• LAMPOST.CO
  • METROTV LAMPUNG
  • DESAKU
  • SUMA.ID
Sabtu, Juni 14, 2025
Berlangganan
Konfirmasi
  • Masuk
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Berlangganan
  • E-Paper
  • Indeks
  • Log in
Beranda Kolom Refleksi

Rasialisme dan Asing

Negeri ini diikat dengan kebinekaan. Hidup rukun dan damai. (Ilustrasi: ParentRap/Pixabay.com)

Wandi Barboy Editor Wandi Barboy
10 Mei 2019
di dalam Refleksi
A A
Share on FacebookShare on Twitter
Iskandar Zulkarnain Wartawan Lampung Post
Iskandar Zulkarnain Wartawan Lampung Post

PUASA tidak mengurung anak manusia untuk berunjuk rasa. Tidak juga mengurung melakukan provokasi agar rakyat menjadi terbelah. Menjelang rekapitulasi perhitungan manual Komisi Pemilihan Umum RI, ada kelompok masyarakat berupaya menghentikan tahapan pemilu tersebut. Caranya? Dengan mengerahkan massa atau keren disebut people power.

Tekanan massa itu terjadi di depan gedung penyelenggara pemilu di KPU dan Badan Pengawas Pemilu. Demo mengganggu pelaksanaan rekapitulasi. Maksud demo untuk mengubah hasil pemilu bahkan menolak hasil pesta demokrasi. Kelompok ini melakukan pengerahan massa secara besar-besaran. Siapa yang menggagasnya?

Penggasannya tidak sembarang orang di negeri ini! Mereka adalah mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Mayjen (Purn) Kivlan Zen. Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Eggi Sudjana, dan mantan Mendagri Letjen (Purn) Syarwan Hamid. Eggi sendiri menjadi tersangka karena kasus dugaan makar dan keonaran.

BACA JUGA

Wukuf di Arafah dan Keutamaan Berhaji

Perjuangan Belum Berakhir!

 Lampung Begawi dan Derajat UMKM

Kembalikan Tradisi Juara Umum

Berawal dari pidato di Rumah Kertanegara, kediaman Prabowo Subianto pada hari pencoblosan, Rabu (17/4). Eggi menyerukan ajakan people power di hadapan massa pendukung pasangan calon nomor urut 02 Prabowo-Sandi. “Kalau people power itu terjadi, kita tidak perlu lagi mengikuti konteks tahapan-tahapan, karena ini sudah kedaulatan rakyat,” kata Eggi.

Bahkan, kata Eggi, mungkin ini cara Allah untuk mempercepat Prabowo dilantik. “Tidak harus menunggu 20 Oktober. Inilah kekuatan people power. Insya Allah. Tapi kita berharap, persatuan Indonesia harus tetap dijaga. Tidak boleh kita pecah antarbangsa. Ini yang bikin brengsek elite-elite saja,” kata Penasihat Persaudaraan Alumni 212 itu.

Tidak hanya tekanan massa yang dilakukan untuk mencabut hasil pemilu itu. Prabowo sendiri berkeluh kesah kepada wartawan asing terkait dugaan kecurangan pemilu. Kecurangan yang terjadi, kata dia, terstruktur, masif, dan sistematis selama penyelenggaraan Pilpres 2019. Bahkan, narasi kecurangan sudah diungkapkan kubu 02 jauh hari sebelum pemilu digelar.

Kecurangan itu tidak pernah diajukan dalam peradilan resmi, tetapi lebih banyak disuarakan—viral di media sosial. Prabowo curhat di depan wartawan asing, sedangkan Jokowi mendapat ucapan 30 pemimpin dunia karena sukses meraih suara dalam pemilihan presiden.

Seperti bumi dan langit. Antara Jokowi dan Prabowo. Jokowi sampaikan pemilu berjalan damai, adil, dan transparan. Sementara Prabowo berapi-api memberikan narasi kecurangan pemilu. Mana yang benar? Tunggu saja hasil perhitungan manual KPU RI pada 22 Mei 2019.

Persoalannya, ada sekelompok masyarakat menggerakkan massa untuk menggulingkan pemerintah yang sah. Mereka melakukannya karena tidak mau menerima kekalahan dalam pemilihan presiden, kemarin. Karena kalah bertarung lalu mau mengerahkan massa. Aneh kan! Pembuat rusuh, terancam pidana. Itu ditegaskan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Baca juga : https://lampost.co/epaper/kolom/refleksi/berahi-kekuasaan/

Yang buat panas lagi adalah pernyataan mantan Kepala Badan Intelijen (BIN) AM Hendropriyono. Dia mengingatkan sejumlah WNI keturunan Arab tidak menjadi provokator. “Saya peringatkan Habib Rizieq, Yusuf Martak, dan orang yang meneriakkan revolusi. Itu inkonstitusional,” kata mantan Danrem 043/Gatam Lampung itu.

Peringatan Hendropriyono itu sangat beralasan. Sebab, warga keturunan Arab sangat dihormati di masyarakat. Dia perlu memperingatkan sebagian warga keturunan Arab untuk tidak memprovokasi revolusi sampai turun ke jalan. Politikus Gerindra, Fadli Zon, menilai pernyataan Hendropriyono memiliki bibit rasialisme dan bisa memecah belah.

Fadli Zon menyebut WNI keturunan Arab di Indonesia memiliki andil besar juga. Sebab, mereka ikut berjuang sejak merebut kemerdekaan. Bagaimana dengan keturunan Tiongkok? Sama seperti halnya keturunan Arab. Semua ikut memperjuangkan nasib bangsa ini. Siapa yang memulai, membedakan ras anak-anak di negeri ini. Hayo, ngaku saja?

Mengapa harus marah! Bahkan kebakaran jenggot. Isu rasial mengoyak-ngoyakkan keutuhan bangsa. Terjadi sejak Pilkada DKI Jakarta dan selama tahapan Pemilu 2019. Fitnah, ujaran kebencian, dan berita bohong sengaja diproduksi guna meraih kekuasaan. Dalam naskah ISEAS-Yusof Ishak Institute, Hafiz Al Azad membuat judul yang sangat provokatif.

Apa isinya? Media sosial dan dunia maya saat ini disebut siber jahiliah. Istilah itu mengacu kepada berbagai bentuk sektarianisme dan karut-marut dunia maya yang seakan belum menerima pencerahan dengan kehadiran seorang nabi. Mengapa Nabi diutus, turun di Arab? Karena negeri itu hidupnya sangat barbar.

Agama tidak mengajarkan kekerasan. Dan negeri ini memiliki kepribadian yang humanis. Perlu diluruskan juga bahwa budaya yang berasal dari Arab jangan dianggap ajaran Islam. Seperti janggut dan gamis. Jika mau berkata jujur, tidak hanya Nabi Muhammad yang bergamis dan berjanggut. Abu Lahab dan Abu Jahal, musuh Nabi juga memakai gamis dan berjanggut.

Budaya itu tidak untuk Indonesia. Negeri ini diikat dengan kebinekaan. Hidup rukun dan damai. Dulu berbicara soal rasial, tetapi dianggap biasa. Sekarang telinganya merah karena orang mengumbar rasialisme. Dulu antiasing, sekarang curhat dengan media asing. Omongan berbeda dengan perbuatan.

Sikap dan mental seperti ini haruskah menjadi sang pencerah. Dalam film yang mengisahkan ketokohan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Sang pencerah menjanjikan ketenangan, kedamaian, kearifan, keadilan, dan ketenteraman. Bukan dengan grasah-grusuh mengatasnamakan agama ingin menjadi pemimpin. ***

Tags: Marahpencerahpeople powerrasialisme
berbagiTweetMengirim
Posting Sebelumnya

Ramadan Momen Merekatkan Hubungan Orang Tua dan Anak

Posting berikutnya

Serunya Berpuasa

Wandi Barboy

Wandi Barboy

Posting berikutnya

Serunya Berpuasa

Udara Kotor Kantor Bikin Bodoh

Udara Kotor Kantor Bikin Bodoh

Pleno KPU Transparan Uji Suara

Pleno KPU Transparan Uji Suara

Jangan Terpeleset jika Ingin Juara

Jangan Terpeleset jika Ingin Juara

KETUA DPRD. Aminallah Adisyanto resmi menjabat ketua DPRD Pringsewu sisa masa jabatan menggantikan almarhum Ilyasa. Pengambilan sumpah dan janji jabatan berlangsung dalam sidang paripurna istimewa, Jumat (10/5). (LAMPUNG POST/WIDODO)

Aminallah Resmi Jadi Ketua DPRD Pringsewu

BERITA TERBARU

  • 6 Tim Siap Berlaga di Piala Presiden 2025 14 Juni 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 14 Juni 2025 14 Juni 2025
  • Sudah 13 Negara Lolos ke Piala Dunia 2026 13 Juni 2025
  • Kluivert dan Timnas Petik Pelajaran Berharga 13 Juni 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 13 Juni 2025 13 Juni 2025

TOP NEWS

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

Pendaftar Jalur SNBP Itera dan Unila Terus Bertambah

Perhotelan Turun hingga 50 Persen Akibat Efisiensi Anggaran

Panitia Universitas Tak Bisa Tangani Kasus Gagal PDSS

Efisiensi Anggaran ke Daerah Berlaku untuk DAK dan DAU 

Eva Dwiana Resmikan JPO Milenial

Optimalkan Ekonomi Biru dan Hijau untuk Tingkatkan Kebijakan Fiskal

Penanganan Korupsi Berlanjut

Awasi Kebijakan Harga Singkong di Lapangan 

POPULAR POST

  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 30 Mei 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 09 Juni 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 10 Juni 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
Facebook Twitter Youtube RSS Instagram

Tentang Kami

 

LampungpostID adalah laman berita resmi Harian Umum Lampung Post. Laman ini berada dalam naungan PT Masa Kini Mandiri, penerbit Koran Lampung Post yang menyajikan informasi berkualitas untuk melengkapi kehadiran koran edisi cetak di masyarakat.

Alamat Kami

PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno – Hatta No. 108, Hajimena, Lampung Selatan

Phone : (0721) 783-693
Fax : (0721) 783-578
Email : redaksi@lampungpost.co.id

Redaksi
Tentang Kami

Iklan & Sirkulasi

Bachtiar Al Amin : 0812-7339-8855
Ja’far Shodiq : 0812-1811-4344
Dat S Ginting 0822-6991-0113
Setiaji B. Pamungkas : 0813-6630-4630

LampungpostID © 2022

Selamat Datang kembali!

Masuk ke akun Anda di bawah ini

Password yang terlupakan?

Ambil kata sandi Anda

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS

LampungpostID © 2022

Open chat
1
Anda butuh bantuan ?
Admin Lampungpost.id
Halo, ada yang bisa kami bantu ?