Menyapih

[caption id="attachment_121902" align="alignleft" width="122"] Nur Jannah Wartawan Lampung Post[/caption] DALAM Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , menyapih berarti menyarak atau proses menghentikan anak untuk tidak menyusu langsung dari ibunya. Biasanya anak akan disapih di usia kurang dari dua tahun atau lebih. Seperti yang dikatakan dalam sebuah ayat yang artinya, "Dan, Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun." (QS Luqman [31]: 14). Banyak cara yang dilakukan orang tua agar bisa menyapih anaknya, seperti memberikan pemahaman kepada anak supaya tidak lagi minum ASI. Kerelaan dari anak untuk tidak lagi menyusu atau disebut dengan istilah weaning with love (WWF) yang berarti menyapih dengan asih. Ada juga yang menggunakan cara membohongi anak. Memberikan lipstik, plester, atau sesuatu yang pahit pada ujung puting. Cara ini juga yang saya lakukan ketika menyapih anak pertama. Sebelum menyapih, sempat beberapa kali saya beri pengertian, tetapi tidak berhasil. Pada akhirnya saya memutuskan untuk membohonginya dengan memberinya dengan yang pahit-pahit. Benar saja cara itu langsung berhasil. Sejak saat itu dia sudah tidak mau minum ASI. Pengalaman menyapih ini juga saya rasakan untuk kedua kalinya. Selepas disapih, saya menggantinya dengan susu formula. Keputusan itu saya anggap tepat, kandungan susu kaya akan nutrisi. Saat itu, saya beralasan kasihan jika anak tidak menyusu setelah disapih. Sebagai orang tua, perjuangan kita untuk memberi yang terbaik bagi anak tidak selesai saat menyapih nya di usia dua tahun. Tapi, berjuanglah sepanjang hayat dengan selalu memberikan makanan yang halal bagi mereka, karena halal saja tidak cukup. Suatu saat saya mendapatkan pencerahan, ternyata pemahamanku selama ini salah. Dari hasil informasi yang saya dapatkan dari seorang rekan seprofresi serta dari beberapa sumber yang saya baca mengatakan ternyata sumber nutrisi utama anak tetap berasal dari makanannya. Sebab, susu formula (sufor) itu seperti obat dan harusnya memang hanya dijual di apotek berdasarkan resep dokter dalam pemberian dan penyajiannya. Lagi pula, sudah berlelah-lelah berjuang selama dua tahun untuk memberi hanya ASI pada bayi. Lalu setelah dua tahun, anak diberi sufor. Rasanya seperti sia-sia, bukan? Ternyata, sufor itu sulit dicerna tubuh. Dia akan mengendap lama di lambung dan membuat anak jadi merasa kenyang lebih lama. Itu sebabnya bayi ASI tak lama setelah menyusu akan menangis lagi minta ASI, sementara bayi sufor tidak. Bila anak tidak mau makan lalu diberi sufor, dia akan menjadi semakin tidak mau makan karena kenyang dengan sufor. Sebagai orang tua, perjuangan kita untuk memberi yang terbaik bagi anak tidak selesai saat menyapihnya di usia dua tahun. Tapi, berjuanglah sepanjang hayat dengan selalu memberikan makanan yang halal bagi mereka, karena halal saja tidak cukup.

Penggiat Buku Lambar Gelar Lapak Baca Digital

Sanksi Korupsi tanpa Efek Jera

Chairil Anwar

Sanksi Korupsi tanpa Efek Jera

Baznas Dukung Ekonomi Rakyat

Siswa Afirmasi Sekolah Swasta Dapat Beasiswa

Positif Covid-19 Terbanyak Ada di Panjang

IRN Tantang Mahasiswa Riset Pangan

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 02 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 03 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 01 Juli 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda