Polda Ungkap Komplotan Pencuri Monitor Ekskavator

ASRUL SEPTIAN MALIK SUBDIT III Jatanras Ditreskrimum Polda Lampung mengungkap kasus pencurian monitor alat berat (ekskavator). Tiga pelaku berhasil ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Para tersangka, yakni Hadiyanto (22), Ryan Armando (26), keduanya warga Merakbatin, Natar, Lampung Selatan. Seorang pelaku lainnya, yakni Yogi Chandra (22), warga Gununglabuhan, Way Kanan. Yogi telah lebih dahulu ditangkap petugas Polres Way Kanan. Dirreskrimum Polda Lampung Kombes Bobby Marpaung melalui Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Lampung AKBP Ruli Andi Yunianto mengatakan para pelaku ditangkap di kediaman Ryan. Saat digerebek, para pelaku mencoba kabur. Polisi lantas mengeluarkan tembakan peringatan dan para pelaku yang tunggang langgang akhirnya menyerahkan diri karena ketakutan. "Bahkan, ada yang sembunyi di plafon rumah," kata Ruli, Minggu (16/9). Dari para tersangka disita satu unit sepeda motor merek Yamaha Vega R warna merah hitam B-6858-NVB. Sebuah monitor Enzin merek CAT. Enam buah kunci pas, dua set kunci L untuk membongkar monitor ekskavator, sebuah gunting, tiga unit ponsel, satu kunci busi, dua obeng, dan tiga tas. Serta satu bong dan struk paket pengiriman dari JNE. Ruli menjelaskan hasil pemeriksaan para tersangka, selama kurun waktu 2017—2018, ketiganya beraksi di 15 TKP, masing-masing di Way Kanan empat kali, di Natar delapan kali, di Bandar Lampung dua kali, dan sekali di Pesawaran. "Di Way Kanan itu daerah Banjit sama Baradatu, di Natar, di Sukarame Bandar Lampung, sama di Tegineneng, Pesawaran, rata-rata tempat penyimpanan alat berat, dan lagi ada pengerjaan proyek. Kami masih cari TKP lainnya, kemungkinan lebih dari 15 yang sudah terdata," kata alumnus Akabri 1998 itu. Jadi tersangka Ryan itu yang paham cara bogkar monitornya. Mungkin pernah menjadi operator alat berat, Menurut Ruli, para pelaku beraksi pada malam hari. Mereka lebih dahulu mencari target dan memantau alat berat yang akan disatroni. Setelah menemukan target, para pelaku beraksi dengan cara melepas monitor tersebut obeng, kunci L, gunting, dan alat lainnya. "Jadi tersangka Ryan itu yang paham cara bogkar monitornya. Mungkin pernah menjadi operator alat berat, sehingga bisa melepaskan monitor tanpa merusaknya," kata Ruli. Harga monitor ekskavator itu ternyata cukup tinggi berkisar Rp20 juta—Rp50 juta per unit, bergantung pada merek dan kondisi. Itulah yang membuat para tersangka tergiur mencurinya. Selain harganya mahal, barangnya pun tidak terlalu besar sehingga mudah dibawa. "Bisa sampai Rp200 juta tergantung jenis ekskavator," kata dia. Ruli mengatakan berdasar pada keterangan seorang pelaku, barang hasil curian dijual ke wilayah Jakarta dengan cara memanfaatkan media jual beli online . Ada juga yang dijual manual. "Barang hasil curiannya dipaketin ke Jakarta," kata dia. (K2) asrul@lampungpost.co.id

Polda Ungkap Komplotan Pencuri Monitor Ekskavator

Harga monitor ekskavator itu ternyata cukup tinggi kisaran Rp20 juta--Rp50 juta per unit, tergantung merek dan kondisi.

Pemprov Diminta Respons Cepat PDTH ASN Koruptor

Cakupan Imunisasi Nasional Capai 46,81%

Fadli Ramdan

Cakupan Imunisasi Nasional Capai 46,81%

Lampung Jadi Provinsi Potensial Investasi Terbaik

Wabah Pungli Agraria

Duo Minions

Bimbel Tes CPNS Dipenuhi Peserta

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 09 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 10 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 08 September 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi