EUFORIA Penjabat (Pj.) Gubernur Lampung sebagai alumnus Unila menggema di seluruh kabupaten/kota, terlebih bagi para pendidik dan praktisi pendidikan. Pj Gubernur Lampung Samsudin yang alumnus FKIP Unila dikenal pribadi yang energik, cerdas, mumpuni di bidang birokrasi pemerintah, sosok yang tidak asing bagi NGO pendidikan, ulama, pemuda, organisasi profesi, dan pendidikan sosial. Penyambutan yang demikian antusias oleh IKA FKIP Unila dan masyarakat Lampung, bukan sekadar karena rasa bangga, melainkan juga publik berharap semoga ada kemajuan pendidikan lampung.
Pj Gubernur Samsudin, sosok idealis, cerdas, aktivis, pengalaman di pemerintahan, paham pendidikan, ini adalah energi baru dan modal berharga benahi pendidikan Lampung. Pendidikan adalah sektor yang demikian penting dan strategis, tidak saja anggaran dan SDM yang besar yang terlibat di dalamnya, pendidikan adalah sektor unik yang membutuhkan kompetensi khusus, komitmen dan keteladanan, wawasan kependidikan yang mumpuni. Dengan demikian, tidak semua orang bisa cocok menduduki pos ini.
Pendidikan demikian strategis akan berdampak terhadap bidang lainnya, terbukti kemajuan daerah bahkan bangsa, bermula dari kemajuan dan fondasi pendidikan yang kokoh. Lampung termasuk kategori darurat dan menyimpan catatan buram pendidikan.
Beberapa catatan kritis, yakni IPM Lampung terendah di Sumatra menduduki peringkat 24 nasional, APK perguruan tinggi peringkat 31 nasional dan nomor 9 di Sumatra. Selain itu, hanya enam SMA sederajat se-Provinsi Lampung yang masuk 1.000 sekolah terbaik nasional versi Kemendikbudristek, yaitu SMA Al Kautsar peringkat 226, SMA Xaverius Bandar Lampung (231), SMAN 2 Bandar Lampung (658), SMA 1 Metro (666), SMAN 9 Bandar Lampung (953), dan SMA IT Baitul Muslim Lampung Timur (968). Rerata lama sekolah peringkat 25 nasional, peringkat 10 Sumatra (terendah), APM SLTA peringkat 17 nasional dan peringkat 7 di Sumatra.
Wajar Dikdas 9 tahun sejak diluncurkan hingga kini belum juga tuntas. Jika disisir dengan mudah ditemui anak usia SMA, parahnya usia SMP, yang seharusnya sudah tuntas tidak pada sekolah. Mereka bekerja, membantu orang tua, atau kegiatan lain yang tidak jelas masa depannya, ditambah bayang-bayang maraknya seks bebas, narkoba, hedonisme, candu game, dan judi online.
Tingkat kepatuhan dan manajemen pendidikan yang buruk di daerah cukup punya andil menjadi penyebab terpuruknya pendidikan Lampung. Kemerdekaan dan demokrasi sekolah, guru masih terpasung, meski gaung kemerdekaan belajar disuarakan, tidak bermakna jika gurunya sendiri tidak merdeka. Daerah masih mengedepankan aspek politis, kedekatan, bukan kompetensi atau prestasi. Jika kondisi ini tidak berubah, tidak bisa berharap banyak dari manajemen buruk pendidikan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Pekerjaan besar Pj. Gubernur adalah memulihkan kembali kepercayaan publik birokrasi pendidikan dan sekolah, serta bagaimana mengoptimalkan peran stakeholder terkait dalam membangun pendidikan. Langkah pertama adalah membenahi manajemen birokrasi pendidikan dan rekrutmen kepala sekolah. Teknologi yang canggih, dana yang besar, guru yang hebat, berbakat, berdedikasi tidak berkembang jika manajemen birokrasi dan sekolah buruk.
Untu itu, kompetensi, komitmen birokrasi dan kepala sekolah demikian penting. Kedepankan aspek kompetesi dan prestasi, inovatif, kreatif, dan terbuka. Bila perlu, lelang jabatan birokrasi pendidikan dan kepala sekolah dengan melibatkan pakar dan praktisi pendidikan yang kompeten dan punya integritas, bukan mengedepankan aspek politis, kedekatan atau wani piro.
Kedua, melibatkan stakeholder terkait dalam membenahi pendidikan. Bentuk dewan pendidikan yang berisikan orang yang berkompeten dari semua tingkatan. Saat ini kondisinya miris, dewan pendidikan seperti mati suri, bahkan ada daerah yang puluhan tahun tidak memiliki dewan pendidikan sehingga peran stakeholder terkait belum optimal.
Dengan kondisi pendidikan dan anak yang demikian gawat, jika ingin generasi ini adaptif selamat di masa depan, sudah sepatutnya Lampung segera membentuk tim gawat darurat generasi emas. Persoalan IPM dan akhlak anak yang memprihatinkan membutuhkan kerja luar biasa dan gerakan bersama. Abai terhadap persoalan ini sama saja tidak peduli masa depan.
Lampung memiliki potensi yang luar biasa dengan sumber daya alam dan SDM yang tidak dimiliki provinsi lain, dikelilingi perguruan tinggi ternama, dekat dengan Jakarta, jumlah doktor dan profesor yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Selain itu, memiliki perusahaan berskala nasional bahkan internasional. Dengan demikian, cukup beralasan pendidikan Lampung dapat maju dan bangkit, tergantung bagaimana mengorganisasi segenap potensi yang ada untuk bergerak bersama-sama.
Pekerjaan darurat Pj. Gubernur untuk mereformasi manajemen birokrasi pendidikan yang lebih modern dan demokratis. Dengan menempatkan orang yang paham pendidikan, memuliakan guru dan ilmu, siap menjadi teladan. Selanjutnya menggali dan menggerakkan potensi yang selama ini berserakan. Secepatnya memetakan potensi dan kelemahan pendidikan saat ini dan pemangku kepentingan pendidikan harus dilibatkan dalam setiap tahapan manajemen.
Tantangan ke depan yang harus mendesak dilakukan adalah mentalitas aparatur birokrasi pendidikan dan stakeholder terkait. Mentalitas kepada sekolah, keikhlasan untuk menggunakan alokasi anggaran yang diberikan kepada sekolah, sepenuhnya untuk kepentingan sekolah. Mentalitas tenaga pendidikan, kesungguhan mengabdikan diri di bidang pendidikan, mentalitas masyarakat, LSM, pers, dan kelompok-kelompok yang terkait lainnya. Mewujudkan keberpihakan anggaran yang tulus terhadap kepentingan publik secara umum dan pendidikan secara khusus.
Di era otonomi daerah sangat memungkinkan asalkan ada komitmen sehingga nantinya memungkinkan terjadi revolusi luar biasa semua anak Indonesia menikmati sekolah standar dengan adil. Selanjutnya sedikit demi sedikit kualitas SDM dan IPM Lampung naik level.
Komitmen, kesungguhan, keberanian, dan komunikasi daerah, FGD, terus dilakukan guna membangun kesadaran pentingnya kerja sama, kepatuhan kabupaten kota terhadap pemimpin, dan UU sangat penting guna melahirkan SDM berkualitas di masa depan. Mendorong lahirnya pergub, perda pendidikan guna memperkuat UU dan PP, penegakan aturan juga demikian penting. Semoga di 100 hari kerja Pj Gubernur ada gebrakan untuk pendidikan Lampung. Amiin. *