• LAMPOST.CO
  • METROTV LAMPUNG
  • DESAKU
  • SUMA.ID
Sabtu, September 6, 2025
Berlangganan
Konfirmasi
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Berlangganan
  • E-Paper
  • Indeks
  • Log in
Beranda Kolom Refleksi

Politik Dispensasi

Politik itu sangat dinamis dan hasil fakta di lapangan. Partai Demokrat memberikan dispensasi–kelonggaran kepada kadernya di daerah untuk menggerakkan dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf.

Wandi Barboy Editor Wandi Barboy
15 September 2018
di dalam Refleksi
A A
Politik Dispensasi

Politik Dispensasi

Share on FacebookShare on Twitter

 

Iskandar Zulkarnain Wartawan Lampung Post
Iskandar Zulkarnain Wartawan Lampung Post

POLITIK itu kompromi. Politik itu kepentingan. Tidak ada teman abadi dalam politik. Semuanya sarat kepentingan. Adalah Partai Demokrat yang nyata-nyata membebaskan kadernya untuk mendukung pasangan bakal capres dan cawapres Joko Widodo dan Ma’ruf Amin. Padahal, Demokrat sudah ditasbihkan menjadi partai pengusung bakal capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Banyak orang menilai Partai Demokrat main dua kaki dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Kalau mau jujur, baik Prabowo maupun Sandi, bukanlah kader tulen Demokrat. Jadi, sangatlah wajar jika energi partai berlambang Mercy itu tidak sepenuh untuk pilpres. Tapi lebih kepada kepentingan pemilu legislatif (pileg) untuk memenangkan partai.

BACA JUGA

Wukuf di Arafah dan Keutamaan Berhaji

Perjuangan Belum Berakhir!

 Lampung Begawi dan Derajat UMKM

Kembalikan Tradisi Juara Umum

Putra sulung ketua umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), secara gamblang menyatakan kadernya bebas menentukan pilihan pada saat Pilpres 2019. Kata Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasmas) Partai Demokrat untuk Pilpres 2019, di Pulau Timah, Bangka, Senin (10/9), Demokrat adalah partai yang sangat demokratis.

“Kita memberikan peluang kepada kader untuk menentukan sikapnya. Tapi secara kepartaian sesuai diputuskan oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat bahwa dalam kontestasi Pilpres 2019, Demokrat mendukung pasangan Prabowo–Sandiaga,” tegas AHY. Pernyataan sikap itu melegakan. Paling tidak AHY sangat tahu denyut nadi kader di daerah dalam bersikap.

Dinamis

Politik itu sangat dinamis dan hasil fakta di lapangan. Partai Demokrat memberikan dispensasi–kelonggaran kepada kadernya di daerah untuk menggerakkan dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf. Mereka adalah Gubernur Papua Lukas Enembe, Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang, Gubernur Banten Wahidin Halim, mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, serta mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Melihat kondisi lapangan itulah, AHY tidak mempermasalahkan jika ada kader yang menentukan sikap berbeda. “Dalam konstituen yang besar, jika ada perbedaan pendapat satu atau dua orang ingin menyuarakan hal yang berbeda saya pikir wajar–wajar saja,” ujar mantan perwira menengah TNI AD ini. Ternyata politik itu tidak hitam atau putih. Tapi abu-abu.

Bahkan, kader vokal Partai Demokrat, Andi Arief, mengatakan Pemilu 2019 membutuhkan energi dan seni yang tinggi. Kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu, bahwa koalisi Gerindra, Demokrat, PAN, dan PKS perlu mendiskusikan seni tersendiri agar partai mendapat keuntungan elektoral menjadi proporsional di saat pilpres nanti.

Baca juga : https://lampost.co/epaper/kolom/refleksi/suara-koruptor/

Pernyataan politikus asal Lampung itu sangat beralasan. Mengapa? Karena PAN, PKS, dan Demokrat di pemilu berbarengan sangatlah berat. Di satu sisi sedang mencari dukungan agar partainya tetap lolos dan bertahan di parlemen. Tapi di sisi lain, partai juga harus mencari dukungan untuk presiden dan wakilnya bukan dari partai sendiri. Harus ada seni agar Gerindra tak besar sendirian,” ujar Andi lewat Twitter, pekan ini.

Taktis

Disampaikan pedangdut, Meggi Z–yang kini sudah almarhum–lagunya berjudul: Benang Biru. “Jangan sampai orang berlabuh, kita sendiri yang tenggelam.” Demokrat berpikir realistis dan taktis, dan tidaknya hanya Partai Demokrat bersikap seperti itu. Mungkin akan diikuti PAN dan PKS dikoalisi Prabowo-Sandiaga. Politik strategi seni tinggi itu, kata Andi, sangat penting bagi keberlangsungan hidup PAN dan PKS di parlemen.

Kalau beralasan seperti itu pimpinan Partai Gerindra sangat menerimanya. Bakal Cawapres Sandiaga sendiri memahami sikap kader Demokrat di daerah yang mendukung Jokowi-Ma’ruf. Bahkan, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sendiri menilai dukungan itu bukan masalah besar. Tapi bagi Demokrat berdampak besar. Mengapa tidak “patuh” perintah partai?

Dalam konstituen yang besar, jika ada perbedaan pendapat satu atau dua orang ingin menyuarakan hal yang berbeda saya pikir wajar–wajar saja.

Jika Demokrat memiliki kebijakan garis lurus tetap mendukung Prabowo—Sandi, maka akan menyulitkan kadernya di daerahnya banyak dipenuhi pemilih Jokowi-Ma’ruf. Lagi-lagi, kata Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, sikap kader itu untuk menyelamatkan calon anggota legislatif dari Demokrat, sehingga partainya tetap dipilih di daerah yang mayoritas pendukung Jokowi-Ma’ruf.

Itulah politik. Dinamis dan akan membuat perang dingin. Selalu menjaga jarak. Seperti diungkapkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo. Dia mengingatkan Andi Arief agar lebih menjaga etika berpolitik. Andi, kata dia, selalu mengumbar masalah internal koalisi ke publik. “Berpolitik kan tidak perlu ke luar,” kata Edhy di Jakarta, Rabu lalu.

Elegan

Bahkan, Edhy berpendapat politik harus dilakukan cara santun dan elegan, terutama jika sudah membangun komitmen berkoalisi. Isu seksi masalah internal koalisi tidak perlu diumbar ke publik, kata dia lagi. Sepertinya patut diingatkan juga, melihat kader partai harus utuh. Tidak setengah-setengah. Andi adalah anak seorang tokoh Nahdlatul Ulama (NU) terkenal di Lampung, apalagi dia mantan aktivis mahasiswa.

Ormas Islam terbesar di negeri ini lahir lebih dulu dari partai yang ada saat ini. NU berdiri 31 Januari 1926, jauh sebelum Indonesia merdeka, dan yang patut disadarkan juga, bahwa politik itu kompromi untuk berdamai. Orang pasti ingin mencari selamat. Tetap hidup dalam meniti bui di lautan luas.

Kader tidak mau mati sia-sia. Politik dua kaki Partai Demokrat adalah keputusan bijaksana dan sangat tepat. Pastinya nakhoda dan awak lainnya tidak mau berpura-pura. Mereka tahu dan ingin menyelamatkan kapal besar yang lagi berlayar di tengah pusaran arus yang deras itu. ***

berbagiTweetMengirim
Posting Sebelumnya

Kemaruk

Posting berikutnya

44% Masyarakat Kurang Mendeteksi Hoaks

Wandi Barboy

Wandi Barboy

Posting berikutnya
ANTARA News/Handry Musa

44% Masyarakat Kurang Mendeteksi Hoaks

PETUGAS HAJI. Tim Penilai Kinerja Petugas Haji 2018 memulangkan lebih awal seorang petugas kloter karena dianggap tidak memberikan pelayanan secara baik kepada jemaah. MI/ADE ALAWI

Satu Petugas Haji Dipulangkan Lebih Cepat

LAMPUNG POST/SUGENG RIYADI

Ribuan Usulan Formasi CPNS Lampung Ditolak Pusat

Remaja Cabuli Anak di Bawah Umur Ditangkap

Remaja Cabuli Anak di Bawah Umur Ditangkap

Budaya Gotong Royong Harus Dilestarikan

Budaya Gotong Royong Harus Dilestarikan

BERITA TERBARU

  • 6 Tim Conmebol Lolos Langsung ke Piala Dunia 2026 6 September 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 06 September 2025 6 September 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 06 September 2026 6 September 2025
  • Kluivert Sambut Mauro Zijlstra di Timnas Senior 4 September 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 04 September 2025 4 September 2025

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

  • kantor DPRD lampung Utara

    Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 02 September 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 01 September 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 04 September 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
Facebook Twitter Youtube RSS Instagram

Tentang Kami

 

LampungpostID adalah laman berita resmi Harian Umum Lampung Post. Laman ini berada dalam naungan PT Masa Kini Mandiri, penerbit Koran Lampung Post yang menyajikan informasi berkualitas untuk melengkapi kehadiran koran edisi cetak di masyarakat.

Alamat Kami

PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno – Hatta No. 108, Hajimena, Lampung Selatan

Phone : (0721) 783-693
Fax : (0721) 783-578
Email : redaksi@lampungpost.co.id

Redaksi
Tentang Kami

Iklan & Sirkulasi

Sri Agustina : 0895-3463-91035
Ja’far Shodiq : 0812-1811-4344
Dat S Ginting 0822-6991-0113
Setiaji B. Pamungkas : 0813-6630-4630

LampungpostID © 2022

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS

LampungpostID © 2022

Open chat
1
Anda butuh bantuan ?
Admin Lampungpost.id
Halo, ada yang bisa kami bantu ?