Waspadai Aksi Teror Berulang

AKSI teror terus terjadi di Indonesia. Itu mengapa terorisme menjadi ancaman serius di masa depan. Mengutip hasil survei Forum Ekonomi Dunia (WEF), penilaian itu hingga berada di angka 37,8%. Ancaman terorisme berada di atas isu penting lainnya, seperti penurunan kohesi sosial dan kerusakan lingkungan yang hanya sebesar 35,6%. Bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (7/12) pun menggenapi maraknya aksi terorisme lewat peledakan bom di Indonesia dalam dua dekade terakhir. Tidak hanya korban tewas, pengeboman juga menimbulkan banyak korban luka-luka. Korban terbanyak terjadi pada aksi bom Bali I pada 2002 yang mengakibatkan 209 orang terluka. Peristiwa tersebut sekaligus menjadi yang terparah dalam catatan pengeboman di Tanah Air selama 20 tahun terakhir. Kemudian, aksi peledakan bom di depan Kedutaan Besar Australia pada 2004 silam tercatat melukai 182 orang. Pun aksi teror yang terjadi di JW Marriot Jakarta pada 2003, bom bunuh diri itu menyebabkan sebanyak 156 orang terluka. Sedangkan Bom Bali II yang terjadi dua tahun setelahnya tercatat telah melukai sebanyak 120 orang. Pada Maret 2021, peledakan bom juga terjadi di depan Katedral Hati Yesus Mahakudus, Makassar. Insiden bom bunuh diri tersebut melukai sedikitnya 20 orang. Provinsi Lampung menjadi tempat yang turut tercoreng akibat ulah para pelaku teror tersebut. Di setiap jelang akhir tahun, Lampung melulu disebut-sebut sekaligus menjadi tempat operasi penangkapan para perusak sendi-sendi kehidupan bernegara tersebut. Jelang perayaan Natal 2020, misalnya, sebanyak 23 pelaku teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) diangkut dari Lampung menuju Jakarta. Kemudian pada periode yang sama pada 2021, sebanyak 17 terduga teroris juga dibekuk di Bumi Ruwa Jurai. Begitu juga pada Jumat (11/11) lalu, Polda Lampung kembali meringkus tiga teroris yang dicurigai bakal beraksi di akhir tahun. Tidak cuma itu, penangkapan juga dibarengi dengan penyitaan senjata api rakitan laras panjang hingga 825 amunisi siap pakai. Lebih aneh lagi, para pelaku atau pengantin bom bunuh diri itu adalah para residivis dalam kasus yang sama. Pada peristiwa peledakan di Mapolsek Astana Anyar kemarin, misalnya, pelaku yang tewas di tempat bernama Agus Sujatno alias Abu Muslim tersebut tidak lain merupakan mantan narapidana terorisme. Bahkan, Sujatno tergolong sebagai tahanan berbahaya di LP supermaksimum untuk narapidana kategori high risk di Nusakambangan. Dia baru dibebaskan pada 14 Maret 2021 setelah menjalani kurungan selama empat tahun. Sejumlah pengamat menyebut aksi teror di Polsek Astana Anyar merupakan pola berulang. Pelaku diduga lone wolf atau pelaku tunggal meski terpapar radikalisme atau terafiliasi dengan jaringan sebelumnya, yakni Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Di sisi lain, kejadian berulang itu menunjukkan betapa lemahnya pengawasan, pencegahan, dan penindakan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Densus 88 Antiteror Mabes Polri hingga terkesan melulu kecolongan. Identitas pelaku yang kerap diketahui sebagai residivis pun kian menguatkan kesimpulan bahwa program deradikalisasi dengan anggaran triliunan rupiah tidak lebih dari sekadar acara buang-buang uang negara belaka. Pasalnya, DPR telah menyepakati pagu anggaran untuk Densus 88 Antiteror Mabes Polri pada 2022 saja lebih dari Rp1,5 triliun. Sedangkan BNPT dianggarkan sebesar Rp431 miliar. BNPT dan Polri mestinya malu menghadapi kejadian teror yang terus berulang. Mereka sudah waktunya mewawas diri demi bisa menjamin keamanan bagi masyarakat yang lebih baik lagi. Selain itu, masyarakat juga diharap tidak gampang panik dan terprovokasi. Sebab, target dari aksi terorisme adalah menebar ketakutan dan kepanikan agar kondisi negara makin tidak kondusif dan berantakan. Kewaspadaan masyarakat dan jaminan keamanan dari pihak berwajib perlu kian ditingkatkan. Terutama jelang perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) yang biasanya memang dijadikan momentum bagi para pengabdi jihad salah kaprah itu. (*)

Waspadai Aksi Teror Berulang

Aksi teror terus terjadi di Indonesia.

Simpati Lloris untuk Kane

LDS Nilai KUHP Ancam Kebebasan Demokrasi

ricky marly

LDS Nilai KUHP Ancam Kebebasan Demokrasi

Tingkatkan Sumber Daya PPNS dalam Penegakan Peraturan

Uji Publik Rancangan Dapil

P3UW Lampung Tanam 5.000 Bibit Mangrove

Tim Petakan Area Terdampak Gempa untuk Rehabilitasi Cianjur

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 26 Juni 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 28 Juni 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 30 Juni 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda