Korban Pelecehan Alami Trauma

Lembaga Advokasi Perempuan Damar menduga ada tiga hingga empat mahasiswa yang menjadi korban pelecehan seksual, tapi mereka belum berani menyuarakan haknya. TRIYADI ISWORO MAHASISWI Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung yang menjadi korban pelecehan masih mengalami trauma. Dukungan keluarga dan rekannya membuat korban berani untuk memperjuangkan hak-haknya. Advokat dan konselor Lembaga Advokasi Perempuan Damar, Meda Fatmawati mengatakan mahasisiwi korban pelecehan seksual, EP masih mengalami trauma. Namun, saat ini kondisi psikologisnya sudah membaik dari sebelumnya. Menurutnya, Damar terus mendampingi korban dan keluarganya. Awalnya, korban tidak bisa cerita apa-apa. Namun setelah mendapat dukungan keluarga dan berbagai pihak, kondisi psikologis EP secara perlahan mulai membaik. "Korban saat ini baik-baik saja. Dia memang tidak di Bandar Lampung. Damar sudah beri konseling. Menurut keluarga, pascakonseling yang kami berikan, korban sudah lebih kuat dan tumbuh percaya diri untuk memperjuangkan hak-haknya," kata Mada kepada Lampung Post , Selasa (15/1). Ia menambahkan korban pelecehan seksual di UIN tidak hanya EP. Pihaknya menduga ada tiga sampai empat korban, tapi mereka belum berani memberikan kesaksian. Terduga pelecehan adalah dosen yang sama di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama. Proses hukum dugaan pelecehan, kata dia, masih berjalan di Polda Lampung. Sampai saat ini sudah ada lima saksi yang diperiksa dan pada 10 Januari lalu Polda Lampung sudah melakukan olah tempat kejadian perkara. Rektor UIN Raden Intan Provinsi Lampung, Prof Moh Mukhri mengatakan pihaknya sudah memanggil oknum dosen dan korban untuk dimintai keterangan. UIN menghormati proses hukum yang sedang berjalan di kepolisian. "Prosedur hukum berjalan. Silakan hasilnya seperti apa nantinya, kami tidak akan intervensi. Kalau ada yang salah, katakan salah dan kalau tidak bersalah, katakan tidak bersalah," katanya. Menurutnya, jika ASN melanggar etika, pihak yang berwenang memberikan sanksi ada di Kementerian Agama. Namun, pihaknya masih menunggu proses hukum yang berjalan di Polda Lampung. Banyak tokoh dan ahli agama di kampusnya sehingga tidak bisa sembarangan menuduh sesorang salah. Ketua PW Nahdlatul Ulama Lampung itu menambahkan kasus ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak agar berhati-hati dalam bertingkah laku. Oknum dosen yang dituduh melakukan pelecehan pernah jatuh dari plafon. "Orangnya jugakan enggak ada tampang (pelecehan). Kami juga enggak pernah nyangka ," katanya. SH diduga telah melakukan tindak asusila kepada mahasiswi Jurusan Sosiologi Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama berinisial EP saat mengumpulkan tugas di ruangan SH pada Jumat (21/12/2018), sekitar pukul 13.30. Korban pun telah melaporkan kasus tersebut kepada Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Lampung. (K1) triyadi@lampungpost.co.id

Korban Pelecehan Alami Trauma

Polisi Bekuk Pelaku Utama Pengeroyokan

Pengedar Pil Ekstasi Divonis 16 Tahun Penjara

Fadli Ramdan

Pengedar Pil Ekstasi Divonis 16 Tahun Penjara

Berharap Ada Jalur Penyeberangan di Underpass

Imer Klarifikasi Dugaan Gratifikasi

Bandar Lampung Kota Metropolitan

Sai Chanel : Lima Musisi Indonesia ini Punya Gebrakan Baru di 2019

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 30 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 02 Oktober 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 29 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 01 Oktober 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi