
SPIRIT kerja keras, berpikir cerdas, serta buah karya jurnalisme yang sejati melahirkan megaportal berita dari rahim Lampung Post bernama suma.id. Itulah kalimat pembuka menyambut kelahiran portal baru—suma.id dari artikel berjudul Multiplatform untuk Suwarnadwipa ditulis Saur Hutabarat.
Saur adalah wartawan senior juga Dewan Pengarah Media Group (Metro TV, Media Indonesia, Lampung Post, dan Medcom.id). Kata Saur, kelahiran anak kandung bahkan cucu kandung ini di tengah wabah Covid-19 dalam lingkungan keluarga besar Media Group News.
Ini memperlihatkan–di tengah pandemi sekalipun, jurnalis terus menerus berkreativitas, sehingga terciptalah medium baru memperkaya pilihan bagi publik. Tagline suma.id mengusung Sumatera Inspirasi Indonesia untuk merajut keutuhan pluralisme. Cita-cita sejati dari sebuah keberagaman.
Saur Hutabarat yang dianugerahi Bintang Jasa Nararya bidang jurnalistik oleh Presiden Joko Widodo itu, mengingatkan, di era digital, tak ada lagi isu kepublikan yang terkendala ruang dan waktu. “Kita berkelana informasi kepublikan dari Lampung, menyusuri Sumatera ulang-alik, juga Indonesia hanya dengan sentuhan jari di gadget. Ini dalam hitungan menit,” kata dia.
Saat peluncuran suma.id, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate berharap portal khas Pulau Sumatera akan berdampak positif dalam mempererat persatuan bangsa. “Jadilah yang terdepan memberitakan perdamaian,” kata Menteri diwakili Staf Khusus Kemenkominfo Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia, Dedy Permadi di Jakarta, Kamis (8/4).
Dalam telekonferensi, Dedy menyebut suma.id akan menghadapi tantangan menghadang berita hoaks (bohong). Hingga kini, 1.500 hoaks terkait Covid-19 yang disebarkan lebih tiga ribu kali. Lalu, ada penyebaran paham radikalisme dan terorisme yang menjadi persoalan di jagat maya.
“Kehadiran suma.id sebagai media digital menjadi harapan baru dalam memerangi hoaks dan radikalisme di media sosial. Kami sangat berharap besar pada suma.id akan menjadi salah satu garda terdepan memerangi information disorder atau kekacauan informasi,” kata Dedy.
Dia juga mengatakan percepatan pembangunan infrastruktur informasi terus dilakukan pemerintah. Digitalisasi dan jaringan internet juga terus dioptimalkan. “Ribuan desa dan kelurahan yang tidak tersentuh internet. Saat ini infrastruktur internet 4G terus dikebut dengan target akhir tahun 2022 seluruh desa di Tanah Air sudah dimasuki internet.”
Yang jelas pengguna internet terus tumbuh dan menjadi tantangan. Konten negatif juga makin banyak beredar. Suatu keniscayaan suma.id menjadi portal yang bisa dipertanggungjawabkan melawan radikalisme, terorisme, serta ancaman informasi negatif tadi. Jika di-searching, puluhan berita bohong yang banyak dikomentari netizen. Narasinya sangat mengerikan!
Seperti berita berjudul: Gereja Haramkan Vaksin, Kok MUI Halalkan. Vaksin Pfizer Beracun Mematikan. Indonesia Tidak Dapat Menggugat jika Vaksin Bermasalah. Bohongnya sangat kentara sekali. Dimainkan isu-isu agama sehingga banyak diklik pengunjung. Sejak vaksin digulirkan Januari lalu, sedikitnya ada 97 berita hoaks yang tersebar di 280 platform medsos.
Portal suma.id yang hadir di Sumatera–tanpa mengabaikan kecepatan dan jurnalisme yang berkualitas berupaya menghadang hoaks yang sangat menyesatkan publik. Pada akhirnya suma.id menumbuhkan kepercayaan dan loyalitas publik. Publik tercerahkan!
***
Menghadang kebohongan itu, perlu kehadiran media mainstream–jurnalis sejati yang diperkuat versi digital–disebar di media sosial. Ini memberi warna. Portal suma.id menjadi rumah berita dan informasi dalam tampilan multimedia. Konten tidak hanya berupa teks dan foto, tetapi juga video, audio, grafis, dan videografis.
Anak kandung Lampung Post ini—suma.id yang diperkuat jaringan Media Group News tepercaya, memanfaatkan data dengan menyajikan berita yang informatif disertai tampilan visual yang memikat. Lewat visualisasi akan mudah dipahami pembaca dan penontonnya.
Tentunya kerja suma.id terus memerlukan inovasi, pemikiran jernih, hati yang ikhlas, serta hasilnya memberikan inspirasi dan menebar optimisme. Optimisme sangat penting untuk melangkah. Mengutip Al-Qur’an Surat Ar-rad Ayat (11): Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga kaum itu sendiri yang mengubah nasibnya.”
Memasuki tahun ke-47, hadirnya suma.id membuat Lampung Post memasuki dunia baru. Bisnis pers bukan lagi sekadar media cetak. Ia menjelma jadi bisnis media multiplatform. Sebagai media tertua di Lampung, pertama kali yang dilahirkan dari rahim adalah lampost.co. Kini, portal itu di-ranking nomor satu di Bumi Ruwa Jurai. Lalu merambah media penyiaran yakni Radio Sai 100 FM dengan streaming 24 jam.
Koran Lampung Post pun menjawab era disrupsi media dan pandemi Covid-19 yang mewabah seluruh dunia itu, dengan portal lampost.co/epaper sebagai koran digital berbasis web pertama di Lampung. Kreativitas terus berlanjut dengan hadirnya layar televisi Metro TV Lampung bersama media sosial yang digandrungi kalangan milenial saat ini.
Itu semua dilakukan dengan kor bisnis berbasis konvergensi sejak tahun 2015. Koran yang terbit pertama—pada 10 Agustus 1974 itu sangat sadar, tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri. Harian ini meraih mimpi dengan hadirnya suma.id. Mimpi itu juga disampaikan penulis novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata. Anak muda dari Pulau Belitung itu menginspirasi, ”Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.”
Mimpi itu membangun keoptimismean. Itu pun disampaikan Chief Executive Officer (CEO) Media Group News Mohammad Mirdal Akib. Kata dia, “Yang membedakan antara perusahaan kecil atau besar adalah visinya. Perusahaan biasa berorientasi kepada profit, sementara perusahaan besar memiliki mimpi-mimpi besar.”
Portal berita suma.id yang lengkap itu juga mewujudkan mimpi-mimpi besar anak-anak bangsa untuk berkarya di negeri yang ingin maju ini. Dari Lampung untuk Sumatera menginspirasi Indonesia. Publik pun mengakui, betapa hebatnya kekuatan media di era digital dalam menyuarakan dan menegakkan kebenaran, suma.id akan menjawabnya! ***