• LAMPOST.CO
  • METROTV LAMPUNG
  • DESAKU
  • SUMA.ID
Minggu, Juli 6, 2025
Berlangganan
Konfirmasi
  • Masuk
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Berlangganan
  • E-Paper
  • Indeks
  • Log in
Beranda Kolom Refleksi

Tegak Lurus

Abdul Gofur Editor Abdul Gofur
8 April 2018
di dalam Refleksi
A A
Tegak Lurus

Tegak Lurus

Share on FacebookShare on Twitter

Iskandar Zulkarnain

Wartawan Lampung Post

SETELAH Gatot Nurmantyo, mantan Panglima TNI, digadang-gadang menjadi calon presiden, nama Tito Karnavian disebut-sebut pantas sebagai calon wakil presiden bersanding dengan Joko Widodo. Sejumlah cendekiawan muslim mengusulkan kedua nama tersebut dalam perhelatan pemilihan presiden 2019. Tegak Lurus.

BACA JUGA

Wukuf di Arafah dan Keutamaan Berhaji

Perjuangan Belum Berakhir!

 Lampung Begawi dan Derajat UMKM

Kembalikan Tradisi Juara Umum

Gatot dan Tito, sama-sama jenderal bintang empat dalam perjalanan karier yang moncer itu, sangat dekat dengan ulama dan umat di negeri ini. Alasan itulah membuat Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Mahfud MD menyebut nama Jenderal Tito Karnavian yang pas dan pantas mendampingi Jokowi  mengawal Republik ini lima tahun mendatang.

Sosok pemimpin mendatang itu, kata Mahfud, harus  setia menjaga negara kesatuan Republik Indonesia. Itu syarat utama dan paling utama.

“Militer, ekonom, dan ahli hukum tidak terlalu penting. Yang terpenting ialah setia kepada NKRI dan sikap kebersamaan, persatuan, dan pluralisme. Bisa diterima masyarakat dan bukan hanya klaim sepihak,” kata Mahfud dalam tayangan Metro Pagi Primetime, pekan ini.

Baca juga : Aktivis Propaganda

Tokoh alumnus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu berpendapat, pasangan capres-cawapres adalah kombinasi nasionalis-religius. Negara Indonesia ini berdiri dari kompromi keinginan negara agama dan sekuler sehingga melahirkan nasionalis religius. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu terang-terangan memuji  Jenderal Tito sebagai sosok yang tepat jadi cawapres.  “Masih muda, lurus, dan tegas,” kata Mahfud.

Terhadap yang diwacanakan Mahfud, Tito menolaknya. Dia tidak mau terseret dalam politik praktis, sekalipun dinilai sangat pantas mendampingi Jokowi.

“Saya tidak mau didorong atau menarik saya ke politik,” ujar peraih Bintang Adhi Makayasa 1987 itu.

Sekalipun Presiden Jokowi meminangnya untuk menjadi cawapres, ternyata tetap ditolaknya. “Tidak, saya tetap menolak,” ucap wong Palembang ini.

Tito adalah sosok anak bangsa tegak lurus dengan komitmen keagamaan dan kebangsaan. Jabatan sebagai kapolri sebuah kehormatan, bagaimana ia memperbaiki citra polisi di mata rakyat. Tugas sebagai komandan keamanan dan ketertiban masyarakat, belumlah tuntas. Ketika sumpah jabatan diucapkannya di bawah Alquran, Tito ingin mengabdi untuk bangsa dan negara, bukan karena kepentingan politik sesaat.

Polisi, kata Tito, masih sangat identik dengan rasa tidak nyaman dan takut masyarakat. Padahal tugas utama polisi dalam UU No. 2/2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia (Polri)  dijelaskan untuk memelihara keamanan dan ketertiban, menegakkan hukum, memberi perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Faktanya? Polisi kini masih menjadi buah bibir yang tidak mengenakan rakyat.

***

Di hadapan Komisi III DPR, pertengahan 2016, Tito meraih dukungan penuh menjadi kapolri karena dia adalah calon tunggal pilihan Jokowi. Tugas Tito yang diamanatkan Presiden adalah mereformasi internal kepolisian. Seperti sistem rekrutmen, karier, serta reward and punishment yang objektif.

“Reformasi birokrasi, mentalitas terhadap pelayanan masyarakat  harus baik. Menekan budaya korupsi dan pelanggaran anggota polisi,” kata Tito.

Jenderal kelahiran Palembang, 26 Oktober 1964, itu memiliki karakter yang konsisten antara sikap dan perbuatan. Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian, Edi Hasibuan, mengatakan nama Tito yang disebut layak jadi cawapres bisa mengganggu profesionalisme Polri dalam melaksanakan tugas sebagai pengayom, pelindung, dan pelayan rakyat.

Di tahun politik ini, rakyat mempercayakan Tito bisa mengendalikan keamanan. “Berikan Kapolri kesempatan menyelesaikan tugas agar pilkada dan pilpres berjalan aman. Rakyat bisa mengikuti pesta demokrasi dengan nyaman,” ujar Hasibuan, yang juga mantan anggota Kompolnas. Tito memang digoda oleh jabatan.

Banyak anak bangsa silau dengan jabatan. Dipercaya atasan, belakangan atasan disalibnya di tengah jalan. Akankah Tito juga seperti Jenderal Polisi Raden Said Soekanto (Kapolri pertama) dan Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso (Kapolri kelima)?

Kedua polisi panutan itu terkenal jujur dan sangat  sederhana. Keduanya tidak memanfaatkan jabatan untuk meraup keuntungan bagi pribadi dan keluarga. Untuk saat ini, jujur dan sederhana adalah dua kata yang sulit melekat dalam tubuh anggota kepolisian.

Patut direnungkan, almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah berucap,  “Di Indonesia ini hanya ada tiga polisi jujur, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng”.  Polisi satu ini selalu menolak bentuk gratifikasi. Semua barang pemberian dari bandar judi dibuangnya. Dia membersihkan semua bentuk suap dan sogokan.

Baca juga : Benteng Terakhir

Hingga suatu ketika istri Hoegeng, Merry Roeslani, disuruh menutup toko bunga agar tidak dimanfaatkan orang-orang  yang ingin mendekatinya.   Hoegeng sebuah cermin baik bagi anak bangsa.

Publik yakin dan percaya, Tito bisa membedakan antara kepentingan bangsa dan negara dengan ambisi pribadi. Tito diuji, dan tidak hanya dia, juga polisi lainnya.  Kepada pendahulu Soekanto dan Hoegeng, Tito sudah berkomitmen membenahi, memperbaiki citra polisi melalui kerja profesional, modern, dan tepercaya.

Manfaat bagi Lampung, Jenderal yang pernah memberangus teroris di Poso itu membuktikan komitmennya bahwa Polda Lampung berstatus tipe B itu naik peringkat  A. Itu artinya, Tito sangat paham, Lampung jadi penyangga 10 provinsi di Sumatera dengan penduduk terpadat dari keberagaman suku dan agama.

Dengan Tipe A, Lampung kian maju, apalagi Mapolda pindah dari Telukbetung beralih ke Kota Baru, sebuah kawasan masa depan di Bumi Ruwa Jurai. Kini Jenderal Tito sudah membuktikan salah satu komitmennya untuk Lampung. Tegak lurus untuk Merah Putih!

berbagiTweetMengirim
Posting Sebelumnya

Konsolidasi Lancar, 15 DPC Target Menangkan Ridho-Bachtiar

Posting berikutnya

Griezmann Jadi Rebutan Tim Raksasa

Abdul Gofur

Abdul Gofur

Redaktur koordinator liputan cetak, online, video dan radio Lampung Post

Posting berikutnya
griezmann-jadi-rebutan-tim-raksasa

Griezmann Jadi Rebutan Tim Raksasa

Temuan Makanan dan Obat Ilegal Menurun

BPOM Tarik 22 Juta Produk Makerel Mengandung Parasit

Minat Bank Beli Obligasi Korporasi Meningkat

Minat Bank Beli Obligasi Korporasi Meningkat

Wakil Ketua DPD Hanura Perjuangkan Kebutuhan Dasar Rakyat

Wakil Ketua DPD Hanura Perjuangkan Kebutuhan Dasar Rakyat

Pelaku Pembalakan Liar Dibekuk Aparat

Pembalak Liar Mulai Rambah Lampung Tengah

BERITA TERBARU

  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Weekend, 06 Juli 2025 6 Juli 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 05 Juli 2025 5 Juli 2025
  • Sepak Bola Kehilangan Diogo Jota dan Andrea Silva 5 Juli 2025
  • Liga Indonesia All Star Siap Hadapi Oxford United 5 Juli 2025
  • Satu Pemain Diaspora Baru segera Bergabung 4 Juli 2025

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

  • kantor DPRD lampung Utara

    Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 02 Juli 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 30 Juni 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 03 Juli 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
Facebook Twitter Youtube RSS Instagram

Tentang Kami

 

LampungpostID adalah laman berita resmi Harian Umum Lampung Post. Laman ini berada dalam naungan PT Masa Kini Mandiri, penerbit Koran Lampung Post yang menyajikan informasi berkualitas untuk melengkapi kehadiran koran edisi cetak di masyarakat.

Alamat Kami

PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno – Hatta No. 108, Hajimena, Lampung Selatan

Phone : (0721) 783-693
Fax : (0721) 783-578
Email : redaksi@lampungpost.co.id

Redaksi
Tentang Kami

Iklan & Sirkulasi

Bachtiar Al Amin : 0812-7339-8855
Ja’far Shodiq : 0812-1811-4344
Dat S Ginting 0822-6991-0113
Setiaji B. Pamungkas : 0813-6630-4630

LampungpostID © 2022

Selamat Datang kembali!

Masuk ke akun Anda di bawah ini

Password yang terlupakan?

Ambil kata sandi Anda

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS

LampungpostID © 2022

Open chat
1
Anda butuh bantuan ?
Admin Lampungpost.id
Halo, ada yang bisa kami bantu ?