• LAMPOST.CO
  • METROTV LAMPUNG
  • DESAKU
  • SUMA.ID
Kamis, September 11, 2025
Berlangganan
Konfirmasi
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Berlangganan
  • E-Paper
  • Indeks
  • Log in
Beranda Kolom

Wibawa Maritim        

Sri Agustina Editor Sri Agustina
30 April 2021
di dalam Kolom, Refleksi, Weekend
A A
Kapal Selam Nanggala 402. (DOK.MEDCOM)

Kapal Selam Nanggala 402. (DOK.MEDCOM)

Share on FacebookShare on Twitter
Iskandar Zulkarnain Wartawan Lampung Post

EMPAT hari saya diinapkan di barak Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) di Cipulir, Jakarta, pada pertengahan Juni 1994. Di asrama perwira itulah, puluhan jurnalis dari berbagai media di daerah dan nasional mendapatkan pencerahan bagaimana TNI AL menjaga kedaulatan negara.

Pencerahan dibungkus dalam acara pembekalan bagi insan pers tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) itu, diapresiasi Kepala Staf TNI AL Laksamana Tanto Kuswanto. “Laut yang luas dijaga oleh personel terbatas. Ini membutuhkan peranan pers untuk ikut menjaga keutuhan maritim,” kata Tanto dalam rehat acara di Cipulir, 27 tahun yang silam.

Saya adalah satu-satunya wartawan dari PWI Sumatera Selatan dikirim ke Seskoal untuk menerima kuliah singkat tentang kekuatan maritim. Banyak yang didapatkan selama belajar di situ. Seperti kasus penyelundupan, kapal asing yang mencuri ikan, pelanggaran di perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE). Pembekalan itu ditutup dengan joy sailing di Kepulauan Seribu.

BACA JUGA

Guru PJOK Punya Peran untuk Membantu Pencegahan Penyakit

Ini Inovasi HiLo Demi Gaungkan Semangat #NabungOtot

Dari Jari-Jari Kecil ke Dunia Teknologi

Mengurai Benang Kusut Banjir di Bandar Lampung

Ketika di Cipulir menikmati kopi sore, Tanto didampingi Panglima Armada Barat (Pangarmabar) TNI AL, Arief  Koeshariadi mengungkapkan bahwa peralatan kapal perang yang dimiliki RI sangat terbatas. Sementara laut begitu luas yang diapit dua samudra. Maka diperlukan kekuatan purna.

Caranya? Sering menggelar latihan tempur serta menambah kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) di laut. Di balik obrolan santai itu, Tanto berucap ada beberapa media yang akan diberedel–dicabut izin terbitnya karena pemberitaan tendesius soal pembelian kapal perang dari Jerman. Laksamana itu tidak menyebutkan nama-nama media yang dilarang terbit.

Sebelumnya, ketika meresmikan pembangunan Pangkalan Utama Angkatan Laut di Teluk Ratai, Lampung, Presiden Soeharto marah besar atas kritikan media yang memberitakan pembelian 39 kapal perang bekas dari Jerman Timur. Belakangan media yang sangat tajam memberitakan kapal perang itu adalah Majalah Tempo, Tabloid DeTik, dan Majalah Editor.

Majalah Tempo yang terbit pada 7 Juni 1994 mengkritik pembelian 39 kapal perang bekas dari Jerman Timur dari 12,7 juta dolar AS menjadi  1,1 miliar dolar AS. Edisi sebelumnya, Tempo mengungkapkan pembengkakan harga kapal bekas 62 kali lipat. Banyak menteri yang disindir dalam berita itu.

Pemberedelan itu pun datang juga. Media mengobral isu mark-up harga kapal antara pendapat Menteri Riset dan Teknologi BJ Habibie dan Menteri Keuangan Marie Muhammad. Mereka dituding melakukan andil mark-up biaya pembelian kapal. Menteri Penerangan (Menpen) Harmoko atas perintah Soeharto mencabut surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP) ketiga media tersebut. Mereka dinilai telah mengganggu stabilitas nasional.

Alutsista harus diselamatkan. Karena sudah berurusan untuk pertahanan, wibawa serta menyangkut harga diri sebuah bangsa. Kepentingan negara di atas segala-galanya! Jika terus dipersoalkan pembelian alutsista menjadi bola liar. Negara tidak akan berwibawa. Indonesia tidak memiliki kapal perang secanggih negara barat lainnya!

Sangat penting memang! Kapal selam perang seperti KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan utara Pulau Bali, beberapa pekan lalu, memiliki kelebihan untuk menjaga kedaulatan negara. Kapal itu pernah menjalankan misi intelijen di Timor Timur pada Agustus—Oktober tahun 1999.

KRI Nanggala yang tenggelam bersama 53 putra terbaik bangsa  itu juga–pernah beroperasi di perbatasan Filipina melacak jaringan penyelundupan senjata dalam konflik di Ambon dan Poso (1998—2000). Andaikan negeri ini tidak memiliki kapal selam, orang sesuka hati mengacak Indonesia.

***

Seperti dikutip detik.com, Laksamana Muda (Purn) Frans Wuwung yang pernah mengomandani KRI Nanggala mengungkapkan, kehadiran Nanggala 402 bersama KRI Cakra 401 di kawasan perairan Timor Timur membuat Australia mengurungkan niatnya memerangi Indonesia. Ternyata negara tetangga berhenti bermanuver.

Andai negeri ini tidak memiliki kekuatan alat di laut, mungkin sudah berapa banyak pulau dan kawasan perairan dicaplok negara asing. Pulau Sipadan dan Ligitan adalah contoh nyata. Pasukan Jalesveva Jayamahe (Justru di Laut Kita Jaya) berkumandang menjaga keutuhan laut Indonesia.

Kapal selam KRI Nanggala 402 yang dibeli dari Jerman sudah membuktikan pengabdiannya untuk ibu pertiwi ini. Kapal perang yang dipesan Indonesia dari Jerman pada 2 April 1977 itu, karam di laut utara Bali, Sabtu, 24 April 2021. Ada 53 awaknya gugur di dalamnya.

Sebagai penghormatan, negara pun menganugerahkan tanda kehormatan berupa Bintang Jalasena kepada 53 prajurit , serta kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi. Negara juga menjamin pendidikan seluruh putra-putri prajurit hingga jenjang sarjana (S1). Mereka adalah patriot terbaik penjaga kedaulatan negara. Brevet Hiu Kencana tersemat di dada prajurit TNI AL.

Brevet Hiu Kencana merupakan lambang kehormatan bagi Satuan Kapal Selam TNI AL. Dikutip dari Tradisi TNI Angkatan Laut yang diakses dari situs TNI, penyematan Brevet Hiu Kencana bermula dari kegiatan rutin pengangkatan warga kehormatan kapal selam sejak tahun 1959.

Tradisi pengangkatan warga kehormatan kapal selam ini eksis ketika usia TNI AL baru dua bulan. Untuk pertama kalinya, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI AH Nasution dikukuhkan sebagai warga kehormatan kapal selam. Presiden Soeharto pun pernah menerima brevet bergengsi itu.

Lambang brevet berupa kapal selam yang berada di antara dua ekor hiu saling berhadapan. Maknanya sangat mendalam, yakni ketekadan prajurit untuk mempertahankan kapal selam di lautan. Satu di antara prajurit yang dianugerahi brevet Hiu Kencana adalah Letnan Kolonel Laut Heri Oktavian.

Dia adalah komandan KRI Nanggala yang gugur bersama 52 anak buahnya. Anak bungsu dari empat saudara itu adalah buah dari cinta kasih sayang pasangan Murhaleni dan Komisaris Polisi Imron. Ayahnya lebih dahulu dipanggil Allah, adalah anggota Brimobda Lampung. Rumah kecil Heri berada di kawasan Jalan Diponegoro, RT 23 RW 04, Imopuro, Metro Pusat.

Heri kecil menamatkan sekolah dasar (SD) Teladan Kota Metro, Lampung. Dia meneruskan SMP dan SMA di Yogyakarta. Sedangkan ayah dan ibunya tetap bermukim di Metro. Usai menamatkan SMA, Heri sebagai anak polisi melanjutkan cita-citanya masuk Akademi Militer Angkatan Laut.

Banyak pengalaman ditorehkan Heri. Putra terbaik dari Bumi Lada ini—sebelum mengakhiri hidupnya, pernah menjabat komandan Sekolah Awak Kapal Selam atau dansekasel di Pusat Pendidikan Khusus sejak November 2019. Selain sekolah di Jerman, Heri juga memperdalam ilmu survival di Universitas Nanyang Australia.

Kapal selam dijuluki monster bawah laut itu mengakhiri masa berlayarnya. Salat gaib dan doa bercucuran untuk prajurit tanpa mengenal lelah. Kapal perang Heri Oktavian itu sudah mengawal kedaulatan negara 40-an tahun. Kini Nanggala 402 beristirahat selamanya. Ia bersemayam di dasar laut menjaga ibu pertiwi. Keperkasaanmu abadi mengawal negara maritim ini.  ***

Tags: RefleksiWibawa Maritim
berbagiTweetMengirim
Posting Sebelumnya

E-Paper Lampung Post, Edisi Jumat, 30 April 2021

Posting berikutnya

Manchester United Bantai AS Roma 6-2

Sri Agustina

Sri Agustina

Posting berikutnya
Logo Liga Europa (UEFA)

Manchester United Bantai AS Roma 6-2

Pramoedya Ananta Toer. (dok. Wikipedia)

Keseimbangan Hidup

Pantai Dewi Mandapa banyak spot untuk foto dan keindahan hutan bakau. (DOK. APRIESTI L)

Ini Tempat Liburan yang Wajib Dikunjungi

Rimar Callista Juara Indonesian Idol 2021. (DOK)

Impian Rimar Callista Juara Idol 2021 Terwujud

Film Mortal Kombat. (DOK)

Mortal Kombat Kuasai Box Office Domestik

BERITA TERBARU

  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 11 September 2025 11 September 2025
  • Ditahan Imbang Lebanon, Kluivert Soroti Pertahanan Lawan 10 September 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 10 September 2025 10 September 2025
  • Erick Minta Garuda Muda Habis-habisan 9 September 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 09 September 2025 9 September 2025

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

  • kantor DPRD lampung Utara

    Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 09 September 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 08 September 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 10 September 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
Facebook Twitter Youtube RSS Instagram

Tentang Kami

 

LampungpostID adalah laman berita resmi Harian Umum Lampung Post. Laman ini berada dalam naungan PT Masa Kini Mandiri, penerbit Koran Lampung Post yang menyajikan informasi berkualitas untuk melengkapi kehadiran koran edisi cetak di masyarakat.

Alamat Kami

PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno – Hatta No. 108, Hajimena, Lampung Selatan

Phone : (0721) 783-693
Fax : (0721) 783-578
Email : redaksi@lampungpost.co.id

Redaksi
Tentang Kami

Iklan & Sirkulasi

Sri Agustina : 0895-3463-91035
Ja’far Shodiq : 0812-1811-4344
Dat S Ginting 0822-6991-0113
Setiaji B. Pamungkas : 0813-6630-4630

LampungpostID © 2022

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS

LampungpostID © 2022

Open chat
1
Anda butuh bantuan ?
Admin Lampungpost.id
Halo, ada yang bisa kami bantu ?