Support Habis Ekraf Tapis

DATA Focus Economy Outlook 2020 menunjukkan ekonomi kreatif (ekraf) di Tanah Air menyumbang Rp1.100 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sepanjang tahun 2020. Capaian ini ditunjang delapan juta pelaku usaha yang bergerak melalui berbagai sektor ekraf. Bahkan, Indonesia kini masuk tiga besar negara ekraf di dunia setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) menyatakan tiga dari 17 sub sektor ekonomi kreatif menjadi penyumbang terbesar struktur PDB dan ekspor seperti fesyen, kuliner, dan kriya. Kemenparekraf menyatakan kuliner yang menduduki peringkat pertama menyumbang perolehan terbesar, yakni 41%, sedangkan fashion berkontribusi 17% dan kriya sebesar 14,9%. Semua pihak tentu sepakat bahwa potensi ekraf di Indonesia masih sangatl besar dengan beragam jenis produk keragaman budaya dari beragam etnik di dalamnya. Mulai industri kreatif, industri budaya, kuliner, dan makanan, maupun produk berbasis teknologi digital. Ada tiga jenis ekraf yang menjadi unggulan saat ini, yaitu: industri kuliner, fesyen (fashion), dan kriya (kerajinan). Tapis menjadi warisan budaya Lampung yang diakui dunia. Kain tenun khas masyarakat Lampung ini telah ada sejak ratusan tahun lalu dan telah dikenal pula oleh masyarakat mancanegara. Tapis pun berkembang tidak hanya sebagai komoditas tekstil atau fesyen. Beberapa dasawarsa ini tapis juga menjelma dalam beragam industri turunan berupa kriya bahkan desain interior/eksterior. Karena itu merupakan langkah tepat bagi Pemerintah Provinsi Lampung dan kita semua untuk menjaga kelestarian Tapis. Dengan melestarikan warisan budaya etnik Lampung tersebut, generasi masa depan tidak hanya masih mengenal tapis, tapi juga dapat menjadikannya sebagai kebanggaan bahkan menjadi komoditas unggulan para pelaku ekraf di Bumi Ruwa Jurai. Untuk itulah Pemerintah Provinsi Lampung mulai membina kawasan sentra industri tapis. Setelah dua desa atau pekon di Lampung ditetapkan menjadi Desa Wisata Tapis, yakni Pekon Way Sindi di Kabupaten Pesisir Barat dan Pekon Sumbermulyo di Tanggamus. Kamis (15/12), Pekon Lugusari, Kecamatan Pagelaran, Pringsewu juga ditetapkan menjadi desa wisata dan sentra industri tapis. Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, meyakini tapis tidak hanya warisan budaya bagi masyarakat Lampung melainkan juga dapat bernilai ekonomi karena keindahannya. Hal ini tentu dapat terwujud melalui kreativitas dan inovasi para perajin tapis. Kain tenun ini dikembangkan menjadi berbagai jenis produk turunan berbagai kriya seperti pakaian simpel, dekorasi rumah, hiasan, dan lainnya. Kita sepakat dengan pernyataan Gubernur Arinal yang berkeinginan peresmian hari itu bukanlah hanya menjadi seremoni belaka. Orang nomor satu di Provinsi Lampung itu berharap desa wisata dan sentra industri tapis dapat benar-benar serius untuk dijalankan dan dikembangkan. Jangan sampai seperti yang sudah-sudah, setelah acara peresmian tidak ada rencana aksi tindak lanjut. Pada poin itulah kita mendukung langkah Pemprov melestarikan tapis sekaligus menjadikannya sebagai komoditas bernilai ekonomi bagi masyarakat. Pemprov Lampung tentu tidak bisa bergerak sendiri. Perlu ada keterlibatan pihak-pihak lain terutama para pelaku bisnis mapan dan pemodal untuk menyokong para penggiat ekraf berkembang pesat dan menembus pasar luar Lampung. Para pelaku ekraf tapis sebagian besar merupakan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Mereka tentu butuh bantuan, pembinaan, bahkan pendampingan agar usaha mereka dapat tumbuh lebih pesat lagi. Mereka perlu dikenalkan cara marketing, packaging, promoting, hingga selling dengan memanfaatkan platform digital baik untuk promosi hingga penjualan. Tidak kalah penting adalah keberpihakan anggaran. Seluruh pemda di Lampung harus menjadi konsumen utama produk ekraf tapis Lampung. Berbagai kebutuhan pemda berkenaan dengan pakaian atau benda kriya pemanis interior perkantoran sudah semestinya dibeli dari para pelaku usaha ekraf tapis di Lampung. Jangan samapi tapis hanya menjadi penonton di rumahnya sendiri. (*)

Support Habis Ekraf Tapis

Indonesia kini masuk tiga besar negara ekraf di dunia setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Rekor Terbaik

Desa Bumiratu Butuh Perbaikan Jalan

ricky marly

Desa Bumiratu Butuh Perbaikan Jalan

Polres dan PGRI Siap Kerja Sama Perlindungan Hukum bagi Guru

E-Paper Lampung Post, Edisi Selasa, 20 Desember 2022

Manfaat Tes Genomic

Korban Pelecehan Diancam dengan Badik

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

Pendaftar Jalur SNBP Itera dan Unila Terus Bertambah

Perhotelan Turun hingga 50 Persen Akibat Efisiensi Anggaran

Panitia Universitas Tak Bisa Tangani Kasus Gagal PDSS

Efisiensi Anggaran ke Daerah Berlaku untuk DAK dan DAU

Eva Dwiana Resmikan JPO Milenial

Optimalkan Ekonomi Biru dan Hijau untuk Tingkatkan Kebijakan Fiskal

Penanganan Korupsi Berlanjut

Awasi Kebijakan Harga Singkong di Lapangan

POPULAR POST

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 30 Mei 2025

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 10 Juni 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 14 Juni 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda