Bersyukurlah Bagi Mereka yang Masih Memiliki Orang Tua

[caption id="attachment_16487" align="alignleft" width="100"] Aris Susanto (Wartawan Lampung Post)[/caption] BAHAGIALAH bagi yang masih memiliki ibu dan ayah. Jangan pernah perlakukan mereka semena-mena, apalagi menitipkannya ke panti jompo tanpa menengoknya. Temanku Budi yang kebetulan baru pulang dari negeri jiran menceritakan pengalamannya tentang seorang perempuan jompo yang rindu pada anaknya. Waktu itu Budi membagi rezekinya pada panti jompo itu. Singkat cerita, begitu ia turun dari mobil dan menginjakkan kaki, seorang nenek berlari mendekati Budi sambil berteriak, "Ye... ANAK aku datang!" Budi terkejut karena nenek itu memeluknya erat seakan sangat rindu pelukan anaknya. "Nak, kenapa tinggalkan ibu di sini? Ibu mau pulang, rindu rumah kita." Budi yang memahami bagaimana perasaan perempuan tua itu lalu memegang erat tangannya, sambil sesekali menatap raut wajah perempuan itu. Mendengar penuturan ibu itu, Budi berpura-pura jadi anaknya. "Bu maafkan saya, ya," seraya mengajaknya duduk di kursi. "Saya coba usap air matanya yang meleleh di pipi," kata Budi. “Dia pegang tangan saya. Masya Allah, saya bisa merasakan bagaimana perasaan beliau yang begitu rindu kepada anaknya." Setelah berbincang, Budi bergegas pulang, namun nenek itu memegang kaki Budi ingin ikut pulang. Karena tak tega, akhirnya Budi minta izin pada pengawas panti untuk membawa ibu itu selama lima hari. Dari cerita pengurus panti, nenek ibu itu memiliki lima orang anak, yang sulung orang kaya. Jangan pernah perlakukan mereka semena-mena, apalagi menitipkannya ke panti jompo tanpa menengoknya. Selama tiga hari, Budi memperlakukan ibu itu seperti ibu kandungnya. Saat salat subuh, Budi pun menjadi imam. Selesai doa, Budi pun mencium tangan ibu itu. Di hari ketiga, ketika Budi hendak menyalaminya seusai salat, tangan ibu itu dilapisi dengan kain mukenanya. Tidak seperti hari pertama dan kedua, ketika disalami tidak dilapisi kain mukena. "Kenapa ibu lapisi tangan ibu dengan mukena, tak seperti dua hari lalu?" Ibu itu lalu menjawab, "Ustaz, kau bukan anak saya kan?" Kalau anak saya, dia tak akan jadi imam saya. Kalau anak saya, dia tak akan suap saya makan.” Spontan Budi memegangnya lalu memeluknya sambil menangis. "Bu, walaupun ibu bukan ibu saya, saya sayang ibu seperti ibu saya.” Saat itu tiba-tiba saja nenek ini muntah dan wajahnya pucat pasi. Budi segera membawanya ke rumah sakit. Saat ibu itu tidur, Budi mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang. Rupanya ibu itu siuman dari tidurnya berkata, "Ustaz, setelah saya mati, tolong jangan beri tahu sorang pun anak saya.” Tak lama setelah berucap itu meninggal dunia di pelukan Budi. Beberapa hari kemudian berita kematian ibu itu sampai juga kepada anaknya yang sulung. Namun, penyesalan pun tidak berguna lagi.

Ibu

BOM (Lagi)

Grand Final NBA Musim Lalu Terulang

Chairil Anwar

Grand Final NBA Musim Lalu Terulang

Simpan Ronaldo, Portugal Diimbangi

Carvajal Diklaim Main di Laga Pembuka

Petani Antusias Membuat Pupuk Kulit Singkong

Retribusi Parkir Tepi Jalan Sulit Dicapai

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 02 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 03 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 04 Juli 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda