Sinergi di Tengah Pagebluk

PANDEMI Covid-19 masih menjadi persoalan serius masyarakat dunia. Virus asal Tiongkok ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang. Di Tanah Air 3,6 juta orang lebih terpapar virus ini. Disiplin protokol kesehatan dan vaksinasi diyakini menjadi kunci sukses agar kita lekas lepas dari pagebluk ini. Celakanya, situasi menjadi tidak mudah karena pandemi Covid-19 diwarnai maraknya berita bohong. Kementerian Komunikasi dan Informatika mendapati 2.624 hoaks mengenai Covid-19 dalam kurun waktu 23 Januari 2020 hingga 3 Maret 2021. Informasi menyesatkan ini marak tersebar di platform media sosial. Masih menurut data Kemenkominfo, ribuan berita bohong tersebut tersebar luas di empat platform dunia maya, yakni Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube. Facebook menjadi platform terbanyak dengan 2.055 sebaran konten hoaks. Disusul Twitter (496), lalu YouTube (49), dan Instagram 24 hoaks. Sebaran informasi menyesatkan itu tidak boleh dibiarkan. Hoaks menyebabkan disinformasi di tengah masyarakat. Fenomena sejumlah warga ngeyel untuk tidak patuh protokol kesehatan serta ogah untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi adalah salah satu contoh nyata dampak negatif paparan hoaks. Awal pandemi Covid-19, publik Bumi Ruwa Jurai dihebokan warning zone Covid-19 di sejumlah wilayah di Bandar Lampung. Wilayah tersebut meliputi Langkapura, Kedaton, Kemiling, Sukarame, dan Telukbetung Selatan. Informasi tersebut membuat panik warga hingga akhirnya Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menyatakan berita itu hoaks. Contoh berita hoaks lainnya selama pandemi di Lampung adalah perihal seorang pendeta di Lampung dikabarkan meninggal akibat Covid-19. Konten tersebut menyebar luas melalui pesan WhatsApp. Kabar bohong itu pun dibantah Polda Lampung. Pelaku penyebar hoaks itu pun ditangkap dan harus berhadapan dengan hukum. Karena itu, jangan menyepelekan hoaks. Sebab, pengaruh buruk dari berita hoaks dapat berdampak amat dahsyat. Bahkan, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar pernah menyatakan hoaks dapat membuat negara kacau-balau. Sejarah pun mencatat berita palsu menjadi pemicu empat perang besar antarnegara. Di sejumlah negara kepercayaan masyarakat justru meningkat terhadap media arus utama. Laporan Reuters Institute tahun lalu menyebutkan kepercayaan publik terhadap media mainstream selama pandemi justru meningkat 44 persen. Hal ini berdasarkan survei di 42 negara mencakup lebih dari 90 ribu responden menyatakan demikian. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap media arus utama sejalan dengan kian meningkatnya kekhawatiran publik terhadap sebaran berita palsu. Hal ini berbanding lurus dengan kian merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap platform media sosial yang saat ini justru amat digandrungi milenial dalam mendapatkan informasi. Oleh karena itu, peran media massa amat penting di tengah pagebluk Covid-19 ini. Media arus utama harus lebih gencar menangkal serbuan ribuan berita hoaks yang beredar di tengah masyarakat dengan pemberitaan yang benar, sesuai dengan fakta, dan berimbang sebagaimana amanat Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999. Lampung Post sebagai salah satu media arus utama di Provinsi Lampung sadar betul peran penting media massa saat pandemi. Karena itu pula, dalam merayakan hari jadi ke-47, Lampung Post mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam hal informasi di saat pandemi Covid-19 terutama dalam menangkal serbuan hoaks di Lampung. Menangkal berita hoaks tidak melulu tugas media massa. Perlu urun tangan banyak pihak guna mengatasi persoalan ini. Kalangan pendidikan perlu mengedukasi kalangan pelajar tentang dampak buruk hoaks. Aparat penegak hukum perlu bertindak tegas mereka yang terbukti secara sadar memproduksi dan menyebarluaskan hoaks. Literasi media digital juga harus gencar dilakukan terutama bagi kalangan remaja. Hal ini penting agar mereka melek media sosial dan tidak menelan bulat-bulat informasi palsu yang tersebar di media sosial, apalagi menyebarluaskannya. Jangan sampai generasi muda kita terjerat kasus hukum lantaran berita hoaks. Gerakan antihoaks harus terus digaungkan. Tidak ada tempat bagi pelaku hoaks di Lampung. Berbagai pihak harus bersinergi membangun narasi positif dan melawan hoaks. Jangan sampai energi kita habis akibat hoaks yang merajalela. Energi itu lebih baik kita gunakan untuk mengakhiri pandemi di Bumi Lada ini. (*)

Sinergi di Tengah Pagebluk

Pandemi Covid-19 masih menjadi persoalan serius masyarakat dunia.

Angkat Trofi Joan Gamper tanpa Aksi Messi

Sanggahan Pendaftar CPNS Pesawaran 98

ricky marly

Sanggahan Pendaftar CPNS Pesawaran 98

Masyarakat Lamsel Jangan Abai Prokes

Gedung KONI Pesawaran Disiapkan untuk Isolasi

Kebebasan Bersuara, Kebenaran, Hoaks, dan Kemerdekaan Pers

Sinergi Informasi di Tengah Pandemi

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 02 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 03 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 01 Juli 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda