, membeli produk kawan terdekat yang akan meningkatkan peluang usaha. Perguruan tinggi juga punya kewajiban untuk menciptakan bibit pengusaha baru dengan pengajaran yang merujuk pada dunia usaha dan industri. Kepala negara pun pernah berpesan bahwa perguruan tinggi mesti mendekat ke arah digitalisasi. Randy Komisar dalam bukunya yang berjudul The Monk and the Riddle mengajarkan bagaimana untuk memulai dan menyeimbangkan bisnis dengan kehidupan yang paling disukai. Jika pemerintah sudah mulai melirik industri 4.0, pemuda yang hidup pada era millennial mestinya mempunyai tambahan wawasan untuk menciptakan penghasilan dari dunia digital, bukan hanya sekadar mimpi menjadi ASN. n

Tampil Trendi dengan Ikat Pinggang Sogo

TES CPNS

Chairil Anwar

TES CPNS

Gebyar Spansa Tumbuhkan Cinta Berbahasa Indonesia

Politik Sontoloyo, Apa yang Salah?

Rotary Kampanye Akhiri Polio

Istighosah Kubro di Sidoarjo

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 31 Oktober 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 27 Oktober 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 30 Oktober 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 29 Oktober 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi