Slogan Gizi untuk Rakyat

MALANUTRISI dapat didefinisikan sebagai keadaan ketidakseimbangan gizi akibat asupan yang kurang atau berlebih. Saat ini Indonesia menghadapi persoalan triple burden terkait dengan masih tingginya masalah kurang gizi kronis ( stunting ), semakin merebaknya penyakit tidak menular (hipertensi, diabetes, penyakit jantung) akibat gizi lebih, dan kekurangan gizi mikro (defisiensi besi dan seng). Anjuran gizi seimbang pada awalnya hanya dipahami masyarakat sebatas moto Empat Sehat Lima Sempurna. Moto itu sendiri digagas Prof. Poorwo Soedarmo, Bapak Gizi Indonesia, sejak akhir 1950-an. Namun, seiring dengan semakin kompleksnya masalah gizi dan dibarengi dengan kemajuan ipteks bidang pangan dan gizi, sejak 1996 diluncurkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) oleh Kemenkes yang terdiri atas 13 anjuran pola makan sehat, dan kemudian diubah lagi menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS) pada 2014 dengan memuat 10 pesan gizi dan kesehatan. Bukan hal yang mudah untuk memasyarakatkan gizi seimbang. Sampai saat ini banyak orang masih bingung bila ditanya konsep gizi seimbang. Kenyataannya Empat Sehat Lima Sempurna lebih mudah dihafal dan dimengerti masyarakat. Ditambah lagi, ternyata Kementan juga memasyarakatkan slogan B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman). Aspek keberagaman konsumsi pangan menjadi isu penting dalam pola pangan penduduk karena akan menjamin asupan gizi yang cukup. Asupan gizi setiap orang berbeda bergantung pada umur, jenis kelamin, dan aktivitas. Pemahaman tentang porsi makan menjadi penting agar seseorang mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhannya. Disadari bahwa keluarga yang sehari-harinya dapat mengonsumsi Empat Sehat Lima Sempurna mungkin hanya mereka yang berasal dari kelas ekonomi menengah ke atas. Sementara itu, ada lebih dari 25 juta rakyat miskin di Indonesia yang tidak tahu besok mau makan apa. Pangan yang beranekaragam sangat penting karena tidak ada satu jenis pangan pun yang dapat menyediakan gizi bagi seseorang secara lengkap. Dengan konsumsi pangan beranekaragam, kekurangan zat gizi dari satu jenis pangan akan dilengkapi gizi dari pangan lainnya. Aspek keamanan pangan juga harus menjadi perhatian masyarakat. Banyak orang belum memedulikan atau belum punya kesadaran tentang keamanan pangan (dalam arti luas) sehingga belum banyak menuntut home industry untuk menghasilkan produk pangan yang aman dan bermutu. Masyarakat dari golongan sosial ekonomi rendah merasa puas jika dapat membeli produk pangan dengan harga murah, meskipun produk tersebut bermutu rendah dan tidak terjamin keamanannya. Praktik penggunaan formalin, boraks, dan pewarna berbahaya dalam produk pangan selama ini sudah sering terjadi. Belum lagi aspek keamanan rohaniah pangan yang dilanggar, seperti mengoplos daging sapi dengan daging celeng, mengolah makanan dengan arak (ciu), yang tentu saja menyebabkan ketidakhalalan suatu makanan yang akan dikonsumsi penganut agama Islam. Pengembangan perilaku konsumsi makanan yang aman memerlukan waktu relatif lama. Model keyakinan sehat menyatakan perilaku sehat ialah fungsi dari pengetahuan dan motivasi. Model itu menekankan pada peran persepsi rentan diri seseorang terhadap penyakit akibat makanan yang tidak aman. Keamanan pangan juga menyangkut aspek higienitas penyiapan produk makanan. Keberadaan mikroorganisme patogen akibat pemasakan tidak matang, penggunaan air tercemar, dan tidak bersihnya alat masak dapat menimbulkan ancaman keamanan pangan. Keamanan pangan sering diabaikan, dan baru menjadi isu setelah terjadi keracunan yang mengakibatkan kurban sakit hingga dibawa ke rumah sakit. Aktivitas fisik seseorang berhubungan dengan derajat kesehatannya. Evolusi kerja manusia sejak zaman prasejarah hingga kini menunjukkan semakin berkurangnya intensitas kerja fisik. Dulu orang harus berburu dan kemudian memasuki dunia agraris dengan peralatan seadanya yang semuanya memerlukan kerja fisik. Di era modern, pertanian dilakukan dengan mekanisasi. Saat ini, banyak bidang pekerjaan yang hanya mengandalkan otak, penglihatan, serta 10 jari untuk mengetik di depan komputer. Kita memasuki era sedentary lifestyles atau gaya hidup yang ringan-ringan saja. Hal itu mendatangkan risiko meningkatnya kasus obesitas. Rentetan penyakit kronis menghadang di depan mata akibat obesitas, seperti hipertensi, penyakit gula, dan stroke. Penyakit-penyakit itu tidak menular, tetapi tertularkan kepada orang lain melalui perubahan pola makan (konsumsi pangan tinggi lemak, gula, dan garam serta kurang sayur/buah) atau gaya hidup (kurang olahraga, merokok, dan minum alkohol). Terkait dengan aktivitas fisik, salah satu perilaku yang mendukung penerapan gizi seimbang ialah membiasakan diri memonitor berat badan. Itu berlaku untuk kita semua, bukan hanya untuk balita di posyandu. Peningkatan berat badan akan meningkatkan kadar gula darah dan tekanan darah. Oleh sebab itu, mempertahankan berat badan ideal hendaknya menjadi tujuan untuk meraih hidup sehat. Data statistik menunjukkan risiko kegemukan atau obesitas lebih banyak menghinggapi kaum perempuan jika dibandingkan dengan kaum pria. Tipe kegemukan pada perempuan disebut tipe buah pir (pinggul melebar), sedangkan kegemukan pada pria dikenal sebagai tipe android atau mirip buah apel (perut membuncit). Tingkat risiko kegemukan model buah apel untuk terkena serangan jantung koroner diketahui lebih besar. Slogan gizi tidak mengharuskan kita untuk menimbang makanan berapa banyak nasi, lauk, dan sayur yang akan kita konsumsi. Teknik toleransi perut mengajarkan kepada manusia agar kita tidak berlebihan dalam hal makan sehingga tubuh kita tetap nyaman untuk bergerak. Moderate is the best ialah kiat sehat dalam mengonsumsi makanan agar kita terhindar dari kekurangan atau kelebihan gizi. *

Slogan Gizi untuk Rakyat

Ali Khomsan, Guru Besar Pangan dan Gizi FEMA IPB

Nasib Netanyahu dan Palestina Pascaperang

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 21 Juni 2024

wiji

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum'at, 21 Juni 2024

Usut Korupsi Proyek Fiktif di PT Amarta Karya

Kebocoran Pajak Parkir di RS Islam Asy-syifaa Mulai Diusut

Kinerja Baik Berbuah Penghargaan Nasional dan Provinsi

Presiden Korsel Umumkan Darurat Nasional Demografis

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

Pendaftar Jalur SNBP Itera dan Unila Terus Bertambah

Perhotelan Turun hingga 50 Persen Akibat Efisiensi Anggaran

Panitia Universitas Tak Bisa Tangani Kasus Gagal PDSS

Efisiensi Anggaran ke Daerah Berlaku untuk DAK dan DAU

Eva Dwiana Resmikan JPO Milenial

Optimalkan Ekonomi Biru dan Hijau untuk Tingkatkan Kebijakan Fiskal

Penanganan Korupsi Berlanjut

Awasi Kebijakan Harga Singkong di Lapangan

Capaian Pengamanan Lampung dan Sinergi Pusat-Daerah

POPULAR POST

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 30 Mei 2025

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 28 Mei 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 02 Juni 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda