UIN Jangan Lindungi Terduga Pelecehan

Kasus pelecehan seksual di kampus UIN Raden Intan tidak hanya terjadi sekali. EKA SETIAWAN IKATAN Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Lampung mengutuk keras dugaan pelecehan seksual terhadap mahasiswi Universitas Islam Negeri Raden Intan. Kampus diminta tidak melindungi oknum dosen yang diduga menjadi pelaku pelecehan. Ketua IKA PMII Lampung, Noverisman Subing mengatakan pihaknya akan mengadvokasi kasus dugaan pelecehan yang kini sudah ditangani Polda. “Ini tidak boleh berhenti begitu saja. Jika dibiarkan, akan jadi kebiasaan. Kita tidak mau ada anak-anak yang menjadi korban selanjutnya,” ujarnya, Jumat (11/1). Anggota DPRD Lampung itu meminta kampus UIN untuk tidak melindungi oknum dosen tersebut. Kampus harus memberi sanksi kepada dosen yang bersangkutan supaya memberi efek jera. Ia juga meminta Polda segera menuntaskan kasus pelecehan seksual di institusi pendidikan itu. Lebih miris lagi hal ini justru terjadi di kampus berbasis agama, Menurutnya, mahasiswi yang menjadi korban pelecehan harus mendapat pendampingan agar tetap nyaman berkuliah. Namun, hingga kini oknum yang melecehkan masih bebas berkeliaran di dalam kampus. Penanggung Jawab Program Kelompok Studi Kader (Klasika) Een Riansah merasa miris dengan adanya kasus pelecehan seksual di lingkungan kampus. "Lebih miris lagi hal ini justru terjadi di kampus berbasis agama," katanya. Ia menjelaskan kasus pelecehan itu bukan pertama. Sebelumnya pernah terjadi tiga kasus pelecehan dalam tiga tahun terakhir. Dosen seharusnya memberi contoh, bukan malah menjadi terduga pelaku pelecehan. Een berharap kasus ini menjadi perhatian aktivis perempuan, lembaga pendidikan, akademisi, lembaga hukum, hingga masyarakat agar tidak terulang. Sementara itu, Ketua Kopri PMII Lampung Utara, Mora Arita meminta UIN dan aparat penegak hukum dapat menegakkan keadilan dalam kasus pelecehan seksual. Peristiwa ini menimbulkan traumatik berlebihan kepada korban. "Ini harus ditindaklanjuti prosesnya, baik dari pihak penegak hukum maupun institusi UIN," kata dia. Mora menilai dugaan pelecehan tidak hanya dialami satu korban. Pihaknya menduga ada mahasiswi lain yang menjadi korban, tapi belum berani bersuara. Lembaganya mendorong agar ada sanksi hukum yang tegas kepada terduga pelaku sehingga memberi efek jera. "Kami sangat berempati kepada korban. Korban harus mendapat perlindungan. Jangan sampai ada diskriminasi gender, tidak hanya institusi pendidikan," kata Mora. (FIT/K1) eka@lampungpost.co.id

UIN Jangan Lindungi Terduga Pelecehan

Spurs Menguji Setan Merah

Cepat Siuman

Fadli Ramdan

Cepat Siuman

Kuota Batu Bara 2019 Dipatok 25 Persen

McDonald's Adakan Kompetisi #RayakanHarapan2.0

Chandra Sediakan Perlengkapan Imlek Harga Ekonomis

Home Appliance Layani Pengeceran Elektronik

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 09 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 10 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 08 September 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi