• LAMPOST.CO
  • METROTV LAMPUNG
  • DESAKU
  • SUMA.ID
Sabtu, September 6, 2025
Berlangganan
Konfirmasi
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Berlangganan
  • E-Paper
  • Indeks
  • Log in
Beranda Kolom

Sejarah Lampung Terabaikan?

Abd Rahman Hamid, Sejarawan UIN Raden Intan Lampung

wiji Editor wiji
29 November 2024
di dalam Kolom, Opini
A A
FOTO: PIXABAY

FOTO: PIXABAY

Share on FacebookShare on Twitter

SETELAH tiga tahun terakhir melakukan penelusuran pustaka sejarah Lampung, khusunya di Lampung, tampak bahwa penulisan sejarah daerah ini masih terabaikan. Tidak banyak referensi yang dapat ditemukan kalau kita ingin membaca dan mengkaji sejarah daerah Lampung.

Kalaupun kita dapat menemukan pustaka sejarah Lampung, maka paling banter narasinya terkait atau dikaitkan dengan Banten dan Palembang, atau sedikit Pagaruyung (Sumatera Barat). Dalam konteks ini, sejarah Lampung dilihat sebagai suplemen atau pinggiran (periphery) dari sejarah tiga daerah tersebut. Lampung belum menjadi satu bagian (otonom) di panggung sejarah Indonesia.

Kalau terus begini, maka sejarah Lampung selamanya akan terabaikan. Bahkan, bukan tidak mungkin, generasi mudanya akan sulit menemukan kepercayaan dirinya bila dikaitkan dengan sejarah daerahnya.

BACA JUGA

Dari Jari-Jari Kecil ke Dunia Teknologi

Mengurai Benang Kusut Banjir di Bandar Lampung

Sepak Bola untuk Persatuan

Jitu Menekan Angka Kejahatan

Kalau sudah begitu, bagaimana mungkin mereka dapat menegakkan identitasnya sebagai Lampung di tengah komunitas global yang lain. Apakah mereka terpaksa menerima kenyataan identitas global sebagai warga dunia, tanpa punya identitas lokal?

Salah satu pusat pustaka lokal yang menyediakan referensi sejarah daerah ini ialah Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung, yang memiliki gedung yang cukup mewah serta terletak di jalur strategis dan kawasan kampus-kampus terkemuka di Kota Bandar Lampung. Namun, koleksi pustaka sejarah Lampung masih sangat minim.

Apakah hasil-hasil kajian mengenai Lampung selama ini begitu terbatas dikerjakan oleh para peneliti dan penulis sejarah daerah ini? Ataukah, hasil-hasil kajian mereka hanya tersimpan pada rak-rak buku di kampus dan dibuat sekadar untuk menenuhi kewajiban laporan penelitian dosen dan mahasiswa? Ataukah, hasil-hasil kajian tersebut belum layak untuk diterbitkan dan dikonsumsi oleh publik? Dan, masih banyak lagi pertanyaan lain terkait kelangkaan pustaka sejarah Lampung.

Paling tidak ada tiga kampus di Lampung yang mengelola program studi sejarah. Dua Program Studi Pendidikan Sejarah, masing-masing di Universitas Lampung dan Universitas Muhammadiyah Metro, serta satu Program Studi Sejarah Peradaban Islam di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Tiga kampus ini sedianya menjadi rumah produksi pengetahuan dan pustaka sejarah lokal. Kecuali dua kampus pertama, prodi di kampus terakhir baru beroperasi lima tahun (2019-2024) sehingga belum banyak menghasilkan kajian sejarah jika dibandingkan dengan dua kampus pertama.

Kalau tiga prodi di kampus tersebut memproduksi hasil kajian sejarah dan dipublikasikan secara luas, kita akan punya cukup banyak koleksi tentang sejarah Lampung, sejauh kajiannya diarahkan pada sejarah lokal.

Apabila kajian sejarah Lampung masih minim, lalu bagaimana mungkin proses transfer pengetahuan kesejarahan lokal dapat dilakukan dengan baik oleh guru-guru di sekolah dan madrasah di Provinsi Lampung? Selain untuk memenuhi kebutuhan bahan pelajaran sejarah, pustaka sejarah Lampung juga dapat digunakan untuk bahan muatan lokal.

Dalam konteks ketokohan Lampung, sejauh ini yang lebih banyak diekspose adalah Raden Intan II (1834-1856), tokoh Pahlawan Nasional Lampung yang pertama (1986). Tahun lalu (2023), Provinsi Lampung punya satu lagi Pahlawan Nasional, yakni KH Ahmad Hanafiah (1905-1947) dari Sukadana Lampung Timur. Pengetahuan mengenai tokoh terakhir sangat minim dibandingkan tokoh pertama.

Selain dua Pahlawan Nasional, ada 10 Pahlawan Daerah Lampung, yaitu R.M Magnunprojo, Zainal Abidin Pagar Alam, Nawawi Tuan Raja, H. Kamarudin, Mayor Inf. Syohmin, Komisaris Besar Polisi A. Samad, serta Mr. Gele Harun, Batin Mangunang, dan Ahmad Idris.

Bila semua pahlawan tersebut ditulis sejarahnya, kita akan punya minimal 12 buku pahlawan (Nasional dan Daerah) untuk pelajaran sejarah dan muatan lokal di sekolah dan madrasah. Dengan begitu, peserta didik punya banyak pilihan bacaan dan sumber teladan dari tokoh-tokoh Lampung. Sayangnya, harapan itu belum semuanya dapat terwujud.

Apakah sejarah tidak penting bagi daerah ini? Ataukah mungkin ia hanya dipandang sebagai masa lalu yang ada “di sana”, di kala kita sekarang (“di sini”) akan melangkah ke depan (“di sana”). Dengan kata lain, kehadiran sejarah tidak penting bagi kita sekarang, apalagi bagi hari esok.

Tampaknya, kita perlu belajar dari negara-negara hebat di masa lalu dan sekarang masih sebagai negara maju. Ambil contoh Inggris, negara kecil di Eropa Barat. Jangkauan wilayah kekuasaannya sangat luas di masa lalu. Pengaruh bahasanya pun sampai sekarang tak tertandingi oleh bahasa bangsa lain di dunia.

Dua kampus tertua dan termaju di Inggris, yakni University of Oxford (berdiri 1096 M) dan University of Cambridge (berdiri 1209 M), semuanya punya Faculty of History (Fakultas Sejarah). Ini menunjukkan betapa pentingnya sejarah bagi bangsa Inggris, dan tentunya sejarah bukan untuk masa lalu. Kehadiran Fakultas Sejarah sampai sekarang mencerminkan guna belajar sejarah bagi masa sekarang dan hari esok.

Kita tentunya tidak dapat membandingkan antara Inggris dan Lampung, karena keduanya berbeda dari segi politik dan pemerintahan. Namun, yang penting adalah bahwa pengalaman Inggris menjadi negara besar di masa lalu dan tetap sebagai negara maju di masa sekarang ternyata ia tak pernah mengabaikan pentingnya sejarah.

Bagaimana dengan Lampung? Apakah ia akan tetap mengabaikan sejarahnya? Semuanya akan terjawab pada waktunya.

Semoga di masa kepemimpinan Lampung yang baru nanti, sejarah tidak lagi terabaikan. Semboyan Sai Bumi Ruwa Jurai sesungguhnya adalah pantulan sejarah dari pembentukan masyarakat Lampung dahulu dan sekarang.  *

Tags: kajian sejarahLampungMuatan LokalPerpustakaanpustakasejarah lampung terabaikan
berbagiTweetMengirim
Posting Sebelumnya

Pilkada di Lampura Diklaim Berjalan Lancar

Posting berikutnya

Kaum Muda dan Krisis Ekologi Perkotaan

wiji

wiji

Posting berikutnya
FOTO: LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Kaum Muda dan Krisis Ekologi Perkotaan

Masyarakat Butuh Perubahan

Masyarakat Butuh Perubahan

Kondusif hingga Pengumuman Resmi

Kondusif hingga Pengumuman Resmi

Pj Gubernur Lampung, Samsudin. (dok. Lampung Post)

Keluhan Masyarakat Terkait Pelayanan Dijaring Melalui Lokakarya

KEMAJUAN TEKNOLOGI. Pelatihan peningkatan kompetensi penyuluh perikanan, pelaku usaha perikanan, dan pengelola teknis perikanan di Asrama Haji Lampung, Kamis (28/11). Selain kemampuan teknis, insan perikanan dan kelautan juga harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi. (Lampung Post/Silvia Agustina)

Peningkatan Kapasitas Penyuluh untuk Optimalkan SDM Kelautan dan Perikanan

BERITA TERBARU

  • 6 Tim Conmebol Lolos Langsung ke Piala Dunia 2026 6 September 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 06 September 2025 6 September 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 06 September 2026 6 September 2025
  • Kluivert Sambut Mauro Zijlstra di Timnas Senior 4 September 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 04 September 2025 4 September 2025

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

  • kantor DPRD lampung Utara

    Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 02 September 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 01 September 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 04 September 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
Facebook Twitter Youtube RSS Instagram

Tentang Kami

 

LampungpostID adalah laman berita resmi Harian Umum Lampung Post. Laman ini berada dalam naungan PT Masa Kini Mandiri, penerbit Koran Lampung Post yang menyajikan informasi berkualitas untuk melengkapi kehadiran koran edisi cetak di masyarakat.

Alamat Kami

PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno – Hatta No. 108, Hajimena, Lampung Selatan

Phone : (0721) 783-693
Fax : (0721) 783-578
Email : redaksi@lampungpost.co.id

Redaksi
Tentang Kami

Iklan & Sirkulasi

Sri Agustina : 0895-3463-91035
Ja’far Shodiq : 0812-1811-4344
Dat S Ginting 0822-6991-0113
Setiaji B. Pamungkas : 0813-6630-4630

LampungpostID © 2022

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS

LampungpostID © 2022

Open chat
1
Anda butuh bantuan ?
Admin Lampungpost.id
Halo, ada yang bisa kami bantu ?