• LAMPOST.CO
  • METROTV LAMPUNG
  • DESAKU
  • SUMA.ID
Sabtu, Juni 14, 2025
Berlangganan
Konfirmasi
  • Masuk
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Berlangganan
  • E-Paper
  • Indeks
  • Log in
Beranda Kolom

Pilkada Bukan Ajang Mempermainkan Rakyat (Lagi)

Ikhsan Habibi, Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Unila  

wiji Editor wiji
1 Agustus 2024
di dalam Kolom, Opini
A A
LAMPUNG POST/AFIZAH

LAMPUNG POST/AFIZAH

Share on FacebookShare on Twitter

 

 

SAAT ini kita masih berada di tahun politik, yakni pemilu 2024. Tahun yang penuh dengan gimmick-gimmick yang diperlihatkan kepada masyarakat ataupun pencitraan-pencitraan yang diidentifikasi sebagai calon wakil rakyat. Pemilu adalah pesta yang sangat ditunggu di setiap 5 tahun sekali. Pesta rakyat untuk memilih wakil-wakil rakyat agar bisa menjalankan aspirasi-aspirasinya.

BACA JUGA

Dari Jari-Jari Kecil ke Dunia Teknologi

Mengurai Benang Kusut Banjir di Bandar Lampung

Sepak Bola untuk Persatuan

Jitu Menekan Angka Kejahatan

Kata pesta yang identik dengan kebahagiaan dan kesenangan, tetapi telah sirna ketika melihat kondisi di pilpres dan pileg kemarin. Penuh dengan intrik-intrik, anomali ataupun drama yang ditunjukkan para calon wakil rakyat, jauh dari kata kebahagian.

Pemilu yang seharusnya dijalankan dengan luber jurdil, asas pemilu yang seharusnya kita junjung tinggi. Namun, asas tersebut sepertinya tidak berlaku di pemilihan kemarin. Timbul pertanyaan dari masyarakat, “Sebentar lagi akan diadakannya pilkada serentak, apa mungkin hal-hal yang terjadi kemarin akan terjadi di pilkada nanti?”

Putusan Mahkamah Konstitusi No. 90/PUU-XXI/2023 sebagai anomali awal dalam proses pemilu serentak 2024, putusan yang menimbulkan banyak sekali penolakan-penolakan dan menghasilkan pencalonan anak kandung dari pemimpin tirani saat ini. Putusan pencalonan tersebut sangat memengaruhi peta perpolitikan yang ada. Putusan yang mengatasnamakan mendukung kaum muda untuk bisa lebih banyak partisipasinya dalam berpolitik.

Dari sekian banyak pemuda Indonesia, ternyata hanya satu orang yang menggunakan karpet merah tersebut. Ini adalah tanda bahwa pemuda hanya dijadikan “tumbal”, padahal keputusan itu adalah hadiah yang diberikan oleh paman (Anwar Usman) untuk keponakannya (Gibran Rakabuming Raka). Kaum muda adalah subjek dalam demokrasi, bukan sebagai objek. Jangan jadikan pemuda sebagai alasan untuk menjalankan politik dinastinya.

Bukan hanya putusan MK yang mengambinghitamkan kaum muda, tapi ada lagi putusan yang mengatasnamakan pemuda, yaitu putusan MA No. 23/P/HUM/2024 dengan menambah tafsir terkait batasan umur calon kepala atau wakil kepala daerah. Lagi, keputusan yang mengatasnamakan untuk kaum muda, tapi keputusan yang memberikan karpet merah untuk anak bungsu pemimpin tirani saat ini, Kaesang Pangarep.

Anak, istri, suami, keponakan, cucu, paman, bibi, anggota keluarga lainnya ataupun kolega-kolega ditunjuk tanpa mempertimbangkan kemampuan ataupun prestasi yang dimiliki. Politik dinasti akan menghasilkan dinasti politik di tiap daerah. Kita akan melihat berapa orang kaum muda yang menggunakan keputusan itu. Apakah akan banyak atau hanya anak Presiden Jokowi saja yang menggunakannya? Mau sampai kapan rakyat dipermainkan seperti ini.

Elite-elite politik masih saja bermain-main dalam proses pilkada, menunjuk calon-calon pemimpin daerah dengan tidak tepat seperti politik dinasti ataupun orang yang memiliki popularitasnya saja. Rakyat selalu dijadikan objek saja dalam demokrasi Indonesia, padahal kita semua paham bahwa pemilihan kepala daerah (pilkada) adalah hal yang sangat penting untuk menentukan kemajuan setiap daerah provinsi atau kabupaten/kota di Indonesia.

Pilkada 2024 bukan sekadar serangkaian formalitas demokrasi dan bukan hanya serangkaian politik biasa, melainakn sebagai fondasi bagi kemajuan setiap daerah di Indonesia. Pilkada tidak bisa kita anggap sebelah mata. Pembangunan daerah itu akan bergantung dengan terpilihnya kepala daerah yang ada. Terpilih karena memiliki pengalaman ataupun prestasi akan berbeda hasilnya dengan terpilih karena dilihat popularitasnya saja.

Kebijakan-kebijakan yang diambil untuk masyarakat pasti langsung oleh tiap kepala daerah, bukan langsung dari pemerintah pusat. Meremehkan pilkada sama saja tidak memperhitungkan pembangunan dan kemajuan daerah. Mungkin kita paham bahwa Pemerintah Pusat memiliki program-program yang akan berhubungan dari tiap daerah, tetapi daerah memiliki kondisi, kebutuhan, masalah ataupun tantangan yang akan berbeda.

Maka itu, pilkada sangat penting dalam memilih pemimpin yang tepat sesuai dengan kebutuhan daerah, bukan calon yang dipilih tanpa pernah terjun dan paham akan daerah tersebut. Jika meritokrasi bukan sebagai patokan memilih pemimpin di daerah, kita akan melihat bahwa daerah tersebut akan hanya dimanfaatkan oleh orang-orang yang memenangkan pilkada tersebut.

Pilkada 2024 adalah momentum untuk rakyat bisa membenahi sistem demokrasi yang telah dihancurkan saat pemilu kemarin. Elite-elite politik harus berhenti mempermainkan rakyat, jangan jadikan masyarakat sebagai objek demokrasi saja untuk mengambil suaranya tanpa mengambil aspirasinya.

Memilih calon-calon kepala daerah itu harus selektif. Pilkada memilih calon tiap daerah provinsi dan kota/kabupaten tidak kalah penting daripada pilpres ataupun pileg. Memperbaiki kondisi tiap daerah, menyejahterakan rakyat, dan menjalankan aspirasi-aspirasi rakyatlah tujuannya pilkada, bukan sebagai batu loncatan tiap orang untuk ke jenjang politik berikutnya.

Masyarakat harus lebih peka terhadap kondisi perpolitikan dan demokrasi saat ini. Jangan sampai memilih pemimpin yang hanya mementingkan kepentingan pribadinya, tidak melihat prestasi dan kemampuan calon, serta jangan memilih calon pemimpin yang dari awal sampai hari H pemilihan berbuat licik dan curang, menjalankan politik uang, maju dengan politik dinasti ataupun kecurangan lainnya yang “mencederai” arti demokrasi yang ada. *

Tags: #Pilkada Lampungdemokrasipolitik dinastipilkada
berbagiTweetMengirim
Posting Sebelumnya

IKU: Antara Prestasi dan Joki Skripsi

Posting berikutnya

Kontemplasi Migrasi Kerja Global

wiji

wiji

Posting berikutnya
Ilustrasi pekerja migran Indonesia.MI/Ramdani

Kontemplasi Migrasi Kerja Global

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum'at, 02 Agustus 2024

Pusat Sering Jadikan Kota Metro Pilot Project Program Baru

Pusat Sering Jadikan Kota Metro Pilot Project Program Baru

Warga Masih Duduki Lahan HGU PT SIP

Warga Masih Duduki Lahan HGU PT SIP

Kepala Operasi Damai Cartenz 2024,Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani

Kekejaman KKB Tewaskan Warga Sipil dan Bakar Truk

BERITA TERBARU

  • 6 Tim Siap Berlaga di Piala Presiden 2025 14 Juni 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 14 Juni 2025 14 Juni 2025
  • Sudah 13 Negara Lolos ke Piala Dunia 2026 13 Juni 2025
  • Kluivert dan Timnas Petik Pelajaran Berharga 13 Juni 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 13 Juni 2025 13 Juni 2025

TOP NEWS

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

Pendaftar Jalur SNBP Itera dan Unila Terus Bertambah

Perhotelan Turun hingga 50 Persen Akibat Efisiensi Anggaran

Panitia Universitas Tak Bisa Tangani Kasus Gagal PDSS

Efisiensi Anggaran ke Daerah Berlaku untuk DAK dan DAU 

Eva Dwiana Resmikan JPO Milenial

Optimalkan Ekonomi Biru dan Hijau untuk Tingkatkan Kebijakan Fiskal

Penanganan Korupsi Berlanjut

Awasi Kebijakan Harga Singkong di Lapangan 

POPULAR POST

  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 30 Mei 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 09 Juni 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 10 Juni 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
Facebook Twitter Youtube RSS Instagram

Tentang Kami

 

LampungpostID adalah laman berita resmi Harian Umum Lampung Post. Laman ini berada dalam naungan PT Masa Kini Mandiri, penerbit Koran Lampung Post yang menyajikan informasi berkualitas untuk melengkapi kehadiran koran edisi cetak di masyarakat.

Alamat Kami

PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno – Hatta No. 108, Hajimena, Lampung Selatan

Phone : (0721) 783-693
Fax : (0721) 783-578
Email : redaksi@lampungpost.co.id

Redaksi
Tentang Kami

Iklan & Sirkulasi

Bachtiar Al Amin : 0812-7339-8855
Ja’far Shodiq : 0812-1811-4344
Dat S Ginting 0822-6991-0113
Setiaji B. Pamungkas : 0813-6630-4630

LampungpostID © 2022

Selamat Datang kembali!

Masuk ke akun Anda di bawah ini

Password yang terlupakan?

Ambil kata sandi Anda

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS

LampungpostID © 2022

Open chat
1
Anda butuh bantuan ?
Admin Lampungpost.id
Halo, ada yang bisa kami bantu ?