Pandemi dari Lensa Ekonomi

Oleh: Nurul Andriana Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Lampung SEPERTI daerah lain di Indonesia, Lampung saat ini berjibaku melawan pandemi covid-19. Tidak hanya meluluhlantakkan sistem ketahanan di bidang kesehatan, pandemi juga sudah menginfeksi seluruh sektor ekonomi Lampung dan provinsi lain di Tanah Air. Seolah tidak ingin tinggal diam, jajaran Pemerintah Pusat dan daerah bekerja sama untuk meminimalisasi dampak buruk yang ditimbulkan. Berbagai kebijakan yang ditempuh pemerintah tentu diiringi dengan sejumlah konsekuensi. Lalu, bagaimana potret perekonomian Lampung di masa pandemi ditinjau dari berbagai data? Laju pertumbuhan ekonomi Lampung pada 2020, mengalami kontraksi 1,67 persen, sedikit lebih baik dari angka nasional di level -2,07 persen. Perdagangan dan industri manufaktur adalah dua sektor utama yang memicu anjloknya pertumbuhan. Angka tersebut menempatkan Lampung pada posisi kedelapan se-Sumatera. Dengan kata lain, hanya sedikit lebih baik dari Provinsi Bangka Belitung dan Kepulauan Riau. Padahal, sebelum pandemi menyerang pertumbuhan ekonomi Lampung senantiasa berada di atas 5 persen dan mengungguli pertumbuhan nasional. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya badai pandemi menerpa perekonomian Sai Bumi Ruwa Jurai ini. Menurunnya mobilitas penduduk diperkirakan menjadi faktor utama. Hal itu tecermin sangat jelas dari data Google Mobility yang diolah tim Badan Pusat Statistik Lampung. Sebagai dampak kebijakan pembatasan yang diterapkan pemerintah, mobilitas penduduk di berbagai aktivitas menunjukkan penurunan cukup signifikan. Masyarakat cenderung menahan diri dan memilih tinggal di rumah. Andai pun terpaksa keluar rumah hanya untuk aktivitas terbatas di tempat belanja dan obat-obatan guna mencukupi kebutuhan harian. Data Google Mobility juga menunjukkan perdagangan ritel dan rekreasi serta aktivitas di taman dan tempat transit menurun dari biasanya. Termasuk aktivitas di tempat kerja juga menunjukkan penurunan. Para pelajar dan guru diimbau melakukan proses belajar-mengajar secara daring. Demikian pula para karyawan banyak yang bekerja secara virtual atau bekerja dari rumah ( work from home ). Angka pengangguran dan kemiskinan pun meleset dari target yang telah ditetapkan. Pandemi memaksa mesin-mesin di perusahaan menurunkan tempo dan merumahkan para pekerja. Sedikitnya, terdapat 33,91 ribu orang terpaksa kehilangan pekerjaan. Angka tersebut adalah kondisi Agustus 2020, yang menandakan potensi bertambah mengingat kondisi pandemi yang tak kunjung membaik. Alhasil, peningkatan kemiskinan pun tak terelakkan. Upaya mendongkrak kualitas sumber daya manusia juga tersendat. Meskipun sedikit meningkat, indeks pembangunan manusia (IPM) Lampung masih di bawah target. Hal ini kemungkinan besar karena terganggunya kinerja perekonomian makro. Tingkat kemiskinan Lampung pada September 2020 sebesar 12,76 persen, menunjukkan peningkatan dibanding periode yang sama pada 2019 sebesar 12,30 persen. Kesehatan dan Informasi Di saat seluruh sektor terkena dampak dari pandemi, sektor jasa kesehatan justru tumbuh melesat, yaitu 10,93 persen. Hal ini karena banyak dilakukan tes antibodi dan antigen kepada masyarakat di sejumlah kegiatan tertentu. Selain itu, sektor informasi dan komunikasi juga menempati urutan kedua yang mencatatkan pertumbuhan terbesar selama 2020 yaitu 8,02 persen. Kebijakan pembatasan oleh pemerintah memaksa masyarakat melakukan kegiatan melalui daring. Sekolah, bekerja, rapat, dan bahkan reuni pun dilakukan secara daring. Kenaikan permintaan jasa informasi dan komunikasi mendorong peningkatan konsumsi internet. Kebiasaan baru di era pandemi ini tampaknya menjadi harapan baru perekonomian digital. Sektor Pertanian Sektor lain yang tidak kalah penting dan juga masih tumbuh positif adalah pertanian. Sektor ini memegang peranan yang sangat penting bagi perekonomian Lampung. Pasalnya, hampir sepertiga PDRB Lampung disumbang sektor pertanian, tepatnya 29,90 persen. Pada 2020, sektor pertanian tumbuh 0,66 persen, sedikit melambat dibanding pada 2019 sebesar 1,34 persen. Pertumbuhan yang positif ini karena pada subsektor tanaman pangan bertumbuh 4,58 persen. Produksi padi di Lampung sepanjang Januari hingga Desember 2020 tercatat 2,65 juta ton gabah kering giling, atau naik 486,20 ribu ton (22,47 persen) dibandingkan 2019 sebesar 2,16 juta ton. Demikian juga dengan subsektor perikanan dan subsektor jasa pertanian dan perburuan, yang masing-masing tumbuh positif 2 persen dan 2,54 persen. Sementara subsektor lain mengalami kontraksi dan yang terdalam adalah pada subsektor kehutanan dan penebangan kayu serta tanaman hortikultura. Struktur penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan pada Agustus 2020 masih didominasi tiga lapangan pekerjaan utama, yakni pertanian, kehutanan, dan perikanan 44,76 persen. Untuk perdagangan 18,86 persen dan industri pengolahan 9,17 persen (hasil Survei Angkatan Kerja Nasional, Agustus 2020). Berdasar lapangan pekerjaan pada Agustus 2020, penduduk yang bekerja pada sektor pertanian naik 4,16 poin dibanding Agustus 2019. Surya Ayomi (2014) menjelaskan pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian tidak mampu menekan jumlah penduduk miskin dan tingkat pengangguran. Dengan demikian, mengingat perannya cukup besar dalam penciptaan nilai tambah ekonomi Lampung, perlu upaya lebih intensif untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran di daerah. Caranya dengan memberikan stimulus ekonomi berupa terjangkaunya harga sarana produksi, harga jual komoditas produksi yang baik, penggunaan teknologi, dan sasaran penanganan pascapanen. Selain bertumpu pada rangsangan ekonomi, adanya perbaikan saluran irigasi dan peningkatan subsidi input pertanian oleh pemerintah dapat efektif menjangkau kebutuhan, khususnya sektor pertanian.

Pandemi dari Lensa Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi Lampung pada 2020, mengalami kontraksi 1,67 persen, sedikit lebih baik dari angka nasional di level -2,07 persen.

Biadab Negeri Para Jenderal

Ikut Majelis Taklim Jadi Syarat Bebas Bagi Warga Binaan

ricky marly

Ikut Majelis Taklim Jadi Syarat Bebas Bagi Warga Binaan

Warna Lilac Segar Memikat

Presiden Minta Proyek Pemerintah Jangan Pakai Produk Impor

Tumpas Perburuan di Taman Nasional

Karyawan PLN Lampung Ikuti Pelatihan Menulis

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 21 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 23 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 24 Juli 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda